Lafran Pane: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 19:
# Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, sejak tanggal [[1 Desember]] [[1966]], Lafran Pane dianggat menjadi guru besar (profesor) dalam mata kuliah Ilmu Tata Negara.<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
== Pemikiran ==
Lafran Pane dikenal sebagai salah satu pendiri [[Himpunan Mahasiswa Islam]] pada tanggal 5 Februari 1947, bersama 14 orang teman, antara lain: Kartono Zarkasy (Ambarawa), Dahlan Husein (Palembang), Siti Zainah (Palembang), Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan, Singapura), Soewali (Jember), Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII), M. Anwar (Malang), Hasan Basri (Surakarta), Marwan (Bengkulu), Tayeb Razak (Jakarta), Toha Mashudi (Malang), Bidron Hadi (Kauman-Yogyakarta), Sulkarnaen (Bengkulu), dan Mansyur.<ref name="Modul LK 1 HMI Cabang Ciputat">{{cite book|author= Pengurus HMI Cabang Ciputat Periode 2010-2011|title= Modul LK 1 (Basic Training) Himpunan Mahasiswa Islam.|page= 3|publisher=Pengurus HMI Cabang Ciputat |location=Ciputat |year=2010}}</ref> Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsanya berdirinya HMI dan disebut sebagai pendiri HMI.<ref name="Modul LK 1 HMI Cabang Ciputat">{{cite book|author= Pengurus HMI Cabang Ciputat Periode 2010-2011|title= Modul LK 1 (Basic Training) Himpunan Mahasiswa Islam.|page= 3|publisher=Pengurus HMI Cabang Ciputat |location=Ciputat |year=2010}}</ref> Lafran sendiri sebenarnya menolak untuk disebut sebagai satu-satunya pendiri HMI, Istrinya bahkan menyebut "lafran egois" jika mau dinobatkan sebagai pendiri HMI, meskipun memang Lafran Pane yang pertama memunculkan gagasan tersebut karena ia sadar bahwa sebuah gagasan tentu terinspirasi dari banyak hal, dalam segala hal, Lafran membutuhkan orang lain. <ref name="Lafran Pane">{{cite book|author= Hariqo Wibawa Satria |title= Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya|page=397|publisher=Lingkar |location=Jakarta |year=2011}}</ref> setelah berdirinya pada [[5 Februari]] [[1947]], Lafran Pane Mengatakan bahwa Agama Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, akan tetapi juga hubungan antara manusia dengan manusia lain, satu masyarakat dengan masyarakat lain, dari yang paling kecil, yaitu masyarakat keluarga, sampai masyarakat yang besar, seperti masyarakat negara. Islam juga berisi peraturan-peraturan dan tuntunan-tuntunan untuk segala lapangan hidup. Maka, dapat disebut bahwa agama Islam itu berupa satu kebudayaan yang sempurna yang tidak timbul dari hasil pergaulan dalam masyarakat dan bukan hasil ciptaan manusia pada satu waktu, akan tetapi adalah kebudayaan yang diturunkan Tuhan, langsung kepada masyarakat Arab dan juga berlaku untuk seluruh dunia. Adanya bermacam-macam bangsa yang berbeda masyarkatnya, yang tergantung pada faktor-faktor alam, kebiasaan dan lain-lain, maka kebudayaan Islam hendaknya dapat diselaraskan dengan masing-masing masyarakat itu. Dalam Masyarakat, segala sesuatu saling mempengaruhi, manusia mempengaruhi manusia lain, masyarakat dipengaruhi oleh manusia dan sebaliknya. Begitu pula hasil masyarakat dipengaruhi oleh manusia dan sebaliknya. Begitu pula hasil kebudayaan (culture product). Yang satu mempengaruhi yang lain dan selanjutnya mempengaruhi masyarakat yang lain.<ref name="pane">{{cite book|author= Lafran Pane |title=keadaan dan kemungkinan kebudayaan Islam di Indonesia dalam Pedoman lengkap Kongres Muslimin Indonesia 20-25 Desember 1049 di Yogyakarta|page=56|publisher=Panitia Pusat KMI Bagian Penerangan|location=Yogyakarta |year=1949}}</ref> Menurut Lafran Pane, setelah kemerdekaan, dampak kolonialisme Belanda tidak serta-merta lenyap, khususnya dari mereka yang semata-mata menerima pengajaran di lembaga-lembaga kolonial. Contoh sederhana dari dampak tersebut adalah perasaan yang menganggap seolah-olah bangsa Barat dalam hal apa pun lebih dari kita, Lafran Mengatakan: Jika ajaran Islam dipraktikkan oleh rakyat Indonesia dalam segala lapangan hidup dengan sebaik-baiknya, tidak akan mungkin Belanda bisa menjajah dan mengekploitasi bangsa Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama. Pejajah sangat memahami potensi lemahnya pendidikan Islam pada mayoritas masyarakat Indonesia.<ref name="Lafran Pane">{{cite book|author= Hariqo Wibawa Satria |title= Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya|page=194|publisher=Lingkar |location=Jakarta |year=2011}}</ref> Islam medoktrin umatnya bahwa semua manusia itu sama, Islam menentang perbudakan serta mendorong kemerdekaan setiap jiwa. Ajaran ini relevan untuk memunculkan kesadaran bahwa bangsa Belanda tidak lebih tinggi derajatnya dari bangsa Indonesia.