Batu Batikam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP48Fadhillah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP48Fadhillah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 4:
 
 
'''Batu Batikam'' adalah salah satu benda cagar budaya bersejarah di [[Jorong Dusun Tuo]], [[Nagari Lima Kaum]], Kabupaten [[Tanah Datar]], Provinsi [[Sumatera Barat]].<ref name="c">{{id}} {{cite journal
| author = Haluan
| year =
Baris 20:
| accessdate = 12 Mei 2014
}}
</ref> jika diartikan kedalam Bahasa [[Indonesia]], Batu Batikam berarti batu yang tertusuk.<ref name=f></ref> Menurut sejarah, lubang atau tusukan yang ada di tengah batu itu merupakan bekas dari tusukan [[keris]] [[Datuak Parpatiah Nan Sabatang]].<ref name="f">{{id}} {{cite journal
| author = Antara SumBar
| year =
Baris 36:
| accessdate = 12 Mei 2014
}}
</ref> Luas situs cagar budaya Batu Batikam adalah 1.800 m2meter persegi, dulu berfungsi sebagai ''medan nan bapaneh'' atau tempat bermusyawarah kepala suku.<ref name=d></ref> Susunan batu disekeliling batu batikam seperti sandaran tempat duduk, berbentuk persegi panjang melingkar.<ref padaname=d></ref> Pada bagian tengah terdapat batu batikam (batu berlubang) dari bahan batuan [[Andesit]].<ref batuname=d></ref> Batu ini berukuran 55 x 20 x 40 cm.sentimeter, berbentukdengan bentuk hampir segi tiga.<ref name="d">{{id}} {{cite journal
| author = Padang Today
| year =
Baris 52:
| accessdate = 12 Mei 2014
}}
</ref> Prasati[[Prasasti]] Batu Batikam menjadi salah satu bukti keberadaan [[Kerajaan Minangkabau]] di zaman [[Neolitikum (zaman batu baru)]].<ref name="e">{{id}} {{cite journal
| author = EO Community
| year =
Baris 68:
| accessdate = 12 Mei 2014
}}
</ref> Batu batikam merupakan batu tertusuk yang melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah-mufakat dalam kehidupan masyarakat [[Minangkabau]].<ref name="a">{{id}} {{cite journal
| author = Pelangi Holiday
| year =
Baris 87:
 
== Keunikan ==
Batu ini dinamakan batu batikam atau batu tertusuk adalah karena adanya bekas tusukan pada bagian batu tersebut.<ref name=a></ref> Secara logika, hal ini mungkin sulit diterima oleh akal mengingat batu adalah sebuah benda yang sangat keras sehingga tidak mungkin untuk ditusuk dan menyisakan sebuah lobang yang tembus.<ref name=a></ref>
 
Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Batu Batikam merupakan bekas tusukan [[keris]] milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang menjadikan batu batikam sebagai simbol perdamaian antar pemimpin yang berkuasa pada masa itu.<ref name=a></ref>
 
Cerita lain menyatakan bahwa peninggalan [[sejarah]] ini dahulu kala merupakan suatu tempat [[musyawarah]] para kepala suku.<ref name=a></ref> Hal lain yang menambah keunikan Batu Batikam adalah adanya sebuah pohon [[beringin]] yang sangat besar diidi sekitar kawasan tersebut. Pohon beringin berukuran raksasa ini suasana di sekitar situs terasa berbeda.<ref name=a></ref> selainSelain itu, lubang pada batu batikam ini dapat disentuh dan dilihat langsung oleh pengunjung.<ref name=f></ref>
 
== Sejarah ==
Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan [[Datuak Katumanggungan]] adalah dua orang saudara yang berlainan Bapakbapak.<ref name=b></ref> Datuak Parpatiah Nan Sabatang adalah seorang sosok yang dilahirkan dari seorang Bapakbapak yang memiliki darah [[aristokrat]] (cerdik pandai), sementara Datuak Katumanggungan adalah sosok yang dilahirkan dari seorang Bapakbapak yang [[otokrat]] (raja-berpunya).<ref name=b></ref> Tetapi kedua diantara mereka lahir dari seorang rahim Ibuibu yang sama, dimana seorang wanita biasa seperti lainnya.<ref name=b></ref>
Datuak Parpatiah menginginkan masyarakat diatur dalam semangat yang [[demokratis]], atau dalam tatanannya, “Duduk"Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”tinggi".<ref name=b></ref> Namun Datuak Katumanggungan menginginkan rakyat diatur dalam tatanan yang hirarkhi[[hirarki]] “berjenjang"berjenjang sama naik, bertangga sama turun”turun".<ref name=b></ref> Dan karena perbedaan tersebut mereka berdua bertengkar hebat.<ref name=b></ref>
Untuk menghindari pertikaian dan tidak saling melukai, Datuak Parpatiah dan Datuak Katumanggungan kemudian menikam [[batu]] tersebut dengan keris sebagai pelampiasan emosinya.<ref name=b></ref>
Maka dari itu Batu Batikam memiliki sebuah lubang yang menembus dari arah sisi depan dan belakang.<ref name="b">{{id}} {{cite journal
| author = Andy Febrian
Baris 115:
</ref>
 
Meskipun terkesan menyeramkan, namun Batu Batikam menjadi salah satu lokasi wisata yang masih menarik minat wisatawan.<ref name=a></ref> Selain memiliki keunikan yag membuat wisatawan penasaran, batu ini juga dinilai mengandung unsur pelajaran, pengetahuan dan hikmah tentang pentingnya perdamaian.<ref name=a></ref>
 
Hingga saat ini, pendapat yang berbeda antara Datuk Parpatih nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan masih terlihat dari adanya dua keselaran di Minangkabau, yakni Keselarasankeselarasan [[Koto Pilang]], yang mencerminkan sistem kekuasaan ala Datuk Katumanggungan dan Keselarasankeselarasan [[Bodi Chaniago]] yang merupakan perwujudan sistem pemeirntah ala Datuk Parpatih Nan Sabatang.<ref name=a></ref>
 
== Lokasi ==
Baris 140:
== Refernsi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori: Sejarah]]
[[Kategori: Prasasti]]
[[Kategori: Tempat Wisata]]
[[Kategori: Indonesia]]