Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{wikify}}
{{unreferenced}}
[[http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/05/apa-itu-tharikat-qadiriyah-wa.html#.U0OwMnYQ90s|Tarekat
Qoodiriyah Naqsabandiyah]] atau [[http://www.suryalaya.org/ver2/main.html|TQN]] adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan
Thariqah Naqsabandiyah. Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Syekh Sufi
besar yang saat itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah,
Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878 M.). Beliau
adalah ulama besar nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah.
Syaikh Ahmad Khatib adalah mursyid Thariqah Qadiriyah.
memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi dipimpinnya. Karena dalam tradisi itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena pada masanya telah jelas ada pusat penyebaran Thariqah Naqsabandiyah di kota suci Makkah maupun di
Madinah, maka sangat dimungkinkan beliau mendapat bai'at dari tarekat tersebut.
Kemudian beliau menggabungkan inti ajaran kedua tarekat tersebut, yaitu
Thariqoh Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah dan mengajarkannya kepada
murid-muridnya, khususnya yang berasal dari Indonesia.
Penggabungan inti ajaran kedua tarekat tersebut adalah karena pertimbangan
logis dan strategis. Kedua thorekat tersebut memiliki inti ajaran yang saling
melengkapi, terutama jenis dan metode dzikirnya. Di samping keduanya memiliki
kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama menekankan pentingnya syari'at dan
menentang faham Wihdatul Wujud, Thariqah Qadiriyah mengajarkan Dzikir Jahar
Nafi Itsbat, sedangkan Thariqah Naqsabandiyah mengajarkan Dzikir Sirri Ism
Dzat. Dengan penggabungan kedua jenis tersebut diharapkan para muridnya akan
mencapai derajat kesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih mudah atau
lebih efektif dan efisien. Dalam kitab ''Fath al-'Arifin'', dinyatakan
tarekat ini tidak hanya merupakan penggabungan dari dua thorekat tersebut.
Tetapi merupakan penggabungan dan modifikasi ajaran inti dari lima tarekat, yaitu Tarekat Qadiriyah, Tarekat Anfasiyah, Junaidiyah, dan Tarekat Muwafaqah
(Samaniyah). Karena yang diutamakan adalah ajaran Torekat Qadiriyah dan Tarekat
Naqsyabandiyah, maka tarekat tersebut diberi nama Thariqah Qadiriyah
Naqsabandiyah. Disinyalir tharekat ini belum berkembang di kawasan lain (selain
kawasan Asia Tenggara), meskipun secara personal para penganutnya sudah
tersebar di hampir seluruh penjuru dunia.
Penamaan tarekat ini tidak terlepas dari sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh
Ahmad Khathib al-Sambasi terhadap pendiri kedua tarekat tersebut. Beliau tidak
menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya. Padahal kalau melihat modifikasi
ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, sebenarnya layak kalau ia
disebut dengan nama Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah, karena memang tarekat
ini adalah hasil ijtihadnya.
Sebagai suatu mazhab dalam tasawuf, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah
memiliki ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam hal-hal kesufian. Beberapa ajaran inti dalam tarekat ini diyakini paling efektif dan efisien
untuk menghantarkan pengamalnya kepada tujuan tertinggi yakni Allah swt. Ajaran
sufistik dalam tarekat ini selalu berdasarkan pada Al-Qur'an, Al-Hadits, dan
perkataan para 'ulama arifin dari kalangan Salafus shalihin.
Setidaknya ada empat ajaran pokok dalam tarekat ini, yaitu: tentang kesempurnaan suluk, adab
(etika),dzikir, dan murakabah.
SILSILAH Tarekat Qoodiriyah Naqsyabandiyah
Baris 21 ⟶ 60:
3. Sayyidunaa Nabi Muhammad S.a.w.
4. Sayyidunaa ‘Alliyyu karrama ‘llohu wajhah. (Sayyidunaa Ali Bin Abi Thalib
kw) 5. Sayyidunaa Hussain r.a.
Baris 83 ⟶ 123:
34. Syeikh Ahmad Khootib Syambaasi Ibnu ‘Abdul Ghoffaar r.a.
35. Syeikh
36. [[http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat1.html|Syeikh
‘Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a(Abah Sepuh) Pendiri Pondok Pesantren
Suryalaya.]]
37. [[http://www.suryalaya.org/ver2/riwayat2.html|Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a. (Abah Anom) Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya.]]
