Efek Jokowi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
|date=4 Mei 2010|url=http://us.politik.news.viva.co.id/news/read/148652-pdip_menang_di_pilkada_solo|work=VIVA.co.id|accessdate=6 April 2014}}</ref>
Rekam jejak inilah yang membuat Jokowi diminta untuk menjadi calon [[Gubernur DKI Jakarta]] dalam [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pilkada Jakarta 2012]].<ref>{{cite web|date=6 Agustus 2012|title=JK Ternyata yang Minta Jokowi ke Jakarta|url=http://www.gatra.com/politik-1/15890-jk-ternyata-yang-minta-jokowi-ke-jakarta-.html|work=Gatra|accessdate=11 April 2014}}</ref> Walaupun Megawati Soekarnoputri awalnya sempat ragu, PDIP dan [[Gerindra]] akhirnya mencalonkan Jokowi sebagai calon gubernur bersama dengan [[Basuki Tjahaja Purnama]] sebagai calon wakil gubernur.<ref>{{cite web|last=Sari Aziza|first=Kurnia|date=17 September 2012|title=Basuki Bangga Dicalonkan Oleh PDIP dan Gerindra|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2012/09/17/04174081/Basuki.Bangga.Dicalonkan.Oleh.PDIP.dan.Gerindra|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan dan [[Lingkaran Survey Indonesia]] memprediksikan bahwa [[Fauzi Bowo]] akan memenangkan pilkada dalam satu atau dua putaran.<ref>{{cite web|first=Fabian Januarius|last=Kuwado|title=LSI: Satu atau Dua Putaran, Foke-Nara Menang|date=1 Juli 2012|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/01/14452150/LSI.Satu.atau.Dua.Putaran.Foke-Nara.Menang|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> Namun, secara mengejutkan Jokowi berhasil memimpin pilkada putaran pertama dengan jumlah suara sebesar 46,20%.<ref>{{cite web|first=Riana|last=Afifah|title=Jokowi-Ahok Pemenang Pilkada Putaran Pertama|date=19 Juli 2012|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/19/1721403/JokowiAhok.Pemenang.Pilkada.Putaran.Pertama|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> Walaupun sempat diterpa isu [[SARA]],<ref>{{cite web|first=Hery|last=Ruslan|title=Kampanye SARA Merebak, Ini Sikap Tim Kampanye Jokowi-Basuki|date=1 Agustus 2012|url=http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/08/01/m831ov-kampanye-sara-merebak-ini-sikap-tim-kampanye-jokowibasuki|work=Republika|accessdate=11 April 2014}}</ref> pada putaran kedua Jokowi berhasil memenangkan pilkada Jakarta dengan persentase suara sebesar 53,8%
Beberapa kekuatan Jokowi dalam kampanye "Jakarta Baru"nya adalah pendekatan langsung kepada rakyat,<ref>{{cite web|first=Aditya|last=Revianur|title=Cara Kampanye Jokowi Patut Ditiru di Pemilu 2014|date=24 September 2012|url=http://nasional.kompas.com/read/2012/09/24/21074915/Cara.Kampanye.Jokowi.Patut.Ditiru.di.Pemilu.2014|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> ''branding'' yang kuat dengan mengenakan baju kotak-kotak,<ref>{{cite web|first=Sri|last=Rejeki|title=Mengapa Jokowi-Ahok Pilih Kemeja Kotak-kotak?|date=21 Maret 2012|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/21/10573968/Mengapa.Jokowi-Ahok.Pilih.Kemeja.Kotak-kotak.|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> dan pemanfaatan [[YouTube]] dan [[media sosial]] secara maksimal.<ref>{{cite web|first=Danang|last=Setiaji|title=Foke-Nara Akui Kekuatan Sosial Media Jokowi-Ahok|date=3 Oktober 2012|url=http://www.tribunnews.com/metropolitan/2012/10/03/foke-nara-akui-kekuatan-sosial-media-jokowi-ahok|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> Selain itu, setelah terpilih, Jokowi dikenal karena sering melakukan "blusukan" atau mendatangi langsung masyarakat untuk menjelaskan programnya sekaligus memperoleh masukan dari mereka.<ref>{{cite web|last=Cochrane|first=Joe|date=25 September 2013|title=In Indonesia, a Governor at Home on the Streets |url=http://www.nytimes.com/2013/09/26/world/asia/in-indonesia-a-governor-at-home-on-the-streets.html|work=The New York Times|accessdate=15 March 2014}}</ref> Akibatnya, popularitasnya melejit dan ia segera menjadi tokoh nasional.<ref name="saraschonhardt">{{cite web|last=Schonhardt |first=Sara|date=21 May 2013|title=The Meteoric Rise Of Joko Widodo |url=http://theglobaljournal.net/article/view/1104/|work=The Global Journal|accessdate=15 March 2014}}</ref> Pada saat yang sama, menurut pakar ilmu politik Marcus Mietzner dari [[Universitas Nasional Australia]], ia telah menjadi "fenomena budaya pop" seperti [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada tahun 2003 karena rakyat menginginkan pemimpin yang merakyat dan dapat menyelesaikan masalah.<ref name="saraschonhardt"/>
== Catatan kaki ==
|