Ketupat sumpil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: BP2014 |
Tag: BP2014 |
||
Baris 6:
Nama ketupat sumpil berasal dari nama sebuah hewan sejenis keong atau siput yang banyak ditemui di sungai.<ref name="C">{{cite web|url=http://www.beritakendal.com/2014/01/13/sumpil-mulai-menghilang-di-tradisi-weh-weh-an/|title=Sumpil Mulai Menghilang di Wweh-Wehan|accessdate=4 Mei 2014 |publisher=Berita Kendal}}</ref> Hewan tersebut dalam bahasa Jawa bernama ''sumpil''.<ref name="C"></ref> Binatang sumpil berwarna hitam berbentuk kerucut dan agak panjang.<ref name="C"></ref> Ukuran binatang sumpil tergolong kecil.<ref name="C"></ref> Karena ukuran dan bentuk ketupat sumpil kecil serta bentuknya segitiga hampir mirip dengan sumpil makan makanan ini dinamai ketupat sumpil.<ref name="C"></ref> Garis-garis horisontal pada bungkus ketupat sumpil juga mirip dengan garis yang ada pada binatang sumpil.<ref name="C"></ref>
Ketupat sumpil sudah dikenal masyarakat sejak jaman [[Sunan Kalijaga]].<ref name="B"></ref> Ketupat sumpil di daerah Kaliwungu sering disajikan pada tradisi "weh-wehan" yang diselenggarakan pada acara [[Maulid Nabi Muhammad SAW]].<ref name="B"></ref> Ketupat sumpil tidak hanya sekedar makanan, pada Kaliwungu makanan ini memiliki sejumlah makna.<ref name="B"></ref> Makna tersebut diantaranya adalah bentuk segitiga dari ketupat sumpil melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan hubungan antara sesama manusia.<ref name="B"></ref> Tradisi weh-wehan sendiri bertujuan untuk mempererat [[silaturahmi]] antar masyarakat di Kaliwungu.<ref name="B"></ref> Berbeda dengan di Kaliwungu, ketupat sumpil di Purworejo, dan Kebumen lebih sering dihidangkan pada hari raya [[Idul Fitri]].<ref name="A"></ref> Ketupat ini dianggap sebagai hidangan istimewa saat lebaran. <ref name="A"></ref> Makanan tersebut dianggap istimewa karena memang hanya saat lebaran saja makanan tersebut ada.<ref name="A"></ref> Masyarakat Kebumen menyebut makanan ini sebagai makanan siluman yang muncul sekali dalam setahun kemudian menghilang kembali.<ref name="D">{{cite web|url=http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&jd=Wewehan%2C+Sebuah+Tradisi+Budaya+Penuh+Makna&dn=20100203150427|title=Wewehan, Sebuah Tradisi Budaya Penuh Makna|accessdate=4 Mei 2014 |publisher=
==Gambaran==
|