Trulek jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefrahman (bicara | kontrib)
koreksi kategori
k famili --> familia, replaced: famili → familia (2) using AWB
Baris 19:
''Rogibyx macropterus'' <small>(Wagler, 1827)</small>
}}
'''Trulek jawa''' (''Vanellus macropterus'') adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat ([[endemik]]) di [[Jawa]]. Burung dari [[familifamilia|suku]] ''Charadriidae'' ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan [[punah]] (''Extinct'') oleh [[IUCN]], namun sejak tahun 2000 statusnya direvisi menjadi [[Kritis]]. Meskipun begitu, hingga kini keberadaan jenis ini masih misterius karena tidak ada bukti fotografi atau spesimen baru yang diperoleh. Hingga saat ini yang dapat dijumpai secara resmi di Indonesia hanyalah [[spesimen]] awetannya di [[Museum Zoologi]], [[Cibinong]].
 
Burung ini terakhir tercatat keberadaannya pada tahun 1940 di [[delta]] [[Ci Tarum]]. Karena belum melakukan survei ulang semua habitatnya dan masih ada laporan-laporan keberadaan jenis ini dari penduduk setempat, [[IUCN]] tidak berani menyebutnya sebagai jenis yang [[punah]].
 
 
==Ciri-ciri==
[[Berkas:Javan lapwing.jpg|thumb|left|Awetan Trulek jawa di Museum Swiss]]
Ukuran tubuh sedang, sekitar 28 &nbsp;cm. Bulunya berwarna coklat keabuan dengan kepala hitam. [[Punggung]] dan [[dada]] coklat keabuan, perut hitam, [[tungging]] putih. [[Bulu]]-bulu [[sayap]] terbang hitam, [[ekor]] putih dengan garis subterminal hitam lebar. Terdapat "taji" hitam pada bagian lengkung [[sayap]]. Iris coklat, [[paruh]] hitam, tungkai hijau kekuningan atau jingga. Satu hal yang khas dari burung ini adalah gelambir putih kekuningan <!-- yang nangkring secara elok --> di atas [[paruh]]nya.
 
Hidupnya berpasangan di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara [[Jawa Barat]] dan pantai selatan [[Jawa Timur]]. Bburung endemik ini hidup dari memakan antara lain kumbang air, [[siput]], [[larva]] [[serangga]], dan [[biji]]-bijian tumbuhan air. Burung ini sering berada di sekitar daerah berair (tepi [[sungai]], [[muara]] sungai, dan [[rawa]]) namun tidak menyukai air. Mereka sering terlihat justru sedang bertengger di tempat kering di sekitar lahan basah seperti ranting, bebatuan, dan rerumputan.