Penebangan liar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Sertifikasi hutan menggunakan HotCat |
k +template using AWB |
||
Baris 6:
=== Dunia ===
Sebuah studi kerjasama antara Britania Raya dengan [[Indonesia]] pada [[1998]] mengindikasikan bahwa sekitar 40% dari seluruh kegiatan penebangan adalah liar, dengan nilai mencapai 365 juta dolar AS<ref>
Studi yang lebih baru membandingkan penebangan sah dengan konsumsi [[domestik]] ditambah dengan elspor mengindikasikan bahwa 88% dari seluruh kegiatan penebangan adalah merupakan penebangan liar.<ref>
Malaysia merupakan tempat transit utama dari produk kayu ilegal dari Indonesia.<ref>
=== Amerika ===
Di [[Brasil]], 80% dari penebangan di [[Hutan Amazon|Amazon]] melanggar ketentuan pemerintah.<ref>
Produk kayu di [[Brasil]] sering diistilahkan dengan "emas hijau" dikarenakan harganya yang mahal (Kayu mahogani berharga 1.600 dolar AS per meter kubiknya).
Baris 24:
Berdasarkan hasil analisis FWI dan GFW dalam kurun waktu [[50]] [[tahun]], luas tutupan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar 40% dari total tutupan hutan di seluruh Indonesia. Dan sebagian besar, kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia akibat dari sistem politik dan ekonomi yang menganggap sumber daya hutan sebagai sumber pendapatan dan bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik serta keuntungan pribadi.
Menurut data [[Departemen Kehutanan]] tahun [[2006]], luas hutan yang rusak dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta [[hektar]] dari 120,35 juta hektare kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektare per tahun. Bila keadaan seperti ini dipertahankan, dimana [[Sumatera]] dan [[Kalimantan]] sudah kehilangan hutannya, maka hutan di [[Sulawesi]] dan [[Papua]] akan mengalami hal yang sama. Menurut analisis [[World Bank]], hutan di Sulawesi diperkirakan akan hilang tahun [[2010]].
Praktek pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar, diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.
Baris 37:
[[Kategori:Lingkungan]]
[[Kategori:Sertifikasi hutan]]
{{kehutanan}}
|