Adiwarman Karim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
informasi terkait karir
Membalikkan revisi 7857006 oleh 182.253.33.232 (bicara)
Baris 21:
'''Dr. Adiwarman Azwar Karim, MBA, MAEP''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|29|6|1963}}) adalah akademisi dan praktisi ekonomi syariah. Saat ini, ia dipercaya menjadi anggota [[Majelis Ulama Indonesia|Dewan Syariah Nasional MUI]] dan dewan pengawas sejumlah lembaga perbankan syariah.{{sfn|M. Syaifuddin Zuhri}} Di luar itu, ia giat menulis, memberikan pelatihan, dan menjadi dosen tamu di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
 
Adiwarman mulai menggeluti kariernya di bidang perbankan syariah pada tahun 1992 sebagai staf litbang di [[Bank Muamalat Indonesia|Bank Muamalat]], setelah sebelumnya sempat bekerja sebagai pegawai di [[Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]]. Pada tahun 1998, ia memimpin Bank Muamalat cabang Bandung dan merangkak naik menjadi Wakil Direktur Utama Muamalat Institute sampai ia memutuskan mengundurkan diri pada tahun 2001. Pada tahun 1999, ia bersama kurang lebih empat puluh lima tokoh dan cendekiawan Muslim Indonesia mendirikan [[The International Institute of Islamic Thought]] (IIIT) Indonesia. Pada Agustus 2001, ia mendirikan perusahaan konsultan bisnis syariah [[Karim Consulting Indonesia|Karim Consulting ]], yang telah membidangimembidani lahirnya beberapa unit syariah di sejumlah bank di Indonesia.
 
== Biografi ==
Adiwarman Karim lahir pada 29 Juni 1963 di [[Jakarta]]. Orangtuanya adalah [[Perantau Minangkabau|perantau Minangkabau]] yang berasal dari [[Padang]], [[Sumatera Barat]]. Ia lahir dan dibesarkan dalam empat bersaudara. Semuanya laki-laki dan sarjana hukum, kecuali ia sendiri yang memilih menjadi sarjana ekonomi. Sejak kecil ia sudah dikenalkan dengan pendidikan agama. Ayahnya pada mulanya adalah seorang jaksa, tapi mengundurkan diri dan lebih memilih menjadi pengacara.{{sfn|Dahsyatnya Istikharah|pp=130}} Ayahnya merupakan pendiri firma hukum Karim Syah.
 
Meskipun dididik dalam lingkungan keluarga yang taat, ketika remaja, Adi sempat menjaditerseret remajapergaulan yangbebas. Ia lebih senang berhurahura-hura dan disko ketimbang belajar atau mengaji. AdiMeskipun bisa melewati jenjang sekolah menengahnyamenengah dengan baik., Adisikap mengenyamsuka pendidikanhura-huranya tetap melekat hingga strataia satukuliah di [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB). Ia masuk ke jurusan Sosialsosial Ekonomiekonomi pada tahun 1982. danNamun, nilainya jeblok. Tahun berikutnya, ia berusaha melepaskan diri dari pergaulan teman-temannya, dengan menyibukkan diri. Ia mengambil kuliah lagi di [[Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia]] (UI) satupada 1983. Pada tahun setelahnya1985, ayahnya meninggal akibat kanker yang dideritanya.{{sfn|Dahsyatnya Istikharah|pp=131}}
 
Lulus dari IPB tahun 1986, Adi menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan master bidang keuangan di Boston[[Universitas UniversityBoston]], [[Amerika Serikat]]. Setelah menyelesaikan tesisnya tentang ekonomi syariah Iran, ia melanjutkan kuliahnya ke European[[Universitas UniversityEuropean]], [[Belgia]] dan meraih gelar MBA pada tahun 1988. Pada tahun 1989, ia menyelesaikan kuliahnya yang sempat terbengkalai di UI. Pada tahun 1992, ia tamat dari Boston University dengan gelar MAEP.{{sfn|Dahsyatnya Istikharah|pp=131}}
 
Saat ini Adiwarman sudah dikaruniai tiga orang anak dari pernikahannya dengan Rustika Thamrin.