Ular: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70:
Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol [[populasi]] [[tikus]] di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Jogjakarta]], petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali ([[reintroduksi]]) berjenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya.
 
Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga muda melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnypandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.
 
Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya.
 
Lubang yang terdapat antara mata dan mulut uarular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya [[ular tanah]] memiliki ceruk yang peka sekali.
 
Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannygerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata uar bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah [[ular mambaa]] di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.