9 Teori Dampak Media: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 14:
Teori pembelajaran sosial adalah teori yang memprediksi perilaku dengan melihat cara lain yang dilakukan individu dalam memproses informasi. Teori ini menjelaskan bahwa contoh dari personal tertentu atau media massa dapat menjadi penting dalam usaha memperoleh perilaku yang baru. Individu melakukan proses [[imitasi]] atas apa yang mereka lihat dari media. Teori ini sendiri menekankan pengaruh Televisi secara khusus dalam proses imitasi tersebut. Sebagai contoh, ketika suatu acara ditelevisi menampilkan seorang preman yang akhirnya ditangkap polisi, karena melakukan tindakan kriminal, masyarakat yang menontonnya akan berusaha untuk tidak meniru apa yang telah dilakukan oleh preman tersebut. Secara umum, semakin dekat apa yang kita saksikan dilayar televisi dengan karakter diri yang kita percayai, maka semakin dekat pula, kita dengan proses imitasi tersebut. <ref>http://komunikasi-indonesia.org/2010/12/teori-pembelajaran-sosial/. Ditulis dengan sumber: Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette T.Heiman, Elizabeth L.Toth.2010. ''Public Relations Profesi dan Praktik'',Hal. 58-59. Salemba Humanika. Diakses pada 8 April 2012</ref>
== Teori Kultivasi ==
Teori kultivasi (''Cultivation Theory'') pertama kali dikenalkan oleh [[Profesor George Gerbner]] ketika ia menjadi dekan [[Annenberg School of Communication]] di [[Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS)]]. Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah ''“Living with Television: The Violence profile”'', Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi.Teori ini mendeksripsikan bahwa media menghasilkan sebuah dampak dimana ada sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata (kehidupannya sehari-hari) berjalan sesuai dengan dunia yang digambarkan oleh media. Ataupun sebaliknya, menganggap bahwa dunia dalam media itu adalah "realita". Sebagai contoh, anak-anak yang secara konsisten menyaksikan liputan mengenai penculikan anak, akan menganggap bahwa dimana pun Ia berada penculikan tersebut bisa terjadi, sehingga memiliki rasa ketakutan yang berlebihan, dibandingkan anak-anak yang tidak menonton liputan tersebut.<ref>http://nurudin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_91.pdf. Diakses pada 8 April 2012</ref>▼
▲== Teori kultivasi (''Cultivation Theory'') pertama kali dikenalkan oleh [[Profesor George Gerbner]] ketika ia menjadi dekan [[Annenberg School of Communication]] di [[Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS)]]. Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah ''“Living with Television: The Violence profile”'', Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi.Teori ini mendeksripsikan bahwa media menghasilkan sebuah dampak dimana ada sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata (kehidupannya sehari-hari) berjalan sesuai dengan dunia yang digambarkan oleh media. Ataupun sebaliknya, menganggap bahwa dunia dalam media itu adalah "realita". Sebagai contoh, anak-anak yang secara konsisten menyaksikan liputan mengenai penculikan anak, akan menganggap bahwa dimana pun Ia berada penculikan tersebut bisa terjadi, sehingga memiliki rasa ketakutan yang berlebihan, dibandingkan anak-anak yang tidak menonton liputan tersebut.<ref>http://nurudin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_91.pdf. Diakses pada 8 April 2012</ref> ==
== Teori ''Priming'' ==
Priming adalah proses di mana media massa berfokus pada sebagian isu dan tidak pada isu lainnya dan dengan demikian mengubah juga standar evaluasi yang digunakan khalayak untuk menilai realitas sosial yang dihadapinya ([[Severin]], 2005: 271). Selain itu teori ini juga menjelaskan bahwa media mendorong terbentuknya pikiran yang terhubung dengan apa yang ditampilkan dimedia itu sendiri. Sebaga contoh, adanya kecenderungan untuk meniru adengan-adegan kekerasan yang ditampilkan dimedia pada orang lain di dunia nyata. <ref>http://ekawenats.blogspot.com/2006/12/priming-framing-agenda-setting.html. Ditulis oleh, AG. Eka Wenats Wuryanta, Dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Paramadina, Jakarta,Indonesia. Diakses pada 8 April 2012</ref>
|