Kitab Ayub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
== Pengarang ==
Ada berbagai-bagai pendapat tentang pengarang kitab ini. Dua tradisi [[Talmud]] mengatakan bahwa [[Ayub]] hidup pada masa [[Abraham]] atau [[Yakub]]. [[Lewi ben Laḥma]] mengatakan bahwa Ayub hidup pada masa [[Musa]], yangdan menulisMusa Kitabadalah Ayubpenulis ituKitab sendiriAyub. Yang lainnya berpendapat bahwa [[Ayub]] sendirilah yang menulis kitab ini, atau [[Elihu]], atau [[Yesaya]]. Dari bukti-bukti internal, seperti misalnya kesamaan perasaan dan bahasa dengan apa yang ditemukan dalam [[Kitab Mazmur]] dan [[Amsal]] (lihat [[Mazmur]] 88 dan 89), maraknya gagasan tentang "hikmat," dan gaya serta sifat komposisinya, diduga bahwa kitab ini telah ditulis pada masa Raja [[Daud]] dan Raja [[Salomo]]. Namun, sebagian orang menempatkannya pada masa pembuangan Babel. [[Talmud|Tradisi Talmud]] memperlakukan kisah Ayub sebagai sebuah perumpamaan.
 
Sebaliknya, pengkajian sekular tentang teksnya secara umum menyimpulkan bahwa, meskipun ciri-ciri kuno bertahan dalam cerita ini, seperti misalnya "dewan sorgawi" (Ayub 1:6 dst). Meskipun kisah Ayub dikenal oleh [[Yehezkiel]], bentuk Kitab Ayub yang sekarang ini diperkirakan baru dibakukan pada [[abad ke-4 SM]]. Kisah Ayub tampaknya berasal dari negeri [[Edom]], yang tetap dipertahankan sebagai latar belakangnya. Potongan-potongan dari ''Ayub'' ditemukan di antara [[Naskah Laut Mati]], dan Ayub tetap menonjol dalam legenda [[Haggadah]]. Bandingkan dengan ''[[Perjanjian Ayub]]'' dalam bahasa Yunani di antara kitab-kitab [[apokrif]]. Para sarjana sekular percaya bahwa bagian pengantar dan penutup dari kitab ini, yang merupakan kerangkanya, disusun untuk menempatkan puisi sentralnya ke dalam bentuk prosa "kitab rakyat," seperti yang diungkapkan oleh para penyusun ''Jewish Encyclopedia'' (Ensiklopedia Yahudi). Di dalam prolog dan epilog, nama Allah adalah Yahweh, sebuah nama yang bahkan digunakan oleh orang-orang [[Edom]]. Para pakar sekular sepakat bahwa puisi sentralnya berasal dari sumber yang lain.