Kekaisaran Aksum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kategori:Bekas Kerajaan Afrika; ± 2 kategori menggunakan HotCat
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara)
Baris 93:
Kekaisaran Aksum berada pada puncak kejayaannya pada waktu diperânjang disebagian besar yang kini [[Eritrea]], [[Ethiopia]] utara, [[Yemen]] barat, [[Arab Saudi]] selatan dan [[Sudan]]. Ibukota dari kekaisaran tersebut adalah [[Aksum]], yang sekarang bagian utara Ethiopia. Hari ini sebuah komunitas kecil, kota Aksum pernah menjadi metropolis yang ramai, pusat budaya dan ekonomi. Dua bukit dan dua aliran berbaring dihamparan timur dan barat kota; mungkin memberikan dorongan awal untuk menyelesaikan daerah ini. Sepanjang perbukitan dan dataran luar kota, Aksumite memiliki makam-makam dengan batu pusara yang rumit yang disebut dengan [[Prasasti]], atau [[Obelisk]]. Kota-kota penting lainnya termasuk [[Yeha]], [[Hawulti-Melazo]], [[Matara, Eritrea|Matara]], [[Adulis]], dan [[Qohaito]], tiga kota terakhir yang sekarang adalah Eritrea.
 
Pada abad ke-3, Aksum mulai mencampuri urusan-urusan Arab Selatan, mengendalikan wilayah [[Tihama]] barat diantaradi antara wilayah lainnya. Hal ini mendominasikan negara-negara di Semenanjung Arab yang mneyeberangi Laut Merah, membuat mereka membayar Aksum sebuah upeti. Pada masa pemerintahan [[Endubis]] diakhir abad ke-3 mulai mencetak mata uang sendiri dan dinamakan oleh [[Mani (nabi)|Mani]] sebagai salah satu dari empat kekuatan besar bersamaan dengan [[Kekaisaran Sasaniyah|Persia]], [[Kekaisaran Romawi|Roma]], dan [[Sejarah Cina|Cina]]. Negara tersebut konversi ke [[Kristen]] di tahun 325 atau 328 dibawah pimpinan [[Ezana dari Axum|Kaisar Ezana]] dan merupakan negara pertama yang pernah menggunakan gambar salib di atas mata uangnya. Di tahun 350, mereka menguasai [[Kerajaan Kush]]. Pada masa itu, Aksum mengendalikan [[Ethiopia]] utara, [[Eritrea]], [[Sudan]] utara, [[Mesir]] selatan, [[Djibouti]], [[Yemen]] barat, dan [[Arab Saudi]] selatan, sejumlah 1.25 juta kilometer persegi.
 
Pada sekitar tahun 520, [[Kaleb]] mengirimkan sebuah ekspedisi ke Yemen untuk melawan [[Yahudi Yemeni|Yahudi]] raja [[Himyarite]] [[Dhu Nuwas]], yang menganiaya orang-orang Kristen/komunites Aksumite didalam kerajaannya. Dhu Nuwas digulingkan dan dibunuh dan Kaleb menunjuk seorang Kristen Himyarite, Sumuafa Ashawa, sebagai raja mudanya. Namun disekitar tahun 525 raja muda ini digulingkan oleh seorang Jenderal Aksumite [[Abreha]] dengan dukungan rakyat Ethiopia yang menetap di Yemen, dan memotong upeti untuk Kaleb. Ketika Kaleb mengirim ekspedisi lain terhadap Abreha pasukan ini membelot dan membunuh komandan mereka serta bergabung dengan Abreha. Ekspedisi lain untuk melawan mereka dikirim dan meninggalkan Yemen dibawah kendali Abreha, dimana ia terus mempromosikan keyakinan Kristen sampai kematiannya tak lama setelah Yemen ditaklukkan oleh bangsa Persia. Menurut Munro-Hay perang-perang tersebut merupakan lagu Aksum sebagai kekuatan yang hebat yang memperlemah otoritas Aksumite dan pengeluaran uang dan tenaga kerja yang berlebihan. Menurut tradisi Ethiopia, Kaleb akhirnya turun takhta dan pensiun kesebuah biara. Mungkin juga bahwa Ethiopia dijangkiti oleh [[Wabah Yustinianus]] pada saat itu.<ref name="Munro-Hay57" />
Baris 139:
 
[[File:KingEndybisEthiopia227-235CE.jpg|250px|thumb|Koin-koin Kaisar [[Endybis]], tahun 227–35. [[British Museum]]. Disebelah kiri dengan bahasa Yunani "AΧWMITW BACIΛEYC", "Kaisar Aksum". Disebelah kanan dengan bahasa Yunani: ΕΝΔΥΒΙC ΒΑCΙΛΕΥC, "Kaisar Endybis".]]
[[Steve Kaplan]] berpendapat bahwa dengan budaya Aksumite datang perubahan besar didalam agama, dengan hanya Astar yang tersisa sebagai dewa-dewa kuno, yang lainnya digantikan dengan apa yang disebut "tiga serangkaian dewa pribumi, Mahrem, Beher dan Medr." Ia juga menunjukkan bahwa budaya Aksum secara signifikan dipengaruhi oleh Yudaisme, dan mengatakan bahwa "Operator pertama Yudaisme mencapai Ethiopia diantaradi antara munculnya kerajaan Aksumite pada awal Masehi dan konversi ke Kristen Kaisar Ezana pada abad keempat." Ia percaya bahwa meskipun tradisi Ethiopia menunjukkan bahwa ini hadir didalam jumlah besar, bahwa "Sebuah jumlah teks dan individu yang relatif kecil yang tinggal di pusat budaya, ekonomi, dan politik bisa memiliki dampak yang cukup besar." dan bahwa "pengaruh mereka menyebar keseluruh budaya Ethiopia di masa pembentukannya Pada saat Kristen memegang peranan pada abad keempat, banyak dari awalnya elemen-elemen Hebraic-Yahudi telah diadopsi oleh banyak penduduk pribumi dan tidak lagi dipandang sebagai karakteristik asing. Mereka juga telah dianggap bertentangan dengan penerimaan Kristen."<ref>{{cite book|last=Kaplan|first=Steve|title=The Beta Israel (Falasha) in Ethiopia: From the Earliest Times to the Twentieth Century|year=1994|publisher=New York University Press|isbn=978-0814746646}}</ref>
[[File:Stela aksum.jpg|thumb|Tugu Aksum, symbol peradaban Aksumite]]