Seni rupa Buddhisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Kamboja |
OrophinBot (bicara | kontrib) k rrt |
||
Baris 54:
==Seni rupa Buddha Utara==
[[Berkas:Wood Bodhisattva.jpg|left|thumb|Arca [[Bodhisatwa]] Cina dari kayu, dari periode [[Dinasti Song]] (960-1279)]]
Penyebaran ajaran Buddha melalui [[Jalur Sutra]] ke Asia Tengah, Cina, dan akhirnya mencapai Korea dan Jepang, dimulai pada abad pertama masehi,<ref name="Art History"/> dengan catatan semi-legendaris bahwa Kaisar Ming dari [[Dinasti Han]] Cina mengirim utusan ke barat untuk memperoleh kitab suci Buddha dan membawa ajaran Buddha ke
Misi penyebaran ajaran Buddha di sepanjang [[Jalur Sutra]] diiringi dengan menyebarnya pengaruh seni rupa, seperti terlihat dalam perkembangan seni rupa Serindia dari abad ke-2 hingga ke-11 masehi di Basin Tarim (kini wilayah [[Xinjiang]]). Seni rupa Serindia seringkali berasal dari seni Yunani-Buddha Gandhara (kini Pakistan), memadukan seni India dengan pengaruh Yunani-Romawi. Pengaruh seni Yunani-Buddha ini dapat ditemukan hingga ke Jepang, melalui motif arsitektur, citra Buddha, dan perwujudan ''[[kami (mitologi)|kami]]'' (dewata Jepang).
Baris 78:
===Cina===
{{lihat|Agama Buddha di
Ajaran Buddha tiba di [[
====Dinasti-dinasti Utara====
Baris 95:
[[Berkas:TangBodhisattva.JPG|thumb|upright|[[Bodhisatwa]] dari dinasti Tang.]]
Akan tetapi pengaruh asing kemudian dianggap sebagai pengaruh buruk pada periode akhir Dinasti Tang. Pada tahun 845, [[Kaisar Wuzong]] dari dinasti Tang memberangus semua ajaran dan agama asing (termasuk [[Nestorianisme|Kristen Nestorian]], [[Zoroastrianisme]], dan [[Buddhisme|Buddha]]), untuk mendukung ajaran asli Cina, [[Taoisme]]. Ia menyita semua harta benda Buddhis, dan mendorong ajaran ini menjadi ajaran bawah tanah, akibatnya melemahkan perkembangan ajaran dan seni rupa Buddha di
Buddha aliran Chan yang menjadi asal mula aliran [[Zen]] di Jepang, terus berkembang hingga beberapa abad selanjutnya, terutama pada periode [[Dinasti Song]] (960-1279), ketika biara Chan menjadi pusat budaya dan pembelajaran.
Baris 102:
Lukisan awal karya para biksu Chan cenderung menjauhkan diri dari realisme rumit dari lukisan gaya Gongbi, dan lebih menuju lukisan monokrom hitan-putih yang lebih bergairah dalam upaya untuk mengekspresikan dampak pencerahan atas guratan kuas mereka.<ref>Cotterell, A; ''The imperial capitals of Cina: an inside view of the celestial empire'', Random House 2008, ISBN 978-1-84595-010-1 p179</ref>
Kebangkitan Neo-Konghucu di bawah Zhu Xi di abad ke-12 menimbulkan kritik atas karya biksu-pelukis. Dihubungkan dengan Buddhisme Chan yang saat itu tidak populer, akibatnya karya mereka dibuang dan diabaikan. Beberapa lukisan diselamatkan dan dibawa ke Jepang oleh biksu Zen yang berkunjung ke
====Dinasti Qing====
Baris 114:
====Warisan====
Kepopuleran ajaran Buddha di
===Korea===
Baris 121:
====Tiga kerajaan Korea====
[[Berkas:Bangasayusang.jpg|upright|thumb|right|Bangasayusang, Maitreya tengah merenung setengah terduduk, mungkin dari periode Silla sekitar awal abad ke-7.]]
Di antara [[Tiga Kerajaan Korea]], kerajaan [[Goguryeo]] adalah yang pertama kali menerima ajaran Buddha pada tahun 372.<ref name=graysonp25>Grayson (2002), hal. 25.</ref> Akan tetapi, menurut catatan Cina dan penggunaan motif Buddha di mural Goguryeo menunjukkan bahwa pengaruh Buddha datang lebih awal.<ref>Grayson (2002), hal. 24.</ref> Kerajaan [[Baekje]] secara resmi mengakui agama Buddha pada tahun 384.<ref name=graysonp25/> Kerajaan [[Silla]] yang terisolasi dan tidak memiliki akses laut dan daratan langsung ke
Diperkenalkannya ajaran Buddha memicu kebutuhan akan seniman untuk menciptakan citra dan [[Buddharupa]] untuk pemujaan, arsitek kuil, dan sastra kitab suci Buddha yang akhirnya mengubah peradaban Korea. Hal penting dalam penyebaran gaya seni Buddhis mutakhir pada masa itu adalah kesenian suku Tuoba, suku non-Han (bukan suku mayoritas Cina) yang mendirikan Dinasti Wei Utara di
[[Berkas:Seokguram Buddha.JPG|upright|thumb|left|[[Gua Seokguram]] adalah situs warisan dunia dan berasal dari periode kerajaan Silla bersatu.]]
|