Kesultanan Buton: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k edit |
→Raja Buton masuk Islam: edit |
||
Baris 38:
Semua perundangan ditulis dalam bahasa Walio menggunakan huruf Arab, yang dinamakan Buru Wolio seperti kerajaan-kerajaan Melayu menggunakan bahasa Melayu tulisan Melayu/Jawi. Huruf dan bahasa tersebut selain digunakan untuk perundangan, juga digunakan dalam penulisan salasilah kesultanan, naskhah-naskhah dan lain-lain. Tulisan tersebut mulai tidak berfungsi lagi menjelang kemerdekaan Indonesia 1945.
{{Kerajaan di Sulawesi}}
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Buton]]▼
[[Kategori:Kerajaan di Indonesia|Buton]]▼
{{indo-sejarah-stub}}
▲[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Buton]]
[[Kategori:Kesultanan Buton| ]]
|