Pertanian organik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ditahun +pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- hektar + hektare)
Baris 84:
Pasar produk organik paling kuat berada di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang pada tahun 2001 diperkirakan telah menguasai antara US$ 6 hingga 8 miliar dari pangsa pasar global yang sebesar US$ 20 miliar.<ref name=Lotter2003>{{Cite journal|last1=Lotter |first1= D. |year=2003 |url=http://donlotter.net/lotter_organicag.pdf| title= Organic Agriculture |journal=Journal of Sustainable Agriculture | volume = 21 |issue=4 |format = PDF|doi=10.1300/J064v21n04_06|pages=59 }}</ref>{{rp|6}} [[Australasia]] memiliki 39% pangsa lahan usaha tani organik di seluruh dunia, namun 97% dari lahan ini merupakan kawasan penggembalaan yang tidak menghasilkan bahan pangan secara langsung. Di sisi lain, Amerika Serikat, dengan lahan yang lebih sempit, memiliki tingkat penjualan 20 kali lebih banyak dibandingkan Australia.<ref name=Lotter2003/>{{rp|7}} Lahan usaha tani organik di Eropa menguasai 23% dari lahan usaha tani organik dunia, diikuti Amerika Latin dengan 19%, Asia 9.5%, Amerika Utara 7.2%, dan Afrika 3%.<ref>Willer, Helga and Kilcher Lukas, Eds. (2009) [http://orgprints.org/15575/ The World of Organic Agriculture - Statistics and Emerging Trends 2009]. International Federation of Organic Agriculture Movements(IFOAM), DE-Bonn, Research Institute of Organic Agriculture, FiBL, CH-Frick and International Trade Centre ITC, Geneva. [http://www.organic-world.net/contents-2009.html full table of contents]</ref>
 
Selain Australia, negara dengan lahan usaha tani organik terbesar adalah Argentina yang mencapai 3.1 juta hektarhektare, China 2.3 juta hektarhektare, dan Amerika Serikat 1.6 juta hektarhektare. Kebanyakan lahan organik di Argentina adalah lahan penggembalaan seperti Australia. Brazil merupakan eksportir produk organik terbesar.
 
Di Uni Eropa pada tahun 2005, 3.9% dari total lahan pertanian merupakan lahan usaha tani organik. Negara di Uni Eropa dengan proporsi lahan terbesar adalah [[Austria]] 11%, [[Italia]] 8.4%, dan [[Republik Ceko]] dan [[Yunani]] (keduanya 7.2%). Yang paling sempit adalah [[Malta]] 0.15, [[Polandia]] 0.6% (168 ribu hektarhektare),<ref>{{cite web| title=The organic food market in Poland: Ready for take-off|url=http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm| accessdate=2007-10-08| author=SixtyTwo International Consultants| pages=
|archiveurl = http://web.archive.org/web/20070927035437/http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm |archivedate = 2007-09-27}}</ref> dan [[Irlandia]] 0.8%.<ref>{{cite web | title=Organic Farming in the European Union | url=http://ec.europa.eu/agriculture/organic/files/consumer-confidence/consumer-demand/facts_en.pdf | accessdate=2012-01-19 | publisher=European Commission | page=30 | format=PDF}}</ref><ref>{{cite web | title=Eurostat press release 80/2007 | url=http://epp.eurostat.ec.europa.eu/pls/portal/docs/PAGE/PGP_PRD_CAT_PREREL/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007_MONTH_06/5-12062007-EN-BP.PDF | accessdate=2007-10-07 | author=European Commission&nbsp;– Eurostat
| page=1 | format=PDF}}</ref> Di tahun 2009, proporsi lahan organik di Uni Eropa tumbuh hingga 4.7%.<ref>{{cite web
Baris 147:
[[Eksternalitas]] adalah biaya atau keuntungan yang harus ditanggung atau diterima oleh suatu pihak yang tidak menyebabkan terbentuknya biaya atau keuntungan tersebut. Dalam pertanian secara umum, eksternalitas yang terjadi pada masyarakat biasanya dikarenakan penggunaan sumber daya seperti air, hilangnya [[keanekaragaman hayati]], terjadinya [[erosi]], berpindahnya pajak masyarakat ke pertanian melalui [[subsidi pertanian]], dan sebagainya. Eksternalitas positif misalnya terbentuknya kemandirian, terciptanya kewirausahaan dan lapangan kerja, dan mensupai bahan pangan lokal. Tidak terkecuali pada pertanian organik, ada eksternalitas secara positif dan negatifnya.<ref name=Marshall1991>{{Cite journal| last = Marshall | first = G. | year = 1991 | title= Organic Farming: Should Government Give it More Technical Support? |journal = Review of Marketing and Agricultural Economics | volume = 59 | issue = 3 | pages = 283–296 | url=http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/12390/1/59030283.pdf}}</ref>
 
