Masjid Agung Baiturrahim Singkil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrydey (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[File:Baiturrahim1.gif|thumb|Baiturrahim Singkil]]
 
Masjid Baiturrahim berada di Pusat Kota [[Singkil]], Ibukota Kabupaten [[Aceh Singkil]], merupakan Masjid pertama dan tertua. Sebelumnya masjid ini bernama Masjid Jamik Baiturrahim yang dibangun di Singkil lama pada tahun 1256 H/1836 M, lalu dipindahkan ke Singkil Baru pada tahun 1909. Di masa Kolonial Belanda, masjid ini sempat direnovasi, lalu pada tahun 1953 diperluas. Semula masjid ini berukuran 17 x 17 m dengan satu kubah, setelah mengalami perluasan ukurannya menjadi 20 x 30 m dan ditambah satu kubah kecil di sebelah timur.
 
Baris 5 ⟶ 6:
Desain bangunan baru Masjid berukuran 37 x 37 m dengan 4 menara tinggi, 4 menara kecil dan satu kubah besar serta 4 Qubah kecil. Kubah besar dan atap serta ornamennya diupayakan mirip dengan masjid yang dibangun tahun 1909.
 
'''== Periode Singkil Lama/Lost City (1512-1883)''' ==
 
Seorang ilmuwan berkebangsaan Portugis mencatat tentang kerajaan Chinguelle/Quinchell/Singkil yang berbatas di sebelah barat dengan kerajaan Mancopa/Daya/Meulaboh sedangkan sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Barus. Kerajaan ini merupakan penghasil kampher (kapur), damar, sutera, lada, dan emas yang diangkut dengan lencara (perahu) sebagai alat transportasi di sepanjang aliran sungai dan laut. Kala itu Raja Singkil masih menganut agama pelbegu (animisme).
Baris 17 ⟶ 18:
Peristiwa ini terjadi berbarengan dengan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda yang memporak porandakan segalanya. Dari itu kita hanya bisa berasumsi bahwa raja di Kerajaan Singkil telah mengadopsi sistem pemerintahan Islam sesuai perkembangan kala itu. Tentunya kenyataan ini meniscayakan dibangunnya sebuah masjid induk sebagai tempat beribadah dan kegiatan kemasyarakatan lainnya, baik yang bersifat keagamaan maupun agenda kerajaan.
 
'''== Periode Singkil Baru (New Singkil, tahun 1883-sekarang)''' ==
 
Orang Singkil tidak patah arang menghadapi bencana, maka atas titah raja, secara berangsur-angsur penduduk Singkil hijrah ke daerah baru (Singkil sekarang/Pondok Barö). Di tempat yang baru ini mereka memulai kehidupan dengan moto: “Selagi esok matahari masih terbit kehidupan akan terus berlangsung”. Di pusat Kota Singkil ini (Singkil Baru), juga dibangun sebuah masjid dengan nama yang lama, Masjid Jamik Baiturrahim.
Baris 46 ⟶ 47:
* Amiruddin. S
 
== Sumber ==
Sumber : Buku* Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2009
 
[[Kategori:Masjid di Aceh]]