== Garis waktu ==
=== Tahap pertama ===
Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan [[Soeharto]], bersama dengan keluhan lain mendorong tokoh masyarakat Aceh [[Hasan di Tiro]] untuk membentuk [[Gerakan Aceh Merdeka]] (GAM) pada tanggal [[4 Desember]] [[1976]] dan mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Ancaman utama yang dianggap melatarbelakangi adalah terhadap praktik agama Islam konservatif masyarakat Aceh, budaya pemerintah Indonesia yang dianggap "neo-kolonial", dan meningkatnya jumlah migran dari pulau [[Jawa]] ke provinsi Aceh. Distribusi pendapatan yang tidak adil dari sumber daya alam substansial Aceh juga menjadi bahan perdebatan. Serangan pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan terhadap [[Mobil Oil]] Indonesia yang merupakan pemegang saham PT [[Arun NGL]], perusahaan yang mengoperasikan [[ladang gas Arun]].
Pada tahap ini, jumlah pasukan yang dimobilisasi oleh GAM yang sangat terbatas. Meskipun telah ada ketidakpuasan cukup besar di Aceh dan simpati yang mungkin pada tujuan GAM, hal ini tidak mengundang partisipasi aktif massa.<ref name=Schulz_p14>{{cite book|title=Ibid|page=14}}</ref> Dalam pengakuan Hasan di Tiro sendiri, hanya 70 orang yang bergabung dengannya dan mereka kebanyakan berasal dari kabupaten [[Pidie]], terutama dari desa di Tiro sendiri, yang bergabung karena loyalitas pribadi kepada keluarga di Tiro, sementara yang lain karena kekecewaan terhadap pemerintah pusat.<ref name=Schulz_p14>{{cite book|title=ibid}}</ref>
Banyak pemimpin GAM adalah pemuda dan profesional berpendidikan tinggi yang merupakan anggota kelas ekonomi atas dan menengah masyarakat Aceh.<ref>{{cite book|last=di Tiro|first=Hasan M.|title=The Price of Freedom The Unfinished Diary|year=1984|publisher=Information Department, National Liberation Front Acheh Sumatara|location=Norsborg, Sweden|pages=108}}</ref> Kabinet pertama GAM, yang dibentuk oleh di Tiro di Aceh antara tahun 1976 dan 1979, terdiri dari tokoh [[Darul Islam|pemberontakan Darul Islam]] berikut ini:<ref>{{cite book|last=Schulz|title=Op Cit|page=10}}</ref>
* Teungku [[Hasan di Tiro]]:''Wali Negara'', Menteri Pertahanan, dan Panglima Agung
* [[Malik Mahmud]]: Menteri Luar Negeri
Para prajurit kelas menengah dan serdadu yang bergabung dalam GAM sendiri telah berjuang pada tahun 1953-1959 dalam [[Darul Islam|pemberontakan Darul Islam]].<ref name="Schulz_p14">{{cite book|title=ibidIbid|page=14}}</ref> Banyak dari mereka adalah laki-laki tua yang tetap setia kepada mantan gubernur militer Aceh dan pemimpin pemberontakan Darul Islam di Aceh, [[Daud Beureueh]].<ref name=Aspinall_Islam_63>{{cite book|last=Aspinall|first=Edward|title=Islam and Nation: Separatist Rebellion in Aceh, Indonesia|year=2009|publisher=National University of Singapore Press|location=Singapore|isbn=978-9971-69-485-2|pages=63}}</ref> Orang yang paling menonjol dari kelompok ini adalah Teungku [[Ilyas Leube]], seorang ulama terkenal yang pernah menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam.<ref name=Aspinall_Islam_63>{{cite book|title=ibid}}</ref> Beberapa orang anggota Darul Islam juga kemungkinan terkait dengan di Tiro melalui keluarga atau ikatan regional, namun kesetiaan mereka terutama adalah untuk Beureueh.<ref name=Aspinall_Islam_64>{{cite book|title=ibid|page=64}}</ref> Orang-orang inilah yang menyediakan pengetahuan militer, pertempuran, pengetahuan lokal dan keterampilan logistik yang tidak memiliki pemimpin muda GAM yang berpendidikan.<ref name=Aspinall_Islam_64>{{cite book|title=ibid}}</ref>
Pada akhir tahun 1979, tindakan penekanan yang dilakukan militer Indonesia telah menghancurkan GAM, pemimpin-pemimpin GAM berakhir di [[pengasingan]], di[[penjara]], atau dibunuh; pengikutnya tercerai berai, melarikan diri dan bersembunyi.<ref name=Schulz_p4>{{cite book|last=Schulz|title=Op Cit|page=4}}</ref> Para pemimpinnya seperti Di Tiro, Zaini Abdullah (menteri kesehatan GAM), Malik Mahmud (menteri luar negeri GAM), dan Dr Husaini M. Hasan (menteri pendidikan GAM) telah melarikan diri ke luar negeri dan kabinet GAM yang asli berhenti berfungsi.<ref>{{cite book|title=ibid|page=11}}</ref>
|