Di Inggris pada tahun 2000, biaya eksternalitas negatif yang tidak terbayarkan mencapai 2343 juta pundsterling atau 208 poundsterling per hektarhektare lahan pertanian.<ref name=Pretty2000>{{Cite journal| last1 = Pretty et al. | year = 2000 | title = An assessment of the total external costs of UK agriculture | journal = Agricultural Systems | volume = 65 | issue = 2 | pages = 113–136 | doi = 10.1016/S0308-521X(00)00031-7 | url = http://www.essex.ac.uk/bs/staff/pretty/AgSyst%20pdf.pdf | first1 = J| last2 = Brett| first2 = C.| last3 = Gee| first3 = D.| last4 = Hine| first4 = R.E.| last5 = Mason| first5 = C.F.| last6 = Morison| first6 = J.I.L.| last7 = Raven| first7 = H.| last8 = Rayment| first8 = M.D.| last9 = Van Der Bijl| first9 = G. | archiveurl = http://www.webcitation.org/5p4udiKF2 | archivedate = 2010-04-18}}</ref> Di Amerika Serikat, biaya eksternalitas negatif pada budi daya tanaman diperkirakan mencapai US$5 hingga 16 miliar atau US$30-96 per hektarhektare, dan pada peternakan mencapau US$714 juta.<ref name=Tegtmeier2005>{{Cite journal| last1 = Tegtmeier | first1 = E.M. | last2 = Duffy | first2 = M. | year = 2005 | title = External Costs of Agricultural Production in the United States | journal = The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture | url = http://www.organicvalley.coop/fileadmin/pdf/ag_costs_IJAS2004.pdf}}</ref>
 
Pertanian organik memiliki biaya eksternalitas negatif yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite web| author= New Zealand's Ministry of Agriculture and Forestry | title= A Review of the Environmental/Public Good Costs and Benefits of Organic Farming and an Assessment of How Far These Can be Incorporated into Marketable Benefits | work= | url=http://www.maf.govt.nz/mafnet/rural-nz/sustainable-resource-use/organic-production/organic-farming-in-nz/org10005.htm | accessdate=2008-04-20}}</ref> Beberapa survey menemukan bahwa pertanian organik lebih sedikit merusak lingkungan karena tingkat kehilangan keanekaragaman hayati lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional, dan pertanian organik menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit limbah per unit luas lahan usaha tani.<ref>Stolze, M.; Piorr, A.; Häring, A.M. and Dabbert, S. (2000) Environmental impacts of organic farming in Europe. Organic Farming in Europe: Economics and Policy Vol. 6. Universität Hohenheim, Stuttgart-Hohenheim.</ref><ref>{{cite journal|last=Hansen|first=Birgitt|coauthors=Alrøe, H. J. & Kristensen, E. S.|title=Approaches to assess the environmental impact of organic farming with particular regard to Denmark|journal = Agriculture, Ecosystems & Environment| volume = 83|issue=1–2|pages = 11–26|month= January | year= 2001| doi = 10.1016/S0167-8809(00)00257-7}}</ref> Di tahun 2003, Department for Environment Food and Rural Affairs di Inggris menemukan hasil yang serupa bahwa pertanian organik memiliki lebih banyak manfaat bagi lingkungan, namun manfaat itu dikatakan cenderung tidak berarti karena hasil pertaniannya yang lebih sedikit per luas lahan.<ref>{{cite web | author= Department for Environment Food and Rural Affairs | title= Assessment of the environmental impacts of organic farming | url=http://orgprints.org/6784/02/OF0405_909_TRP.pdf | accessdate=2009-09-29}}</ref>