<ref name="Salimsitompul">{{cite book|author=Agussalim Sitompul|title=Menyatukan dengan Umat, Menyatukan dengan Bangsa: Pemikiran Keislaman-Keindonesiaan HMI 1947-1997|page=56|publisher=Logos Wacana Ilmu |location=Jakarta |year=2011}}</ref> Lafran kemudian mendirikan HMI sebagai aktualisasi dari keyakinannya tersebut. Nurcholish Madjid menguatkan hal ini dengan mengatakan: “inilah sesungguhnya Latar Belakang yang lebih jauh dan fundamental dari gagasan Lafran Pane mendirikan HMI. HMI tidak lahir sebagai sekadar suatu reaksi terhadap keadaan temporer di depan mata, tetapi berakar ke dalam aspirasi umat Islam yang dikandung selama berabad-abad lamanya. HMI adalah suatu cetusan dari tekad mulia, suatu manifestasi dari kalimat thoyyibah (pernyataan baik). Kalimat thoyyibah itu diumpamakan dalam Al-Qur’an sebagai pohon yang baik, uratnya menghujam ke bumi dan cabang-cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya stiap waktu dengan izin Tuhan. <ref name="agussalim">{{cite book|author=Agussalim Sitompul|title=50 Tahun HMI Menggayuh di antara Cita dan Kritik|page=38|publisher=Aditya Media |location=Yogyakarta|year=1997}}</ref> Menurut Dr. Syafri Syairin menjelaskan dua hal telah dilakukan Lafran Pane pada awal pendirian HMI. Pertama, Lafran Pane telah menunjukan suatu upaya mengangkat Islam sebagai suatu yang lebih tinggi di mata mahasiswa. Islam bukanlah sekumpulan kaum sarungan yang kumal serta hanya mengetahui shalat, pengajian. Sehingga Islam tidak perlu disingkirkan dari kehidupan sehari-hari. Lafran Pane juga dengan segala upaya berusaha menanamkan rasa percaya diri sebagai orang Islam kepada segenap mahasiswa yang beragama Islam. Kedua, Lafran telah melakukan misi pencerahan, bahwa Islam itu satu dan kelompok-kelompok apapun dalam Islam itu tidak menjadi persoalan. Hal ini dilakukan dengan penekanan terhadap independensi HMI yang mengikis fanatisme kelompok di kalangan anggota HMI. HMI yang digagas Lafran Pane menekankan pada persatuan umat Islam. <ref name="Lafran Pane">{{cite book|author= Hariqo Wibawa Satria |title= Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya|page=195-196|publisher=Lingkar |location=Jakarta |year=2011}}</ref> Menurut Lafran Pane, Tugas suci umat Islam adalah mengajak umat manusia kepada kebenaran ilahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil makmur material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Kebekuan pemikiran Islam telah membawa pada arti agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. [[Al-Qur’an]] hanya dijadikan sebatas bahan bacaan. Islam tidak ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin">{{cite book|author= Pengurus HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Periode 2013-2014|title= Basic Training Buku Pedoman Materi Pokok Latihan Kader 1 Himpunan Mahasiswa Islam.|page= 4-5|publisher=Pengurus HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta|location=Yogyakarta|year=2013}}</ref> Demikian memahami pemikiran Lafran Pane yang tidak lepas dari lingkungannya, yaitu negara Indonesia yang berpendudukan mayoritas beragama Islam, dengan segala realitas dan totalitasnya. Pemikiran Lafran Pane tidak bisa dipahami tanpa meletakkannya dalam suatu proses sejarah atau tradisi panjang yang melingkupinya.<ref name="Modul LK 1 HMI Cabang Ciputat">{{cite book|author= Pengurus HMI Cabang Ciputat Periode 2010-2011|title= Modul LK 1 (Basic Training) Himpunan Mahasiswa Islam.|page= 1-2|publisher=Pengurus HMI Cabang Ciputat |location=Ciputat |year=2010}}</ref> Dari pemikiran itu dampaknya adalah berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam. Lafran mundur dari ketua Umum PB HMI pada [[22 Agustus]] [[1947]] dan pindah menjadi Wakil Ketua Umum, artinya ia hanya menjabat sebagai Ketum selama 7 bulan dan kemudian posisinya diberikan kepada seorang mahasiswa UGM bernama [[Muhammad Syafaat Mintaredja]]. Strageti ini dilakukan agar HMI tidak terkesan milik mahasiswa STI, selain juga memperluas dakwah HMI di kampus umum serta memperkuat posisi HMI dalam dunia kemahasiswaan.<ref name="alfan alfian">{{cite book|author=M. Alfan Alfian|title= HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara.|page= 121|publisher=Kompas|location=Jakarta|year=2013}}</ref>
== Karya-karya Lafran Pane ==
|