Metode diskusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP84Timotius (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '==Mengenal Diskusi== Keterampilan berbicara dalam ragam budaya masyarakat Indonesia kini bisa terwujud dalam berbagai bentuk, di antara rutinitas kegiatan berbicara d...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
BP84Timotius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 15:
• Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-pendapatnya. Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan pendapatnya, teman yang lain menyelanya.
• Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai pendapat yang ada.
 
==Unsur-unsur Diskusi==
1. Materi
Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.
Kriteria masalah yang layak didiskusikan:
a. Menarik perhatian peserta.
b. Aktual dan menjadi pembiacaraan umum.
c. Berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
d. Baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya.
e. Langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya.
f. Menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public figure.
g. Mengandung alternatif pendapat-multidimensional.
h. Membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan keputusan.
 
2. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari:
a. Moderator
Moderator bertugas membuka, memperkenalkan pemrasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta menutup diskusi.
b. Notulis
Notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi pembicaraan
c. Peserta
Peserta bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.
 
 
d. Pemakalah/Penyaji
Penyaji bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah
3. Perlengkapan
Perlengkapan dalam pelaksanaan diskusi meliputi pemilihan tempat yang akan dilakukan dalam diskusi,sarana seperti LCD,viewer,dsb.
 
==Langkah-langkah Diskusi==
Berikut ini akan diuraikan prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase,yaitu :
• Fase Persipan
Diskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja, artinya asal membagi kelompok-kelompok kecil lalu disuruh berdiskusi saja.Hal itu membutuhkan persiapan yang cermat seperti haknya lesson planning.Hanya bedanya dalam hal ini metode yang dipergunakan adalah metode diskusi.Fase persiapan ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut:
a. Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan.
b. Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan member pengarahan siapa menjadi apa (ketua/sekretais,peserta biasa,dan pengamat)
c. Mementukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu.
d. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta (apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).
e. Menunjukan dan menguaraikan dengan jelas problema yang akan dipecahkan dalam diskusi (briefing).
f. Meyiapkan dan membagikan bahan-bahan (hand-out) kepada peserta.
g. Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan dalam rangka pemecaha masalah.
h. Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang akan dipergunakan
 
 
 
• Fase Pelaksanaan
Fase ini tersusun atas kontinu sebagai berikut :
a. Pembukaan Diskusi
Dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disipakan agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi,usaha tersebut dapat berupa :
1) Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan.
2) Mengeluarkan sebuah pendapat atau pertanyaan yang sifatnya dapat merangsang pikiran peserta.
3) Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada point-point yang penting yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan.
4) Memberikan ilustrasi, demonstrasi atau bentuk lain yang dapat menarik perhatian peserta.
b. Pemeliharaan Diskusi
Dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk reinforcement sehingga mendorong peserta untuk berpartisipasi secara aktif.Pemeliharaan perasaan itu sanagat penting yang menyebabkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya sikap bertanggungjawab dan rasa memiliki.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase pemeliharaan ini adalah :
1) Menjaga peserta agar tidak keluar dari subyek yang bersangkutan.
2) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki atau menuntut jawaban dari peserta,dan mempersipakan mereka member alas an-alasan setiap padangan atau pendapat yang mereka ucapkan.
3) Hindarkan pemunculan topic baru yang belum waktunya muncul,tunggu sampai topik lama diselesaikan.
4) Bila mungkin hubungkan topic baru dengan topik lama.
5) Sering-sering membuat rigkasan terhadap bantuan pikiran peserta yang langsung ada hubungnnya dengan diskusi.
6) Siap-siap dengan komentar atau pertanyaan untuk mengarahlkan kembali jika diskusi itu menuju jalan buntu.
 
 
 
c. Penutup diskusi
Agar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil diskusinya maka dalam penutupan diskusi segera :
1) Segera dibuatka rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas.
2) Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka jangan biarkan diskusi itu menjadi terkantung-kantung.
 
