Union Films: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sejarah |
|||
Baris 28:
==Sejarah==
Menyusul keberhasilan komersial ''[[Terang Boelan]]'' (1937), ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' (1938), dan ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' (1939), industri film [[Hindia Belanda]] - yang telah sangat lemah oleh [[Depresi Besar]] - dihidupkan kembali. Produksi film meningkat, dan pada tahun 1940, empat rumah produksi baru didirikan.{{sfn|Biran|2009|p=205}} Salah satunya adalah Union Films, yang didirikan oleh pengusaha etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] Ang Hock Liem sebagai investor utama dan Tjoa Ma Tjoen yang bertanggung jawab atas manajemen sehari-hari;{{Sfn|Biran|2009|pp=232–233}} Liem diakui sebagai produser untuk sebagian besar rilisan perusahaan ini.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ang Hock Liem}} Union bermarkas di [[Prinsenlaan]], Batavia (sekarang [[Mangga Besar]], Jakarta), dan didirkan untuk "meningkatkan kualitas seni rupa Indonesia".{{efn|Asli: "''... buat mengangkat derajatnya kesenian Indonesia.''"}}{{Sfn|Biran|2009|pp=232–233}}
[[berkas:Kedok Ketawa ad, Surabaya.jpg|300px|thumb|Iklan berbahasa Belanda untuk film pertama Union Films, ''[[Kedok Ketawa]]'' (1940)]]
Film pertama perusahaan muda ini, ''[[Kedok Ketawa]]'', dirilis pada bulan Juli 1940. Mengisahkan pasangan muda yang melawan penjahat dengan bantuan bandit bertopeng,{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Kedok Ketawa}} film ini disutradarai oleh Jo An Djan dan dibintangi Oedjang, Fatimah, dan Basoeki Resobowo.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}} Film ini mendapat tanggapan positif; jurnalis [[Saeroen]], misalnya, menulis dalam ''Pemandangan'' bahwa kualitas film adalah sebanding dengan produksi Hollywood yang diimpor,{{sfn|Biran|2009|p=232}} dan tinjauan anonim di ''[[Bataviaasch Nieuwsblad]]'' memuji sinematografinya.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1940, Filmaankondiging Cinema Palace}} Mengikuti tanggapan-tanggapan positif tersebut, Union merekrut Saeroen - yang sebelumnya menulis ''Terang Boelan'' dan beberapa karya untuk [[Tan's Film]] – sebagai penulis skenario. Dia membuat debutnya untuk perusahaan ini dengan ''Harta Berdarah'', disutradarai oleh karyawan baru R. Hu dan [[Rd Ariffien]]; Jo An Djan telah meninggalkan perusahaan ini untuk bekerja di Populair's Film. Film ini, yang mengisahkan seorang kaya yang meninggalkan komunitasnya untuk menderita sementara satu pasangan muda mencoba untuk menemukan jalan mereka, dirilis pada bulan Oktober 1940 dan dibintangi Soelastri, Zonder, RS Fatimah, dan Moesa.{{sfn|Biran|2009|p=233}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Harta Berdarah}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}}
Union merilis film ketiga mereka, ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' pada Maret 1941.{{sfn|De Indische Courant 1941, (tanpa judul)}} Disutradarai oleh R. Hu, film ini adalah sebuah drama di mana seorang wanita muda dijual kepada seorang [[rentenir]] untuk membayar utang ayahnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}} Film ini menandai debut [[film cerita]] [[Djoewariah]]; ia kemudian menjadi bintang wanita terkemuka perusahaan Union.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Ariffien, sementara itu, bertugas menyutradarai ''[[Asmara Moerni]]'', berdasarkan naskah yang ditulis Saeroen. Mengambil keuntungan dari gerakan intelektual yang sedang tumbuh dengan menampilkan dokter muda [[Adnan Kapau Gani]] di sisi Djoewariah,{{sfn|Biran|2009|p=260}} film roman ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang akhirnya bisa menikah dengan mantan [[pekerja rumah tangga]]nya setelah ia mendapat pendidikan.{{sfn|Saeroen|1941}} Rilis April ini mendapat tanggapan yang bercampur: satu peninjau, untuk ''Bataviaasch Nieuwsblad'', berpendapat bahwa film ini "menarik",{{efn|Asli: "''... boeiend ...''"}}{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}} sementara peninjau yang lain untuk koran yang sama berpendapat bahwa film ini tetap bergantung pada tradisi panggung, yang telah dicela oleh iklannya.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Iets over de Maleische Film}}
Pada Juli 1941 Union merilis ''[[Wanita dan Satria]]'', pelambung karier Djoewariah yang mengisahkan seorang mata keranjang yang menyalahgunakan statusnya untuk mendapatkan kepercayaan perempuan sebelum akhirnya mendapatkan pembalasan.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}}{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Warta dari Studio|p=31}} Dalam mengiklankan ''Wanita dan Satria'', perusahaan ini kembali menekankan latar belakang non-teater para pemain film ini, yang juga termasuk Moesa, Djoewita dan Hidajat.{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}} Tanggapan terhadap film ini mencerminkan klaim ini; satu peninjau, dari ''Soerabaijasch Handelsblad'', menulis bahwa ''Wanita Dan Satria'' "memberikan gambaran yang jelas tentang posisi genting perempuan Indonesia dan memotivasi keinginan untuk garis yang lebih jelas mengehai hak-haknya dalam masyarakat muslim."{{efn|Asli: "... ''geeft een duidelijk beeld van de wankele positie der Indonesische vrouw en motiveert den drang naar een vaster omlijning harer rechten in de Mohammedaansche maatschappij.''"}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}} Film ini adalah film terakhir perusahaan ini yang disutradarai oleh Ariffien atau ditulis oleh Saeroen; keduanya segera bermigrasi ke perusahaan saingan Union, [[Star Film]] setelahnya.{{sfn|Biran|2009|pp=234, 276}}
==Filmografi==
|