Pembicaraan:Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 86:
 
::: Aksara Jawa sudah memiliki aksara rekan tersendiri dan para penggagas mungkin menganggap satu aksara Ka Sasak sudah cukup untuk melengkapi aksara rekan Jawa yang sudah ada, kalau tidak salah aksara Bali tidak memiliki aksara rekan makanya mengadaptasi semua aksara rekan yang ada di aksara sasak. Kalau menurut penggagas unicode aksara Bali, dulunya beliau berencana menggabungkan semua aksara daerah dalam satu blok unicode menjadi ''Aksara Nusantara'' tetapi ditolak oleh unicode karena memang berbeda. Karena waktu itu slot unicode masih cukup akhirnya dipaksakan semua aksara Bali (dan serumpun) untuk dimasukan dalam unicode agar lengkap dan banyak, dan akhirnya disetujui. Sayangnya, ketika pengajuan aksara Jawa slot unicode sudah berkurang cukup banyak dan akhirnya dimampat-mampatkan sampai akhirnya disetujui menjadi 96 slot (aksara Bali dapat 128). Maunya penggagas unicode aksara jawa, aksara jawa minimal harus dapat 256 slot sayangnya ditolak karena slot unicode sudah menipis, dan kita juga harus bersyukur karena Indonesia bisa memasukan beberapa aksara lagi menjadi total '''6+1''' di blok utama unicode dan termasuk terbanyak (dari segi ragamnya) setelah India. Untuk info lengkapnya silakan kunjungi http://ganeshana.org/new/ atau http://ki-demang.com untuk penggagas unicode aksara Jawa dan http://babadbali.com untuk penggagas unicode aksara Bali. [[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 27 Maret 2014 22.49 (UTC)
 
:::: Aksara Bali punya rekan kok, tapi entah kenapa tidak dibahas di artikel aksara Bali Wikipedia. Tanda bacanya bernama ''rerekan'', selaras dengan ''cecak telu'' Jawa. Jadi aksara Pa ditambah ''rerekan'' hasilnya Fa, persis seperti Jawa. Tapi, menurut proposal pengkodean aksara Bali di UCS, penggunaan Fa Sasak lebih disukai dibanding Pa+rerekan oleh pengguna Sasak mungkin karena penggunaan rerekan menimbulkan tumpukan sandhangan yang kurang estetis. Menurut saya, bukankah lebih berguna jika ada Fa da Va sasak terdapat dalam blok aksara Jawa, mengingat banyak kata serapan yang menggunaan bunyi F dan V? Jadi aneh saja jika Q yang sedikit sekali digunakan justru memiliki padanan sementara F dan V tidak. [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 28 Maret 2014 00.56 (UTC)
 
==Bagian Fon==
Kembali ke halaman "Aksara Jawa".