Wayang golek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 34:
== Sejarah perkembangan ==
[[Berkas:Cepot Wayang.jpg|right|150px|thumb|Wayang Golek si Cepot]]
Pada awal kemunculannya, kesenian wayang kayu lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara pulau Jawa pada awal abad ke-17 dimana kerajaan Islam tertua di Jawa tumbuh disana, dengan menggunakan [[Bahasa Jawa]] dalam dialognya. Menurut legenda yang berkembang, [[Sunan Kudus]] menggunakan bentuk wayang golek awal ini untuk menyebarkan Islam di masyarakat.
Kesenian wayang golek diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi [[Kesultanan Mataram]] pada abad ke-17, meskipun sebenarnya beberapa pengaruh warisan budaya Hindu masih bertahan di beberapa tempat di Jawa Barat sebagai bekas wilayah [[Kerajaan Sunda]] [[ Pajajaran]]. Pakem dan jalan cerita wayang golek sesuai dengan versi wayang kulit Jawa, terutama kisah wayang purwa (Ramayana dan Mahabharata), meskipun terdapat beberapa perbedaan, misalmya dalam penamaan tokoh-tokoh punakawan yang dikenal dalam versi Sundanya.
 
Kesenian wayang golek berbahasa Sunda diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi [[Kesultanan Mataram]] pada abad ke-17, meskipun sebenarnya beberapa pengaruh warisan budaya Hindu masih bertahan di beberapa tempat di Jawa Barat sebagai bekas wilayah [[Kerajaan Sunda]] [[ Pajajaran]]. Pakem dan jalan cerita wayang golek sesuai dengan versi wayang kulit Jawa, terutama kisah wayang purwa (Ramayana dan Mahabharata), meskipun terdapat beberapa perbedaan, misalmya dalam penamaan tokoh-tokoh punakawan yang dikenal dalam versi Sundanya. Adapun kesenian wayang kayu berbahasa Jawa saat ini dapat dijumpai bentuk kontemporernya sebagai [[Wayang Menak]] di wilayah [[Kudus]] dan [[Wayang Cepak]] di wilayah [[Cirebon]], meski popularitasnya tidak sebesar wayang golek di wilayah Priangan.
 
Pertunjukan seni wayang golek mulai mendapatkan bentuknya yang seperti sekarang sekitar abad ke-19. Saat itu kesenian wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang dipagelarkan di desa atau kota karesidenan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.