Memetika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
translated from En WP (done here) |
||
Baris 54:
Francis Heylighen dari Center Leo Apostel for Interdisciplinary Studies telah mendalilkan apa yang dia sebut "kriteria seleksi memetika”. Kriteria ini membuka jalan kepada bidang khusus “memetika terapan” untuk mengetahui apakah kriteria seleksi ini bisa bertahan jika diuji dengan analisis kuantitatif. Pada tahun 2003, Klaas Chielens melakukan uji ini dalam proyek tesis untuk mendapatkan gelar Master yaitu tentang kemungkinan uji bagi kriteria seleksi.
Dalam buku ''Selfish Sounds and Linguistic Evolution'',<ref>Ritt, Nikolaus (2004). ''Selfish Sounds and Linguistic Evolution: A Darwinian Approach to Language Change''. New York: Cambridge University Press.</ref> linguis Austria, Nikolaus Ritt telah berusaha menggunakan konsep memetika untuk menjelaskan perubahan suara jangka panjang dan konspirasi perubahan pada Bahasa Inggris awal. Telah diperdebatkan bahwa kerangka Darwinian yang umum digunakan untuk menangani perubahan budaya dapat memberikan penjelasan yang kokoh, yang tidak bisa diberikan oleh pendekatan yang berpusat pada pewicara. Buku ini memberikan saran yang relatif konkret tentang struktur materiil meme yang mungkin, dan menyediakan dua studi kasus yang kaya secara empiris.
Seorang akademisi Australia, S.J. Whitty telah menyatakan bahwa manajemen proyek adalah memepleks dengan bahasa dan cerita praktisi sebagai intinya.<ref>''A Memetic Paradigm of Project Management'' (International Journal of Project Management, 23 (8) 575-583)</ref> Pendekatan radikal ini melihat proyek dan manajemen sebagai sebuah ilusi; bangunan manusia yang terdiri dari kumpulan perasaan, harapan, dan sensasi, yang diciptakan dan diberi label oleh otak manusia. Pendekatan Whitty membutuhkan manajer proyek untuk mempertimbangkan bahwa alasan untuk menggunakan manajemen proyek bukan dengan sengaja untuk memaksimalkan keuntungan. Whitty juga mendorong untuk mempertimbangkan manajemen proyek sebagai proses yang terjadi secara alami, melayani diri sendiri, dan terus berkembang yang membentuk organisasi untuk tujuannya sendiri.
Ilmuwan politik Swedia, Mikael Sandberg melawan interpretasi "lamarckian" evolusi kelembagaan dan teknologi dan mempelajari inovasi kreatif teknologi informasi dalam organisasi pemerintah dan swasta di Swedia pada tahun 1990-an dari perspektif memetika.<ref>"The Evolution of IT Innovations in Swedish Organizations: A Darwinian Critique of ‘Lamarckian’ Institutional Economics", Journal of Evolutionary Economics, vol. 17, No. 1 (Feb 2007)</ref> Setelah membandingkannya dengan efek strategi TI ("lamarckian") aktif dengan interaktivitas pengguna-produsen (ko-evolusi Darwin), bukti dari organisasi Swedia menunjukkan bahwa interaktivitas koevolusionar hampir empat kali lebih kuat daripada faktor di balik kreativitas IT sebagai strategi TI "lamarckian".
== Rujukan ==
{{reflist|30em}}
|