Genius: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.44.157 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[Berkas:Leonardo self.jpg|thumb|[[Leonardo da Vinci]] yang dikenal karena kejeniusannya dan seorang [[polymath]].]]
'''Genius''' adalah istilah untuk menyebut seseorang dengan kapasitas [[kecerdasan]] di atas rata-rata di bidang [[intelektual]], terutama yang ditunjukkan dalam hasil kerja yang [[kreativitas|kreatif]] dan orisinal. Seorang yang genius selalu menunjukkan individualitas dan [[imajinasi]] yang kuat, tidak hanya [[cerdas]], tapi juga unik dan inovatif. Kata ini juga digunakan untuk orang yang memiliki kepandaian dalam banyak bidang, seperti [[Goethe]] atau [[Da Vinci]].<ref>Cox, Catharine, M. (1926)
Seseorang dapat menyandang predikat genius apabila memiliki IQ (''intellegence quotient'') di atas 140. Walaupun istilah genius kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan kepemilikan bakat istimewa dalam bidang apapun, tapi istilah ini sering diterapkan dengan salah. Seharusnya secara khusus, genius merujuk kepada seseorang dengan kemampuan alami yang istimewa dalam bidang tertentu seperti [[seni]], [[literatur]], [[musik]], atau [[matematika]].
== Ciri-ciri ==
Baris 9:
* Bisa belajar dengan cepat.
* Memiliki perbendaharan kata yang luas.
* Mempunyai kemampuan mengingat yang
* Bisa berkonsentrasi lama pada hal-hal yang menarik bagi dirinya.
* Sensitif perasaannya dan mudah merasa tersinggung.
Baris 21:
* Lebih suka bergaul dengan yang lebih tua atau lebih dewasa.
* Mempunyai banyak minat di beberapa hal.
* Lucu dan
* Suka membaca.
* Perhatian terhadap rasa keadilan.
Baris 31:
* Mempunyai kecakapan dalam hitung-menghitung.
* Bagus dalam permainan ''jigsaw puzzles'' atau yang semisalnya.
== Genius dan gila ==
Banyak tokoh genius dunia yang ternyata memiliki gangguan kejiwaan. Hal ini membuat banyak orang menduga bahwa genius dan gila berbeda tipis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa genius dan sakit mental memang benar-benar terkait dan ilmuwan menemukan alasannya.
Pemikiran bahwa ada hubungan antara genius dan kegilaan telah mempesona banyak orang sejak lama. Pemikiran itu muncul karena orang melihat banyak tokoh-tokoh genius yang ternyata memiliki gangguan kejiwaan. Contohnya [[Isaac Newton]], [[Ludwig van Beethoven]], [[Edgar Allan Poe]], [[Vincent van Gogh]], dan [[John Nash]] adalah orang-orang genius yang mengalami gangguan kejiwaan hingga [[skizofrenia]].
Kay Redfield Jamison, seorang psikolog klinis dan profesor dari [[Universitas Johns Hopkins]] mengatakan bahwa ditemukan dari 20 atau 30 studi ilmiah yang mendukung pandangan tentang istilah bahwa orang genius itu tersiksa. Dari banyak jenis [[psikosis]], kreativitas paling sangat terkait dengan [[gangguan bipolar]]. Sebagai contoh, sebuah penelitian menguji kecerdasan 700.000 orang [[Swedia]] usia 16 tahun dan kemudian menindaklanjuti selama 10 tahun untuk dipelajari kemungkinan mengembangkan penyakit mental. Hasilnya cukup mengejutkan dan telah diterbitkan pada tahun 2010.
"Mereka menemukan bahwa orang yang unggul saat mereka berusia 16 tahun empat kali lebih besar mengidap gangguan bipolar," ungkap Jamison.<ref>Livescience, 5 Juni 2012</ref> Gangguan bipolar memerlukan perubahan suasana hati yang dramatis antara kebahagiaan ekstrem ([[mania]]) dan [[depresi]] berat. Orang-orang dengan gangguan bipolar cenderung menjadi kreatif ketika mereka keluar dari depresi berat. Ketika suasana hati seorang pasien bipolar membaik, kegiatan otaknya pun bergeser. Aktivitas yang mati di bagian bawah otak yang disebut lobus frontal, kemudian menyala di bagian yang lebih tinggi dari lobus. Orang dengan psikosis tidak menyaring rangsangan sebaik orang normal. Sebaliknya, pasien psikosis bisa mempertimbangkan ide yang kontradiktif secara bersamaan dan menjadi sadar dengan asosiasi bebas yang kebanyakan otak bawah sadar orang tidak mempertimbangkannya layak untuk dikirim ke permukaan kesadaran.
Tidak selamanya energi kreatif muncul selama serangan [[skizofrenia]]. Di atas segalanya, ilmuwan mengatakan bahwa kondisi gangguan jiwa, baik depresi atau skizofrenia dapat melemahkan dan bahkan mengancam nyawa. Di saat orang genius melakukan tindak [[kriminalitas]], mereka cenderung dinilai sebagai [[psikopat]]. Tidak mengherankan jika para psikopat memiliki predikat genius. Kejahatan para genius lebih dahsyat dan mengerikan daripada kejahatan yang dilakukan orang dengan kecerdasan normal, bahkan menjadi berita yang fenomenal. Dalam kasus kriminalitas, kaum yang tergolong genius lebih sering dirujuk ke [[rumah sakit jiwa]] sebelum di [[penjara]]. Mereka tidak jarang didiagnosa normal, kemudian dibatalkan untuk dirawat di rumah sakit jiwa.<ref>Genius dan Gila Sedikit Beda karya Prof. Dr. Relly Komaruzaman</ref>
== Referensi ==
|