Dinasti Pahlavi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 42:
|title_deputy = [[Perdana Menteri]]|footnotes =
}}
'''Dinasti Pahlavi''' ({{lang-fa|دودمان پهلوی}}) adalah dinasti menguasai [[Iran|Negara Imperial Iran]] sejak dimahkotainya [[Reza Shah]] pada tahun [[1925]] hingga dijatuhkannya putra Reza Shah, [[Mohammad Reza Pahlavi]], pada [[Revolusi Iran]] dipada tahun [[1979]].
 
Dinasti Pahlavi berkuasa setelah Ahmad Shah Qajar, penguasa terakhir dari [[Dinasti Qajar]], terbukti tidak mampu menghentikan invasi [[Inggris]] dan [[Uni Soviet]] terhadap Iran, dan akibatnya [[Dinasti Qajar]] digulingkan dalam [[kudeta]] [[militer]], turun tahta dan akhirnya diasingkan ke [[Perancis]]. Majelis Nasional, yang dikenal sebagai ''Majlis'', menyatakan [[Reza Shah]] sebagai '''shah''' yang baru. Pada tahun [[1935]], Reza Shah menginstruksikan seluruh kedutaan asing di negaranya untuk menyebut ''Persia'' dengan nama kuno, ''Iran''.
Baris 55:
Dia mengirim ratusan pelajar Iran, termasuk anaknya, ke [[Eropa]] untuk belajar. Selama tahun [[1925]]-[[1941]], akibat berbagai proyek pembangunan Reza Shah, Iran berubah menjadi sebuah negara yang maju pesat. Pendidikan publik berkembang, dan kelas sosial baru bermunculan. Sebuah kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan kelas pekerja industri telah muncul.
 
Pada pertengahan [[1930]]-an, pemerintahan sekuler Reza Shah menyebabkan ketidakpuasan di antara beberapa kelompok, khususnya para [[ulama]], yang menentang pemerintahan [[sekuler]] Reza Shah. Terlebih lagi ketika dipada tahun [[1935]], Reza Shah menginstruksikan kepada seluruh delegasi asing di Iran untuk menggunakan istilah ''Iran'' sebagai korespondensi resmi dari ''Persia''. Setelah adanya protes para ulama, penggantinya, [[Mohammad Reza Pahlavi]], pada tahun [[1959]] mengumumkan bahwa kedua istilah, yaitu ''Persia'' dan ''Iran'' dapat digunakan secara bergantian.
 
Reza Shah mencoba menghindari keterlibatan [[Inggris]] dan [[Uni Soviet]] di Iran. Meskipun banyak proyek pembangunannya memerlukan ahli-ahli dan para teknisi asing, ia menghindari pemberian kontrak kepada perusahaan-perusahaan [[Inggris]] dan [[Uni Soviet]]. Meskipun [[Inggris]], melalui kepemilikan dari ''Anglo-Iranian Oil Company'', menguasai semua sumber daya minyak Iran, Reza Shah lebih suka untuk mendapatkan bantuan teknis dari [[Jerman]], [[Perancis]], [[Italia]], dan negara-negara [[Eropa]] lainnya. Ini menciptakan masalah bagi Iran setelah tahun [[1939]], ketika [[Jerman]] dan [[Inggris]] menjadi musuh dalam [[Perang Dunia II]]. Reza Shah menyatakan Iran sebagai [[negara netral]], tapi [[Inggris]] bersikeras bahwa para insinyur dan teknisi [[Jerman]] di Iran adalah mata-mata dengan misi untuk menyabotase fasilitas minyak [[Inggris]] di barat daya Iran. [[Inggris]] menuntut agar Iran mengusir semua warga negara [[Jerman]], tapi Reza Shah menolak, mengklaim ini akan berdampak negatif proyek-proyek pembangunannya.
Baris 67:
Pada tahun [[1951]], ''Majlis'' (Parlemen Iran) mengangkat Mohammad Mossadegh sebagai perdana menteri baru, yang tak lama setelah menasionalisasi industri minyak milik [[Inggris]]. Mossadegh ditentang oleh Shah yang takut akan adanya embargo minyak yang dikenakan oleh [[Barat]] akan menyebabkan kehancuran ekonomi bagi Iran. Dalam kasus ini, Shah menyingkir, namun kembali setelah [[Inggris]] dan [[Amerika Serikat]] melancarkan suatu "''kudeta''" terhadap Mossadegh di bulan [[Agustus]] [[1953]] (Operasi Ajax). Mossadegh kemudian ditangkap oleh pasukan [[militer]] pro-Shah.
 
Dalam konteks [[Perang Dingin]], Shah membuktikan dirinya sebagai sekutu yang tak terpisahkan dari [[Barat]]. Di dalam negeri, ia menganjurkan kebijakan [[reformasi]], yang berpuncak dalam programnya dipada tahun [[1963]], dikenal sebagai Revolusi Putih, yang termasuk reformasi tanah, perpanjangan hak suara perempuan, dan mengurangi tingkat buta huruf dalam masyarakat. Berkat kemajuan pembangunan yang pesat, dalam waktu kurang dari dua dekade Iran berhasil menjadi kekuatan [[ekonomi]] dan [[militer]] yang tak terbantahkan di [[Timur Tengah]].
 
[[Mohammad Reza Pahlavi]] menganggap dirinya sebagai pewaris raja-raja Iran kuno, dan pada tahun [[1971]] ia mengadakan perayaan besar dalam rangka "''2.500 tahun kekuasaan monarki Persia''".