Prabakusuma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP88Lukas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP88Lukas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 10:
Kemahiran Prabukusuma dalam membidikkan anak panah dingunakannya untuk mempermainkan dan menggoda lawannya yang cantik itu.<ref name="ref1"/> Satu persatu pakaian yang dikenakan Dewi Mustikaweni terlepas dari tubuhnya karena menjadi sasaran anak panah Prabukusuma.<ref name="ref1"/>
Akhirnya, Mustikaweni menyerah kalah.<ref name="ref1"/> ''Jamus Kalimasada'' dikembalikkan kepada Prabukusuma.<ref name="ref1"/> Mustikaweni juga menurut saja ketika Prabukusuma mengajaknya ke Kerajaan Amarta. <ref name="ref1"/> Dengan restu para [[Pandawa]] dan [[Prabu Kresna]], Dewi Mustikaweni akhrinya menjadi istri Prabukusuma. <ref name="ref1"/>
Dalam kisah berikutnya Prabukusuma menitipkan ''Jimat Kalimasada''kepada [[Petruk]].<ref name = "ref4"/>
Jimat itu sangat kuat hingga bisa mengalahkan kerajaan mana pun yang menjadi sasaran.<ref name = "ref4"/> Awalnya, Prabukusuma berpikir Petruk yang notabene merupakan anak Semar, pasti bisa dipercaya.<ref name = "ref4"/> Sayangnya, Prabukusuma lupa bahwa Petruk adalah sosok yang usil.<ref name = "ref4"/> Berbekal ''Jimat Kalimasada'', Petruk mengambil alih kerajaan Lojitengara dan mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dan menyematkan gelar ''Welgeduwelbeh''.<ref name = "ref4"/>
Karena jadi raja, Petruk kumat lah isengnya.<ref name = "ref4"/> Hidungnya dia pasangi cincin dan dia selalu duduk di singgasananya dengan kaki diangkat, karena tubuhnya yang terlalu tinggi sehingga kakinya tidak pas dengan singgsana.<ref name = "ref4"/>
Namun Petruk tetap tidak kehilangan kebijaksanaannya.<ref name = "ref4"/> Ketika menjadi raja, sudah pasti Petruk harus mencari seorang permaisuri.<ref name = "ref4"/> Maka, iapun memerintahkan pada pengawalnya untuk mencarikan ia wanita yang layak untuk dipersunting.<ref name = "ref4"/> Petruk memberikan kriteria untuk para pengawalnya tentang wanita yang ingin ia peristri.<ref name = "ref4"/> “Aku tidak ingin istri yang cantik, kerjanya cuma berkaca saja tiap hari. Carikan aku istri dari kalangan jelata yang biasa saja”.<ref name = "ref4"/> Akhirnya, Petruk menikah dengan juru masak kerajaannya yang gemuk dan tidak cantik.<ref name = "ref4"/>
Waktu bergulir hingga suatu hari Petruk merasa capek duduk dengan kaki diangkat di atas singgasananya.<ref name = "ref4"/> Maka ia pun meminta pengawalnya untuk mencarikan alas duduk untuk singgasananya, sehingga kakinya bisa pas saat menyentuh lantai.<ref name = "ref4"/>
Akhirnya, pengawalnya menemukan bantalan yang dimaksudkan.<ref name = "ref4"/> Namun, bantalan itu ternyata milik kerajaan yang kala itu dipimpin oleh Abimanyu.<ref name = "ref4"/> Abimanyu yang sedang sakit, mempersilahkan Prabu Welgeduwelbeh mengambil alas duduknya.<ref name = "ref4"/> Namun Abimanyu mengatakan, “aku sedang sakit, jadi bila engkau ingin alas duduk ini untuk engkau gunakan, engkau harus tetap memangkuku.”<ref name = "ref4"/>
Petruk langsung sadar bahwa ini adalah tamparan keras baginya.<ref name = "ref4"/> Kerajaan yang semula dipimpin Petruk, kemudian diserahkan pada Abimanyu untuk dipimpin.<ref name = "ref4"/>
Dalam [[Baratayuda]], seperti juga semua anak Arjuna, Prabukusuma gugur.<ref name="ref1"/> Di hari ketujuh, ia terkena panah yang dilepaskan oleh [[Prabu Drona]].<ref name="ref1"/>