Nifas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP54Yonia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP54Yonia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 159:
</ref>
 
(1) Apabila ia memiliki kebiasaan [[haid]] dalam waktu yang tidak cukup lama. Sedangkan, jika waktu haid melebihi dari kebiasaannya, dipastikan bahwa darah tersebut ialah darah istihadhah. <ref name="Atiqah">{{cite book|author=Atiqah Hamid|title = Buku Lengkap Fiqh Wanita| publisher = DIVA Press|date = 2013|pages =179}}</ref>
(1) Apabila sebelum mengalami hal tersebut ia memiliki kebiasaan (‘adah) [[haid]] maka ia kembali pada kebiasaannya (‘adah-nya). Ia teranggap haid di waktu-waktu ‘adah tersebut, adapun selebihnya berarti istihadhah. Selesai masa ‘adah-nya ia mandi dan boleh melakukan ibadah puasa dan shalat (walau darahnya terus keluar karena wanita istihadhah pada umumnya sama hukumnya dengan wanita yang suci).<ref name="Asy Syariah">{{cite web
| title = Perbedaan antara Darah Haid, Istihadhah, dan Darah Nifas
| work =
| publisher = Asy Syariah
| date = [[2011-11-19]]
| url = http://asysyariah.com/perbedaan-antara-darah-haid-istihadhah-dan-darah-nifas/
| format =
| doi =
| accessdate = 2014-04-22}}
</ref>
 
(2) Bila ternyata si wanita tidak memiliki ‘adah dan darahnya bisa dibedakan, di sebagian waktu darahnya pekat/kental dan di waktu lain tipis/encer, atau di sebagian waktu darahnya berwarna hitam, di waktu lain merah, atau di sebagian waktu darahnya berbau busuk/tidak sedap dan di waktu lain tidak busuk, maka darah yang pekat/kental, berwarna hitam, dan berbau busuk itu adalah darah haid. Yang selainnya adalah darah istihadhah.<ref name="Asy SyariahAtiqah">{{cite webbook|author=Atiqah Hamid|title = Buku Lengkap Fiqh Wanita| publisher = DIVA Press|date = 2013|pages =179}}</ref>
| title = Perbedaan antara Darah Haid, Istihadhah, dan Darah Nifas
| work =
| publisher = Asy Syariah
| date = [[2011-11-19]]
| url = http://asysyariah.com/perbedaan-antara-darah-haid-istihadhah-dan-darah-nifas/
| format =
| doi =
| accessdate = 2014-04-22}}
</ref>
 
(3) Apabila si wanita tidak memiliki ‘adah dan tidak dapat membedakan darah yang keluar dari kemaluannya, maka di setiap bulannya (di masa-masa keluarnya darah) ia berhaid selama enam atau tujuh hari karena adanya hadits-hadits yang tsabit dalam hal ini. Kemudian ia mandi setelah selesai enam atau tujuh hari tersebut walaupun darahnya masih terus keluar. Sedapat mungkin ia menyumpal tempat keluarnya darah (bila darah terus mengalir) dan berwudhu setiap kali ingin menunaikan [[shalat]].” (Al-Irsyad ila Ma’rifatil Ahkam, hal. 23-26 sebagaimana dinukil dalam [[Fatawa]] Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 263-265<ref name="Asy Syariah">{{cite web
| title = Perbedaan antara Darah Haid, Istihadhah, dan Darah Nifas
| work =