Sufisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Baris 12:
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan diatas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad <ref>[http://www.ias.org/articles/Origin_of_School_of_Sufism.html Asal-usul Ajaran Sufisme]</ref>.
 
Pendapat lain menyebutkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat [[Islam]] dipada zaman [[Khalifah]] [[Utsman bin Affan]] dan [[Ali bin Abi Thalib]], khususnya karena faktor [[politik]].Pertikaian antar umat Islam karena karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Mereka melakukan gerakan ''‘uzlah'' , yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang seringkali menipu dan menjerumuskan. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di pelopori oleh [[Hasan Al-Bashiri]] pada abad kedua [[Hijriyah]]. Kemudian diikuti oleh figur-figur lain seperti [[Shafyan al-Tsauri]] dan [[Rabi’ah al-‘Adawiyah]].<ref>Solihin, M. Anwar, M Rosyid. ''Akhlak Tasawuf'' (Bandung: Nuansa 2005) hlm. 177</ref>
 
'''Definisi Sufisme'''
Baris 68:
 
== Tasawuf dan ilmu pengetahuan ==
Ilmu pengetahuan yang dipada zaman [[Yunani]] kuno diberi citra, bahkan diidentikkan dengan [[filsafat]]. Tasawuf sebagai ilmu juga diarahkan untuk kepentingan [[agama]] ([[Kristiani]]), baru memperoleh sifat kemandiriannya semenjak adanya gerakan [[Renaissance]] dan [[Aufklarung]]. Semenjak itu pula manusia merasa bebas, tidak mempunyai komitmen dengan apa atau siapapun (agama, tradisi, sistem pemerintahan, otoritas politik dan lain sebagainya) selain komitmen dengan dirinya sendiri untuk mempertahankan kebebasannya dalam menentukan cara dan sarana menuju kehidupan yang hendak dicapai.<ref>Asmaran. ''Pengantar Studi Tasawuf'' (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002) hlm.23</ref>
 
== Kesenian sufi ==