Pertanian organik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- hektar + hektare) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Di tahun +Pada tahun ) |
||
Baris 41:
Para pakar [[biologi tanah]] mulai mengembangkan teori mengenai bagaimana ilmu [[biologi]] dapat digunakan pada pertanian untuk menanggulangi dampak negatif bahan kimia pertanian tanpa mengurangi hasil produksi pertanian. [[Biodinamika biologi]] berkembang pada tahun 1920an dan menjadi versi awal dari pertanian organik yang dikenal sekarang.<ref name=Paull/><ref>{{cite journal|last=Paull|first=John|title=Attending the First Organic Agriculture Course: Rudolf Steiner's Agriculture Course at Koberwitz, 1924|journal=European Journal of Social Sciences|year=2011|volume=21|issue=1|pages=64–70}}</ref><ref name=Kirchmann>Holger Kirchmann and Lars Bergström, editors. [http://books.google.com/books?id=B6tBN1dyC9oC&lpg=PR2&pg=PR2#v=onepage&q&f=false Organic Crop Production – Ambitions and Limitations] Springer. Berlin 2008.</ref>{{rp||13–37}}<ref>{{cite journal | author = Paull John | year = 2011 | title = Attending the First Organic Agriculture Course: Rudolf Steiner's Agriculture Course at Koberwitz, 1924 | url = http://orgprints.org/18809/1/Paull2011KoberwitzEJSS.pdf | format = PDF | journal = European Journal of Social Sciences | volume = 21 | issue = 1| pages = 64–70 }}</ref><ref>Lotter, D.W. (2003) [http://www.donlotter.net/lotter_organicag.pdf Organic agriculture]. Journal of Sustainable Agriculture 21(4)</ref><ref>Biodynamics is listed as a "modern organic agriculture" system in: Minou Yussefi and Helga Willer (Eds.), [http://orgprints.org/544/1/world_of_organic.pdf The World of Organic Agriculture: Statistics and Future Prospects], 2003, p. 57</ref><ref>Biodynamic agriculture is "a type of organic system". Charles Francis and J. van Wart (2009), "History of Organic Farming and Certification", in [https://portal.sciencesocieties.org/Downloads/pdf/B40726.pdf Organic farming: the ecological system]. American Society of Agronomy. pp. 3-18</ref> Sistem ini berdasarkan filosofi [[antroposofi]] dari [[Rudolf Steiner]].<ref name=Kirchmann/>{{rp|17–19}}
Meningkatnya kesadaran lingkungan secara umum pada populasi manusia di masa modern telah mengubah gerakan organik yang awalnya dikendalikan oleh suplai, kini dikendalikan oleh permintaan pasar. Harga yang tinggi dan [[subsidi pertanian|subsidi]] dari pemerintah menarik perhatian petani. Di negara berkembang, berbagai produsen pertanian yang bekerja dengan prinsip tradisional dapat dikatakan setara dengan pertanian organik namun tidak bersertifikat dan tidak mengikuti perkembangan ilmiah dalam pertanian organik. Sehingga beberapa petani tradisional dapat berpindah menjadi petani organik dengan mudah, yang terdorong oleh alasan ekonomi.<ref>Paull, John [http://orgprints.org/10949/01/10949.pdf "China's Organic Revolution"], Journal of Organic Systems (2007) 2 (1): 1-11.</ref>
Baris 88:
Di Uni Eropa pada tahun 2005, 3.9% dari total lahan pertanian merupakan lahan usaha tani organik. Negara di Uni Eropa dengan proporsi lahan terbesar adalah [[Austria]] 11%, [[Italia]] 8.4%, dan [[Republik Ceko]] dan [[Yunani]] (keduanya 7.2%). Yang paling sempit adalah [[Malta]] 0.15, [[Polandia]] 0.6% (168 ribu hektare),<ref>{{cite web| title=The organic food market in Poland: Ready for take-off|url=http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm| accessdate=2007-10-08| author=SixtyTwo International Consultants| pages=
