Pernikahan adat Karo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1:
{{inuseBP|BP25Vanya|26 Mei 2014|26 April 2014}}
'''Pernikahan adat Karo''' merupakan bagian dalam kehidupan orang [[Karo]].<ref name="Bangun">{{id}}Bangun, Tridah. 1986. ''Adat dan Upacara Perkawinan Masyarakat Batak Karo''.Jakarta: Kesaint Blanc.</ref> Pernikahan dalam adat Karo merupakan tradisi yang dilakukan turun-temurun.<ref name="Bangun"></ref>
==Jenis-jenis Pernikahan==
Dalam budaya Karo, ada beberapa jenis pernikahan, yaitu:<ref name="Bangun"></ref>
*Berdasarkan status dari pihak yang melakukan pernikahan, dapat beberapa jenis, yaitu
**Gancih Abu (Ganti Tikar)
Gancih abu adalah suatu pernikahan seorang laki-laki menikahi saudara perempuan istrinya yang telah meninggal.<ref name="Bangun"></ref>
**Lako Man (Turun Ranjang)
Lako man adalah suatu pernikahan seseorang laki-laki menikahi seorang perempuan.<ref name="Bangun"></ref> Perempuan dalam pernikahan ini adalah perempuan bekas istri saudara atau ayahnya yang telah meninggal.<ref name="Bangun"></ref> Lako man sendiri memiliki jenis-jenis lainnya pula, yaitu:
***Pernikahan Mindo Makan
Mindo makan adalah suatu pernikahan yang seorang laki-laki dengan perempuan bekas istri saudara atau ayahnya yang telah meninggal.<ref name="Bangun"></ref>
***Pernikahan Mindo Cina
Mindo Cina adalah suatu pernikahan yang seorang laki-laki menikahi seorang neneknya dalam ''tutur suku Karo''.<ref name="Bangun"></ref> Dalam tutur [[suku Karo]], yang dianggap nenek bukan hanya ibu dari ibu kandungnya.<ref name="Bangun"></ref>
***Kawin Ciken
Kawin ciken adalah suatu pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang dahulu adalah istri dari ayahnya ataupun saudaranya.<ref name="Bangun"></ref> Namun, dalam jenis pernikahan ini,sudah ada perjanjian sebelum ayahnya atau saudaranya
**Iyan
|