Kresna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k gambar rusak
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Baris 307:
|last=Hein
|first=Norvin
}}</ref> Dipercaya bahwa pemujaan tersebut merupakan tradisi penting pada sejarah awal pemujaan Kresna dipada zaman kuno.<ref name = "Hastings540"/><ref>Bhattacharya, Gouriswar: ''Vanamala of Vasudeva-Krsna-Visnu and Sankarsana-Balarama''. In: Vanamala. Festschrift A.J. Gail. Serta Adalberto Joanni Gail LXV. diem natalem celebranti ab amicis collegis discipulis dedicata.</ref> Tradisi ini dianggap sebagai yang terawal di antara tradisi lainnya yang kemudian bergabung pada tahap selanjutnya dalam perkembangan sejarah. Tradisi lainnya meliputi [[Bhagawatisme]] dan penyembahan [[Gopala]], yang bersama penyembahan [[Balakresna]] (''Bala-Krishna'') membentuk dasar tradisi pemujaan yang terpusat pada Kresna pada masa sekarang.<ref name = kk20072>
{{Cite book
| author = Klostermaier, Klaus K.
Baris 525:
=== Ahmadiyyah ===
[[Berkas:Mirza Ghulam Ahmad (c. 1897).jpg|right|180px|thumb|[[Mirza Ghulam Ahmad]], pendiri [[Ahmadiyyah]] yang mengakui Kresna sebagai seorang [[Nabi]].]]
Di [[Asia Selatan]], anggota [[Ahmadiyyah|komunitas Ahmadiyyah]] meyakini Kresna sebagai utusan Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh pendiri aliran tersebut, [[Mirza Ghulam Ahmad]]. Ghulam Ahmad juga mengaku memiliki kesamaan dengan Kresna sebagai pembangkit agama dan moralitas dipada zaman modern yang misinya adalah mendamaikan umat manusia dengan Tuhan.<ref name = Sialkot>{{cite book | title = Lecture Sialkot | first = Mirza Ghulam | last = Ahmad | publisher = Islam International Publications Ltd. | location = Tilford | year = 2007 |isbn = 1-85372-917-5 | url = http://alislam.org/library/books/LectureSialkot.pdf}}</ref> Pengikut Ahmadiyyah mempertahankan istilah ''avatar'' ([[awatara]]) yang dianggap sama dengan istilah "nabi" dalam tradisi agama di Timur Tengah sebagai campur tangan Tuhan dengan manusia; seperti Tuhan yang menunjuk manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam ''Kuliah Sialkot'', Ghulam Ahmad menulis:
 
<blockquote>Jelaslah bahwa Raja Krishna, sesuai dengan apa yang telah diwahyukan kepadaku, adalah orang yang benar-benar agung yang sulit untuk menemukan orang sepertinya di antara para [[Resi]] dan [[Awatara]] dalam Hindu. Dia adalah seorang Awatara — yaitu, Nabi — besar pada masanya yang kepadanya Roh Kudus turun dari Tuhan. Dia berasal dari Tuhan, jaya dan sejahtera. Ia membersihkan tanah Arya dari dosa dan ternyata Nabi pada zamannya yang kemudian ajarannya diubah dalam berbagai cara. Dia penuh kasih kepada Tuhan, seorang teman kebajikan dan musuh kejahatan.<ref name = Sialkot/></blockquote>