|archiveurl = http://web.archive.org/web/20070927035437/http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm |archivedate = 2007-09-27}}</ref> dan [[Irlandia]] 0.8%.<ref>{{cite web | title=Organic Farming in the European Union | url=http://ec.europa.eu/agriculture/organic/files/consumer-confidence/consumer-demand/facts_en.pdf | accessdate=2012-01-19 | publisher=European Commission | page=30 | format=PDF}}</ref><ref>{{cite web | title=Eurostat press release 80/2007 | url=http://epp.eurostat.ec.europa.eu/pls/portal/docs/PAGE/PGP_PRD_CAT_PREREL/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007_MONTH_06/5-12062007-EN-BP.PDF | accessdate=2007-10-07 | author=European Commission – Eurostat
| page=1 | format=PDF}}</ref>
| title=Organic Market Growth - Facts and Figures | url=http://www.organicshops.us/blog/Organic-Market-Growth-Facts-and-Figures
| accessdate=2012-01-18 | author=FiBL,OTA | pages= }}</ref>
Setelah [[keruntuhan Uni Soviet]] pada tahun 1991, input usaha pertanian (terutama pestisida dan pupuk sintetik) yang sebelumnya didatangkan dari negara Eropa TImur tidak lagi tersedia di [[Kuba]]. Banyak petani Kuba beralih menjadi petani organik karena keterpaksaan.<ref>{{cite web | title=Farming with Fidel | url=http://web.archive.org/web/20090304033343/http://www.sustainabletimes.ca/articles/cubanfarms.htm | accessdate=2012-02-04 | author=Auld, Alison }}</ref> Sehingga pertanian organik menjadi cara yang utama dalam menghasilkan bahan pangan sampai sekarang.<ref>{{cite web
Baris 113:
===Pertumbuhan===
Eropa dan Amerika Utara mengalami peningkatan tertinggi dalam hal luas lahan.<ref name=OrgWorldYearbook2013/>{{rp|26}} Antara tahun 2005 hingga 2008, Uni Eropa mengalami perluasan sebesar 21%.<ref>http://epp.eurostat.ec.europa.eu/cache/ITY_PUBLIC/5-01032010-BP/EN/5-01032010-BP-EN.PDF</ref> Hal ini disebabkan pemberian [[subsidi pertanian]] di Uni Eropa yang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik karena besarnya manfaat bagi lingkungan. Namun Amerika Serikat masih mensubsidi pertanian konvensional, terutama gula dan jagung.<ref>Dimitri, C.; Oberholtzer, L. (2006) [http://ers.usda.gov/AmberWaves/February06/Features/feature1.htm EU and US Organic Markets Face Strong Demand Under Different Policies]</ref> Hal inilah yang menjadi pembeda antara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Secara persentase luas lahan pertanian total pada kedua wilayah tersebut, 4.6% di Uni Eropa adalah lahan pertanian organik sedangkan di Amerika Serikat hanya 0.6% dari total luas lahan pertaniannya.<ref name=OrgWorldYearbook2011>{{Cite news|last1=Willer |first1=Helga |last2=Kilcher |first2=Lukas |title=The World of Organic Agriculture. Statistics and Emerging Trends 2011 |year=2011 |publisher=IFOAM |location=Bonn; FiBL, Frick |url=http://www.organic-world.net/yearbook-2011-key-results.html?&L=2}}</ref>
Baris 149:
Di Inggris pada tahun 2000, biaya eksternalitas negatif yang tidak terbayarkan mencapai 2343 juta pundsterling atau 208 poundsterling per hektare lahan pertanian.<ref name=Pretty2000>{{Cite journal| last1 = Pretty et al. | year = 2000 | title = An assessment of the total external costs of UK agriculture | journal = Agricultural Systems | volume = 65 | issue = 2 | pages = 113–136 | doi = 10.1016/S0308-521X(00)00031-7 | url = http://www.essex.ac.uk/bs/staff/pretty/AgSyst%20pdf.pdf | first1 = J| last2 = Brett| first2 = C.| last3 = Gee| first3 = D.| last4 = Hine| first4 = R.E.| last5 = Mason| first5 = C.F.| last6 = Morison| first6 = J.I.L.