Kesultanan Bone: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan sejarah awal kesultanan/kerajaan bone |
|||
Baris 1:
'''Kesultanan Bone''' atau sering pula dikenal dengan '''''
Terbentuknya kerajaan Bone dimulai dengan kedatangan Tomanurung ri Matajang MatasilompoE yang mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa. Manurung ri Matajang menikah dengan Manurung ri Toro melahirkan La Ummasa Petta Panre Bessie sebagai Arumpone kedua. Saudara perempuannya menikah dengan La Pattikkeng Arung Palakka yang melahirkan La Saliyu Karampelua sebagai Arumpone ketiga.Di masanya, kerajaan Bone semakin luas berkat keberaniannya.
Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam. Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe ri Tallo Arumpone keduabelas. Sebelumnya yaitu La Tenrirua telah menerima Islam namun ditolak oleh hadat Bone yang disebut Ade Pitue sehingga beliau hijrah ke Bantaeng dan meninggal disana. Ketika Islam diterima secara resmi, maka susunan hadat Bone berubah. Ditambahkan jabatan Parewa Sara (Pejabat Syariat) yaitu Petta KaliE (Qadhi). Namun demikian, posisi Bissu kerajaan tetap dipertahankan.
Sejak berakhirnya kekuasaan [[Kesultanan Gowa|Gowa]], Bone menjadi penguasa utama di bawah pengaruh [[Belanda]] di [[Sulawesi Selatan]] dan sekitarnya pada tahun [[1666]]. Bone berada di bawah kontrol [[Belanda]] sampai tahun [[1814]] ketika [[Inggris]] berkuasa sementara di daerah ini, tetapi dikembalikan lagi ke [[Belanda]] pada [[1816]] setelah perjanjian di [[Eropa]] akibat kejatuhan [[Napoleon Bonaparte]].
|