Muhammad Yusuf Saigon al-Banjari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putera Ramadhan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
k Pengelolaan kategori, replaced: Kategori:Tokoh Kalimantan Barat → Kategori:Tokoh dari Kalimantan Barat using AWB
Baris 1:
'''Muhammad Yusuf Saigon al-Banjari''' (meninggal [[1 September]] [[1942]]) adalah ulama keturunan dari Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] yang merupakan ulama besar dari [[Kesultanan Banjar]].<ref>[http://en.rodovid.org/wk/Person:409686 Silsilah Yusuf Saigon]</ref>
 
Muhammad Yusuf Saigon adalah anak laki-laki dari Muhammad Thasin Al-banjari yang mengembara ke beberapa wilayah hingga ke [[Brunei]] dan [[Sabah]] untuk menyebarkan agama Islam terutama dalam bidang ilmu tajwid. Muhammad Thasin al-Banjari meneruskan perantauannya ke [[Pontianak]], [[Kalimantan Barat]] dan menikah dengan perempuan bernama Fatimah dan mempunyai tiga orang anak lelaki, yaitu Muhammad Yusuf, Muhammad Arsyad dan Abdur Rahman. Muhammad Yusuf lahir di Kampung Banjar Baru Pontianak daerah tepi [[Sungai Kapuas]] yang dikenal dengan [[Banjar Serasan, Pontianak Timur, Pontianak|Banjar Serasan]].
 
Di masa mudanya, Muhammad Yusuf adalah perantau. Ia mengembara ke berbagai daerah di [[Indonesia]] sampai ke [[Malaysia]], [[Brunei Darussalam]], [[Singapura]], [[Kamboja]] dan [[Vietnam]]. Ia merupakan pedagang intan dan berlian. Di Vietnam ia menikah dengan Putri Sarijah binti Muhammah Sholehia yang masih keturunan raja-raja dari Vietnam Selatan dan dikaruniai empat orang anak (1 perempuan, 3 laki-laki).
 
Setelah cukup lama merantau Muhammad Yusuf Saigon kembali ke Pontianak bersama istrinya Putri Sarijah dan anak-anaknya dengan membawa bibit-bibit karet. Di [[Saigon, Pontianak Timur, Pontianak|Kampung Saigon]] sekarang inilah ia membuka hutan dan membangun perkebunan karet yang luas. Perkebunan karetnya maju pesat dan usahanya mengantarkannya menjadi saudagar kaya pada saat itu. Pada saat pembukaan tempat itu, dia memberikan nama kampung itu dengan Kampung Saigon. Nama itu diberikan untuk mengenang istrinya yang berasal dari Saigon, Vietnam Selatan. Ia yang awalnya bernama Muhammad Yusuf Al-Banjari mengganti namanya menjadi Muhammad Yusuf Saigon.
 
Yusuf Saigon meninggal pada bulan Desember 1942 dalam usia ke-103 tahun. Makamnya berada di areal pemakaman keluarga H Muhammad Yusuf Saigon yang terdapat di jalan Yusuf Karim. Kampong Saigon sekarang ini menjadi nama kelurahan dengan nama yang sama yakni Kelurahan Saigon.
Baris 19:
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh dari Kalimantan Barat]]