'''DAFTAR WAKIL TALKIN TQN PONPES SURYALAYA '''
Di seluruh nusantara khususnya Pulau Jawa, Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) memiliki banyak pusat dan cabang, salah satunya yang terbesar adalah di
TQN Suryalaya yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Ketika
Syeikh 'Abdullah Mubarak (Abah Sepuh) telah mencapai maqam ruhani yang mumpuni,
beliau diberikan mandat (khirqah) oleh mursyidnya Syeikh Thalhah dari Kalisapu, Cirebon, untuk mengajarkan TQN. Abah Sepuh kemudian kembali ke tanah
kelahirannya dan medirikan Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Sejak saat itu dan hingga kini, Ponpes Suryalaya menjadi pusat TQN di Jawa Barat.
Sepeninggalan Abah Sepuh, jubah kemursyidan (''khirqah'') TQN Suryalaya diwarisi murid sekaligus putranya yaitu Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin
r.a atau lebih dikenal dengan nama Abah Anom. Sejak kepemimpinan beliau, TQN
Suryalaya berkembang sangat pesat hingga ke mancanegara.
Dalam melaksanakan tugas sehari-harinya memimpin dan mengembangkan pondok
pesantren, Abah Anom mengangkat tiga orang yang masih ahlul bait beliau,
sebagai pemegang amanat yang bertugas mengelola urusan pondok pesantren dan
tarekat, yaitu KH.Noor Anom Mubarok, KH.Zainal Abidin Anwar, dan H.Dudun
Nursaiduddin.
Untuk membantu membina dan melestarikan ajaran TQN Ponpes Suryalaya, Abah Anom memilih di antara murid-muridnya sebagai wakil talqin. Para wakil talqin
ini diberikan tugas membantu beliau untuk membaiat (mentalqinkan dzikir) kepada
para calon murid baru di daerahnya masing-masing dan memberikan bimbingan
ruhani kepada mereka. Oleh karena itu, siapa saja yang hendak belajar dzikir
TQN Suryalaya atau menjadi murid Abah Anom, di manapun berada, dapat
berkonsultasi kepada para wakil talqin yang terjangkau dari tempat tinggalnya.
Nama-nama wakil talqin Syekh Ahmad ShahibuL Wafa Tajul Arifin r.a beserta
alamat lengkapnya dapat dilihat di link berikut:
http://www.suryalaya.org/ver2/tausiyah-daftar.html
Abah Anom wafat pada Senin, 5 September 2011. Tetapi secara ruhani beliau
masih aktif memberikan bimbingan ruhani kepada murid-muridnya. Tugas pembaiatan
dan bimbingan secara langsung (tatap muka) tetap dilakukan oleh para wakil
talqinnya di bawah koordinasi Pemegang Amanah di Pondok Pesantren Suryalaya.
Namun demikian, sebelum wafatnya Abah Anom tidak menunjuk satu di antara
murid-muridnya menjadi pewaris ''khirqah'' (jubah kemursyidan). Beliau hanya
menunjuk tiga orang Pemegang Amanah, dan hingga kini estafet kemursyidan masih
di tangan Abah Anom dan belum diberikan kepada orang lain yang masih hidup di
dunia. Sehingga, dapat dimaklumi, apabila di daerah-daerah tertentu muncul
isu-isu tentang munculnya mursyid baru (ke-38). Segelintir orang dari
murid-murid Abah Anom ini diangkat secara sepihak oleh para pengikutnya sebagai
mursyid penerus Abah Anom. Salah seorang di antara mereka yang cukup gencar
dikampanyekan adalah KH.Abdul Gaos Saifullah Maslul dari Ciamis.
Menyikapi fenomena "mursyid-mursyid palsu" ini, Pondok Pesantren
Suryalaya telah mengerluarkan sikap tegas dengan menolak klaim-klaim
kemursyidan sepihak tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk
yang jelas kepada segenap murid Abah Anom di seluruh penjuru maupun kepada umat
Islam pada umumnya yang hendak mengenal dan belajar dzikir TQN Suryalaya,
sehingga dapat berhati-hati dan tidak salah informasi.
Tentang sikap tegas tegas segenap ahli waris, Pengembang Amanah dan para
Wakil Talqin Abah Anom terhadap klaim sepihak kemursyidan tersebut dapat
dilihat di link berikut:
http://www.dokumenpemudatqn.com/2013/03/hasil-kesepakatan-ijma-para-wakil.html#.U0OoRXYQ90s
Hasil Ijma' tersebut kemudian ditindaklanjuti beberapa bulan kemudian dengan
Ijma' berikut:
http://www.dokumenpemudatqn.com/2013/09/ijma-para-wakil-talqin-tqn-ppsuryalaya.html#.U0OoGXYQ90s
[[http://www.suryalaya.org/ver2/]]
[[http://www.dokumenpemudatqn.com/]]
[[Kategori:Tarekat|Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah]]
|