 
==Macam-macam Bentuk Diskusi==
• Diskusi Panel
Diskusi panel adalah kegiatan pertemuan ilmiah yang sudah direncanakan dengan menghadirkan sejumlah panelis di depan khalayak atau pengunjung tentang suatu topik. Diskusi panel merupakan bentuk diskusi bertukar pikiran atau pengalaman antara tiga sampai enam orang ahli yang dipandu oleh seorang ketua (moderator) dan disaksikan oleh sejumlah pendengar/pemirsa/audiens. Tiap panelis mengemukakan pendapatnya tanpa menanggapi pendapat panelis lain
• Seminar
Serminar (semin (Latin)= biji, benih) diartikan sebagai tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan. Yang dibicarakan dalam seminar bukan masalah teknis, melainkan masalah kebijakan yang akan dipakai sebagai landasan bagi masalah-masalah yang bersifat teknis. Oleh sebab itu, biasanya kajiannnya bersifat penelitian beserta hasilnya atau studi literature
• Simposium
Simposium adalah suatu pertemuan formal dengan beberapa ahli menyajikan pidato atau prasaran singkat mengenai sebuah topik denghan aspek yang berbeda-beda, atau topik yang bertalian di hadapan sebuah sidang hadirin.
 
• Sarasehan
Sarasehan merupakan model diskusi yang sifatnya mendekati santai. Para peserta biasanya akrab dalam nuansa pergaulan yang tak formal misalnya sambil minum kopi. Masalah yang dibicarakan terbatas, para peserta bebas menyatakan pendapatnya atau pengalamannya seputar topik tersebut
• Sumbang saran (Braintstorming)
 
Sumbang saran merupakan semacam metode memecahkan masalah yang setiap anggotanya diberi kesempatan untuk mengusulkan dengan cepat kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi. Metode ini tidak menfhendaki kritik. Evaluasi atas suatu pendapat dilakukan kemudian.
 
• Cawan Ikan/fishbowl
Cawan ikan merupakan bentuk diksusi yang unik dengan konstruksi tempat duduk seperti cawan melengkung atau mangkuk dengan moderator di tengah dan di sebelah kanan moderator duduk seorang ahli atau pakar dan sebelah kiri moderator terdapat tiga kursi kosong
• Kolokium
Kolokium tidak diawali dengan pidato. Para pakar diundang hanya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta mengenai topik yang telah ditentukan.
 
==Tata Tertib dan Etiket Diskusi==
Agar diskusi dapat berlangsung dengan baik maka dituntut syarat-syarat sebagai berikut :
1) Harus berlangsung pada suasana yang terbuka,artinya semua pihak yang terlibat siap/rela menerima dan memberi informasi kepada siapa pun.
2) Tiap peserta harus berpartisipasi penuh,artinya tiap peserta mengambil bagian dalam proses diskusi,masing-masing menjadi pendengar yang baik dan juga menjadi pembicara yag baik.
3) Selalu ada bimbingan dan control,artinya ketua senantiasa mengadakan bimbingan dan pengawasan/control agar diskusi tetap berjalan pada arah dan relnya.
4) Perdebatan harus didasarkan pada argumentasi kontra argumentasi bukan emosi kontra emosi, artinya diskusi yang akan mencari jalan penyelesaian atau kebenaran itu tidak didasarkan atas siapa yang kuat itu yang menang.
5) Pengajuan pertanyaan harus jelas dan singkat,artinya tidak bertele-tele tetapi menuju sasaran.
6) Tidak adanya pemborong atau monopoli,diskusi yang baik adalah diskusi yang berlagsung dalam suasan demokratis semua pihak mempunyai hak yang sama baik dalam berbicara maupun dalam mengambil bagian.
7) Selalu ada kesimpulan,diskusi yang baik ialah diskusi yang mampu mencapai keputusan bersama sehingga semua pihak merasa mantap dan tidak mengambang sehongga meghasilkan kesimpulan.