Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
Bthohar (bicara | kontrib)
translated from En WP
Baris 10:
 
Terminologi Tao digunakan untuk mengekspresikan doktrin ajaran Buddha dalam terjemahan tertua dari teks-teks ajaran Buddha, dalam sebuah praktik yang disebut ''ko-i'', yang berarti “sesuai dengan konsep-konsep”, saat ajaran Buddha versi China yang baru saja muncul harus bersaing dengan Taoisme dan Konfusianisme.<ref>Brown Holt, Linda (1995), [http://www.thezensite.com/ZenEssays/HistoricalZen/FromIndiatoChina.htm "From India to China: Transformations in Buddhist Philosophy", ''Qi: The Journal of Traditional Eastern Health & Fitness.'']</ref>
 
Umat Buddha pertama yang direkrut di China adalah kaum Tao.<ref>Fowler, Merv (2005), ''Zen Buddhism: Beliefs and Practices'', Sussex Academic Press.</ref> Mereka mengembangkan penghargaan yang tinggi terhadap teknik meditasi Buddha yang baru diperkenalkan, dan memadukannya dengan meditasi Tao. Anggota awal ajaran Buddha versi China seperti Sengzhao dan Tao Sheng sangat dipengaruhi oleh karya-karya dasar keimanan Tao yang ditulis oleh Laozi dan Zhuangzi. Berlawanan dengan latar belakang ini, konsep kealamian Tao diwariskan oleh para siswa awal Chán: mereka mensejajarkan sifat Tao and Buddha yang tak terlukiskan sampai batas tertentu. Dengan demikian, mereka tidak merasa terikat pada "kebijaksanaan sutra" yang abstrak atau sifat-Buddha yang ditekankan yang dapat ditemukan di kehidupan manusia "sehari-hari", sama halnya dengan Tao.<ref>Dumoulin, Heinrich (2005), ''Zen Buddhism: A History. Volume 1: India and China'', World Wisdom Books, ISBN 978-0-941532-89-1</ref>
 
== Guru-guru Zen ==
Baris 30 ⟶ 32:
Ajaran Zen dapat disamakan dengan “jari yang menunjuk bulan”.<ref>Suzuki, Shunryu (1997), ''Branching streams flow in the darkness: Zen talks on the Sandokai'', University of California Press.</ref> Ajaran Zen mengarah ke bulan, membangitkan, “realisasi dari interpenetrasi ''dharmadhatu'' yang tidak segera terjadi”.<ref>Buswell, Robert E (1993), ''Ch'an Hermeneutics: A Korean View. In: Donald S. Lopez, Jr. (ed.)(1993),'' Buddhist Hermeneutics, Delhi: Motilal Banarsidass.</ref> Namun, tradisi Zen juga memperingatkan hal yang berlawanan dengan ajarannya, bahwa jari yang menunjuk, adalah wawasan itu sendiri.<ref>Abe, Masao; Heine, Seteven (1996), ''Zen and Comparative Studies'', University of Hawaii Press.</ref>
 
Berbagai tradisi meletakkan berbagai penekanan dalam ajaran dan praktik mereka:
Berbagai
tradisi meletakkan berbagai penekanan dalam ajaran dan praktik mereka:
 
: Ada dua cara yang berbeda untuk memahami dan benar-benar mempraktekkan Zen. Kedua cara yang berbeda ini dalam bahasa China disebut ''pen chueh'' dan ''shih-chueh''. Istilah ''pen chueh'' mengacu pada keyakinan bahwa pikiran seseorang telah tercerahkan sejak awal, sementara ''shih-chueh'' mengacu pada keyakinan bahwa pada suatu titik dalam waktu, kita meloloskan diri dari penjara ketidaktahuan dan kebodohan menuju visi realisasi Zen yang sebenarnya: "Pencerahan kami adalah abadi, namun realisasi kita terjadi pada saatnya.” Menurut keyakinan ini, mengalami momen kebangkitan dalam hidup ini adalah sesuatu yang sangat penting.<ref>Lachs, Stuart (2012), [http://zennist.typepad.com/files/lachszen_2012_02_11.docx.pdf ''Hua-t’ou : A Method of Zen Meditation.'']</ref>