Sangitan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP21Danang|15 MEI 2014|5 Mei 2014}} {{taxobox |name = Sangitan |image = Sambucus chinensis 1.JPG |image_caption = Sangitan |regnum = Plantae |unranked_d...' Tag: |
BP21Danang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 16:
}}
Sangitan (Latin: Sambucus
Di Pulau Sumatera sendiri ia dikenal secara beragama, di [[Aceh]] ia disebut abur, di [[Bengkulu]] ia dinamai babalat.<ref name="Dalimarta"/><ref name="Damayanti"/> Sedangkan di [[Pulau Jawa]], di daerah Sunda disebut kerak nasi, di Jawa (tengah) dinamanakan brobos kebo.<ref name="Dalimarta"/><ref name="Damayanti"/>
Di [[Maluku]] ia disebut halemaniri, yaitu di daerah [[Tidore]].<ref name="Dalimarta"/><ref name="Damayanti"/>
==Asal-usul Sangitan==
Sangitan merupakan tanaman asli [[Indonesia]].<ref name="Saky">{{id}} Fauzi R. Kusuma & B. Muhammad Zaky., Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat, Jakarta: Agromedia, Hal. 48-49</ref> Sangitan banyak dijumpai di [[Bhutan]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Cina]] (kecuali di utara), [[India]], Indonesia, [[Jepang]], [[Laos]], [[Malaysia]] (di Sabah), [[Filipina]], [[Thailand Selatan]], dan [[Vietnam]].<ref name="Dalimarta"/>
Kehadiran Sangitan kurang diperhatikan orang bahkan terkadang dianggap sebagai gulma, meskipun di Cina sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit [[hepatitis]].<ref name="Efifah">{{id}}Tanaman Obat untuk mengatasi hepatitis, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2005, Hal. 40-41</ref>
==Karakteristi Tanaman Sangitan==
Sangitan tumbuh di sembarang tempat di pinggir sawah dan di antara semak belukar di [[hutan bambu]].<ref name="Efifah"/> Rantingnya saling berdesakan dan membentuk perdu, tampak unik bagian daunnya.<ref name="Efifah"/> Lebar daun 2-3cm, ujungnya meruncing membuat daunnya semakin sempit dan helaiannya seperti menutup.<ref name="Efifah"/> Bunganya berwarna putih agak krem di pucuk tanaman sehingga kelihatan menonjol.<ref name="Efifah"/> Bentuk mahkota bunga seperti [[bintang]], pertumbuhannya mengarah ke atas dan sekilas mirip [[payung]].<ref name="Efifah"/>
Rasa pohon atau daun sangitan manis agak pahit. Herba ini masuk dalam meridian hati (liver) dan berkasiat sebagai peluruh kencing (diretik).<ref name="Yuliarti">{{id}}Nurheti Yuliarti., Sehat, Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat Tradisional, Yogyakarta: Penerbit Andi, Hal. 72-73</ref>
==Kandungan kimia==
Sangitan kaya akan kandungan kimia, seperti minyak esensial, asam ursolik, beta sitosterol, alfa amyrin palmitat, KNO, dan tanin.<ref name="Saky"/><ref name="Efifah"/><ref name="Yuliarti"/> Kandungan tersebut menyebar di bagian akar, batang, dan daun.<ref name="Efifah"/><ref name="Saky"/><ref name="Yuliarti"/> Di samping itu, menurut data Departemen Kesehatan, tanaman ini mengandung sambunigran dan glukosida.<ref name="Efifah"/><ref name="Saky"/><ref name="Yuliarti"/>
==Pemanfaatan bagian tanaman Sangitan==
Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah [[akar]], (daun)/herba, dan bunga dengan cara dijemur sampai kering jika akan disimpan.<ref name="Dalimarta"/>
Akar digunakan untuk pengobatan: bengkak dan memar, tulang patah, [[reumatik]], pegal linu, dan [[sakit kuning]].<ref name="Dalimarta"/> Herba digunakan untuk: bengkak karena timbunan cairan pada penyakit [[ginjal]], [[beri-beri]], [[disentri]], radang saluran napas kronis, eripelasi.<ref name="Dalimarta"/> Seluruh tumbuhan digunakan untuk pengobatan: [[keram]], nyeri tulang, memar, kulit terbakar, bercak hitam di wajah, untuk menghaluskan kulit dan merangsang saraf.<ref name="Dalimarta"/>
Penggunaannya sangat sederhana dan sifatnya masih lokal.<ref name="Dalimarta"/> Daunnya bisa ditumbuk, direbus (airnya diminum atau untuk mencuci bagian sakit), atau diperas.<ref name="Dalimarta"/>
Contoh, penggunaan bagi penderita penyakit kuning: cuci 30-50 g akar sangitan kering atau 90 g akar sangitan segar, lalu potong seperlunya.<ref name="Dalimarta"/> Tambahkan daging [[sapi]] yang jumlahnya sama banyak, setelah dingin, air diminum dan dagingnya dimakan.<ref name="Dalimarta"/>
==Efek Samping==
Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan ini karena dapat menyebabkan kematian janin.<ref name="Dalimarta"/>
==Rujukan==
|