Wayang Topeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 20:
== Sejarah Wayang Topeng ==
Wayang Topeng merupakan [[tradisi]] [[budaya]] dan religiusitas masyarakat [[Jawa]] sejak zaman [[Kerajaan Kanjuruhan]] yang dipimpin oleh [[Raja Gajayana]] sekitar abad ke 8 M.<ref name="wayangempat">{{cite web|title= Sejarah Topeng Malangan |url= http://malangan.com/sejarah-topeng-malangan/#sthash.yE187LFV.dpuf|accessdate= 6 mei 2014}}</ref> Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan.<ref name="wayangempat"/> Kemudian pada masa [[Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari.<ref name="wayangempat"/> Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari.<ref name="wayangempat"/> Sebab waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan (make up), untuk mempermudah riasan, maka para penari tinggal mengenakan topeng di mukanya.<ref name="wayangempat"/> Wayang Topeng Malangan ini mengikuti pola berfikir [[India]], karena [[sastra]] yang dominan adalah sastra India.<ref name="wayangempat"/> Jadi cerita Dewata, cerita pertapaan, kesaktian, kahyangan, lalu kematian itu menjadi muksa.<ref name="wayangempat"/> Sehingga sebutan-sebutannya menjadi [[Bhatara Agung]]. Jadi itu peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama [[Hindu]] Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil cerita-cerita dari India, seperti kisah-kisah [[Mahabarata]] dan [[Ramayana]].<ref name="wayangempat"/> Wayang Topeng ini dipakai media komunikasi antara kawulo dan gusti, antara raja dan rakyatnya.<ref name="wayangempat"/> Kemampuan untuk menyerap segala sesuatunya dan membumikan dalam nilai kejawaan juga banyak terjadi tatkala [[Islam]] dan Jawa mulai bergumul dalam konteks [[wayang]] topeng.<ref name="wayangempat"/>
 
Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, cerita wayang topeng digantikan dengan cerita cerita Panji.<ref name="wayangempat"/> Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa.<ref name="wayangempat"/> Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria-kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.<ref name="wayangempat"/> Cerita Panji dimunculkan sebagai identitas kebesaran raja raja yang pernah berkuasa ditanah Jawa.<ref name="wayangempat"/> Cerita cerita Panji yang direkonstruksi oleh Singasari adalah suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi kekuasaan Singasari yang mulai berkembang.<ref name="wayangempat"/>
 
Pada saat agama Islam masuk Jawa untuk merebut hati orang-orang Jawa.<ref name="wayangempat"/> Proses Islamisasi wayang topeng oleh para wali yang menampilkan kisah marmoyo sunat merupakan sederet cerita bagaimana Islam memproduksi [[nilai]] didalamnya.<ref name="wayangempat"/> Cerita menak merupakan tanda masuknya Islam ditanah Jawa.<ref name="wayangempat"/> Oleh karena itu cerita menakjinggo yang selama ini dominan berkembang adalah cerita menak yang dikonstruk oleh [[keraton Mataram]] yang pada dasarnya adalah Islam.<ref name="wayangempat"/>