Kritik kanonik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
BP21Danang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 3:
[[File:LeningradCodex text.jpg|thumb|right|A portion of the [[Leningrad Codex]]. Walaupun Kitab [[Perjanjian Lama]] merupakan hasil sebuah proses [[kanon]], kritik kanon berfokus pada bentuk akhir dari teks.]]
'''Kritik kanonik''' atau disebut juga '''Kritik kanon''' adalah salah satu metode atau pendekatan yang dipakai dalam menafsir Alkitab berdasarkan
Kritik Kanon selalu merujuk pencetusnya, yaitu Brevard S. Child.<ref name="Krasovec"/><ref name="Seters"/> Pendekatan atau kritik kanonik hanya berfokus pada teks yang sudah jadi pada Alkitab sebagai produk akhir.<ref name=Introduction82/><ref name="Fishbane"/> Brevard Childs sendiri sebenarnya menolak pemakaian kritik ini tanpa didampingi kritik lain<ref name=Introduction82>Brevard S. Childs, ''Introduction to the Old Testament as Scripture'' (SCM, 1979), 82–83.</ref>
==Cara Membaca Alkitab dengan Kritik Kanonik==
Sifat dari kritik ini adalah sinkronik, setiap kata dicari maknanya pada konteks pembaca saat ini.<ref name="Hayes"/> Pertimbangannya adalah bahwa Alkitab yang sudah dikanonisasi tersebut memiliki arti sendiri dalam dunia pembaca secara otonom.<ref name="Hayes"/> Bagi Childs, Alkitab Perjanjian Lama memiliki kebenaran yang berbeda antara yang terdapat pada umat Israel dan umat masa kini yang berada di berbagai penjuru dunia.<ref name="Seters"/><ref name="Krasovec"/> Jadi kebenaran dalam masa Musa misalnya, tidak pernah sama benarnya pada abad modern.<ref name="Seters"/> Sebagai contoh, pesan dari 2 [[Tawarikh|Kitab Tawarikh]] yang mengisahkan tentang kembalinya umat Israel ke [[Yerusalem]] untuk membangun [[Bait Allah]] kembali, berbeda dengan pesan dalam Maleakhi tentang [[nabi Elia]] yang mengumumkan kedatangan hari [[Tuhan]], padahal peristiwa yang diceritakan sama.<ref name="Fishbane"/>
Kritik Kanonik tidak mempertimbangkan arti setiap kata yang berubah-ubah sesuai perkembangan zaman mulai dari terbentuknya Alkitab hingga saat ini, atau yang sering kita sebut proses [[diakronik]].<ref name="Hayes"/>Kritik ini sama sekali tidak mempertimbangkan kritik [[sejarah]] yang ada di balik peristiwa dalam Alkitab.<ref name="Hayes"/>
Pendekatan Kritik Kanonik adalah menarik pesan dari teks tertentu tanpa dapat dipisahkan dari teks-teks lain, setiap pesan tidak boleh bertentangan dengan kebenaran Alkitab secara keseluruhan.<ref name="Hayes"/> Misalnya cara membaca Alkitab dalam [[Perjanjian Baru]] harus juga diterangi dengan pesan yang didapat dari membaca [[Perjanjian Lama]] atau sebaliknya.<ref name="Hayes"/> Alkitab sebagai buku suci memiliki dayanya tersendiri terlepas dari sejarah dan konteks penulisannya.
==Sejarah Kritik Kanonik==
[[Agustinus]], seorang bapa gereja abad 4-5 (354-430) telah memulai memakai kritik kanonik.<ref name="Hayes"/> Cara tersebut diperbolehkan karena ia percaya bahwa Allah dapat berfirman secara langsung, atau menyatakan kehendak-Nya melalui Alkitab yang sudah jadi itu kepada umat-Nya.<ref name="Hayes"/> Relasi antara teks dan pembaca sangat mempengaruhi hasil tafsir akhirnya, artinya konteks pembaca lebih dominan dalam menghasilkan tafsiran.<ref name="Hayes"/> Kewibawaan Alkitab dalam Kritik Kanonik ini, Akitab diibaratkan sebagai kendaraan untuk mengenal Allah.<ref name="Hayes"/>
Menurut John Van Seters mengatakan bahwa [[Origenes]] (abad 6) pernah mengusulkan kritik teks atau [[filologi]] dalam menafsir Alkitab, hal ini senada dengan Kritik Kanonik.<ref name="Seters">{{en}} John Van Seters., The Edited Bible: The Curious History of the "editor" in Biblical Criticism, Eisenbrauns, 2005, 362-363</ref> Kritik Kanon memang dikembangkan oleh [[Brevard S. Childs]] tahun 1970-an, namun dia sendiri sebenarnya memraktikkan kritik sejarah dan kritik kanonik dalam menafsir Alkitab.<ref name="Seters"/><ref name="Krasovec"/> Pada tahun Satu-satunya aspek penting dari Kritik Kanonik adalah, bahwa [[firman]] Allah memiliki relasi yang kuat dengan umat beriman, komunitas yang dibentuk Allah sendiri dalam sejarah.<ref name="Seters"/> Melalui Alkitab yang kita pegang sekarang, Allah sanggup menyatakan dirinya kepada umat manusia.<ref name="Krasovec"/>
|