| last7 = Raven| first7 = H.| last8 = Rayment| first8 = M.D.| last9 = Van Der Bijl| first9 = G. | archiveurl = http://www.webcitation.org/5p4udiKF2 | archivedate = 2010-04-18}}</ref> Di Amerika Serikat, biaya eksternalitas negatif pada budi daya tanaman diperkirakan mencapai US$5 hingga 16 miliar atau US$30-96 per hektare, dan pada peternakan mencapau US$714 juta.<ref name=Tegtmeier2005>{{Cite journal| last1 = Tegtmeier | first1 = E.M. | last2 = Duffy | first2 = M. | year = 2005 | title = External Costs of Agricultural Production in the United States | journal = The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture | url = http://www.organicvalley.coop/fileadmin/pdf/ag_costs_IJAS2004.pdf}}</ref>
Pertanian organik memiliki biaya eksternalitas negatif yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite web| author= New Zealand's Ministry of Agriculture and Forestry | title= A Review of the Environmental/Public Good Costs and Benefits of Organic Farming and an Assessment of How Far These Can be Incorporated into Marketable Benefits | work= | url=http://www.maf.govt.nz/mafnet/rural-nz/sustainable-resource-use/organic-production/organic-farming-in-nz/org10005.htm | accessdate=2008-04-20}}</ref> Beberapa survey menemukan bahwa pertanian organik lebih sedikit merusak lingkungan karena tingkat kehilangan keanekaragaman hayati lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional, dan pertanian organik menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit limbah per unit luas lahan usaha tani.<ref>Stolze, M.; Piorr, A.; Häring, A.M. and Dabbert, S. (2000) Environmental impacts of organic farming in Europe. Organic Farming in Europe: Economics and Policy Vol. 6. Universität Hohenheim, Stuttgart-Hohenheim.</ref><ref>{{cite journal|last=Hansen|first=Birgitt|coauthors=Alrøe, H. J. & Kristensen, E. S.|title=Approaches to assess the environmental impact of organic farming with particular regard to Denmark|journal = Agriculture, Ecosystems & Environment| volume = 83|issue=1–2|pages = 11–26|month= January | year= 2001| doi = 10.1016/S0167-8809(00)00257-7}}</ref>
Sebuah studi perbandingan yang dilakukan antara [[peternakan susu]] di Wisconsin dan Selandia Baru menemukan bahwa, dengan menggunakan jumlah emisi per kg susu yang dihasilkan, peternakan susu di Selandia Baru menghasilkan lebih banyak emisi gas [[metana]] dan di Wisconsin lebih banyak menghasilkan emisi gas [[karbon dioksida]]. Keduanya merupakan [[gas rumah kaca]]. Hal ini dikarenakan di Selandia Baru, sapi lebih banyak diberikan rumput dan [[hijauan]], sedangkan di Wisconsin lebih banyak berupa konsentrat. Selulosa diubah menjadi [[asetat]] (CH<sub>3</sub>COO<sup>-</sup>) di dalam perut sapi dan dapat berubah menjadi gas metana. Pada pakan konsentrat, kandungan selulosa lebih rendah sehingga ion [[propanoat]] (CH<sub>3</sub>CH<sub>2</sub>COO<sup>-</sup>) lebih banyak dihasilkan dibandingkan asetat, sehingga emisi metana berkurang.<ref name="Johnson">{{cite journal |pmid=8567486 |year=1995 |last1=Johnson |first1=KA |last2=Johnson |first2=DE |title=Methane emissions from cattle |volume=73 |issue=8 |pages=2483–92 |journal=Journal of animal science}}</ref><ref name="Capper">{{cite journal |doi=10.2527/jas.2009-1781 |title=The environmental impact of dairy production: 1944 compared with 2007 |year=2009 |last1=Capper |first1=J. L. |last2=Cady |first2=R. A. |last3=Bauman |first3=D. E. |journal=Journal of Animal Science |volume=87 |issue=6 |pages=2160–7 |pmid=19286817}}</ref>
|