Talas belitung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k typo
Wie146 (bicara | kontrib)
melengkapi isi, refs
Baris 40:
'''Talas belitung''', '''kimpul''' atau '''bentul''' ('''''Xanthosoma sagittifolium''''') adalah spesies [[tumbuhan berbunga]] tropis dari genus ''[[Xanthosoma]]'' yang menghasilkan [[umbi]] berpati yang dapat dimakan. Tanaman ini termasuk [[familia|suku]] talas-talasan ([[Araceae]]) yang berasal dari [[Amerika]] tropis, namun kini telah tersebar di berbagai bagian dunia.<ref name=prosea9>{{aut|Flach, M. & F. Rumawas}} (Eds.) ''Plant Resources of South-East Asia'' (PROSEA) '''9''' - Plants yielding non-seed carbohydrates: 159-164 ([http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=498 ''Xanthosoma nigrum'' Schott])</ref> Di [[Bolivia]], tanaman ini disebut dengan ''walusa'', di [[Kolombia]] disebut dengan ''bore'', di [[Kosta Rika]] ''tiquizque'' atau ''macal'', di [[Meksiko]] ''mafafa'', di [[Nikaragua]] ''quequisque'', dan di [[Panama]] ''otoy''.
 
Dibawa masuk ke [[Asia]] pada sekitar abad ke-19<ref name=prosea9/>, tanaman ini dikenal di [[Indonesia]] dengan pelbagai nama seperti ''kimpul'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''kimpul, bentul, linjik'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]); ''dilago gogomo'' ([[Galela|Gal.]])<ref name=heyne1913>{{aut|[[Karel Heyne|Heyne, K.]]}} 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'' '''I''': 501-2. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa [[Belanda]] [https://archive.org/stream/denuttigeplanten01heyn#page/158/mode/2up -1913- '''I''': 158], sebagai ''Xanthosoma violaceum'' Schott)</ref>. Ada pula yang menyebutnya ''belitung, kimpul bodas, kimpul hideung'' (Sd.), serta ''bisono, busil'', dan ''bothe'' (Jw.).
 
==Pengenalan==
[[Herba]] yang menahun, dengan semacam [[Umbi#Macam-macam umbi|umbi batang]] ([[bahasa Inggris|Ingg.]], ''corm'') yang tumbuh di bawah tanah, darinya muncul anak-anak umbi (Ingg., ''cormels''; Jw., ''enthik'') yang dapat dipanen nantinya. [[Daun|Daun-daun]] berukuran besar, [[terna|menerna]], bertangkai panjang yang muncul tegak dari (umbi) batang, helai daun bentuk [[perisai]] seperti mata [[panah]], tinggi hingga 1-2 [[meter]].<ref name=purdue>{{aut|Giacometti D.C. & J. León}}. 1994. [http://www.hort.purdue.edu/newcrop/1492/tannia.html Tannia, Yautia (''Xanthosoma sagittifolium'')], <u>in</u> J.E. Hernándo Bermejo and J. León (eds.) [http://www.fao.org/docrep/t0646e/t0646e00.htm Neglected Crops: 1492 from a Differentdifferent Perspectiveperspective]. ''Plant Production and Protection Series'' No. '''26''': 253-258. FAO, Rome, Italy. ISBN 92-5-103217-3</ref>
 
[[Bunga majemuk|Perbungaan]] tersusun dalam [[bunga tongkol|tongkol]] yang terlindungi oleh [[seludang bunga|seludang]], 12-15 [[sentimeter|cm]] panjangnya, terbagi dua atas seludang bagian atas yang terbuka dan bagian bawah yang menggembung dan tertutup. Tongkol sedikit lebih panjang dari seludang, dengan [[bunga|bunga-bunga]] betina duduk pada bagian bawah, bunga-bunga jantan pada bagian atas, di antarai oleh bagian berisi bunga-bunga steril; tongkol jarang menjadi [[buah]]. Anak-anak umbi (''enthik'') biasanya dapat dipanen setelah berumur 9-11 bulan.<ref name=purdue/>
 
==Agihan dan ekologi==
Kimpul diperkirakan berasal dari benua [[Amerika Selatan]] bagian utara. Telah dibudidayakan sejak zaman kuno, tanaman ini kemudian menyebar ke [[Kepulauan Antillen]] dan [[Amerika Tengah]]. Ketika bangsa [[Eropa]] tiba di Amerika, talas yang secara lokal disebut ''tannia'' atau ''yautia'' ini telah ditanam orang sejak [[Meksiko]] selatan hingga ke [[Bolivia]], namun kemungkinan lebih intensif ditanam di Kep. Antillen.<ref name=purdue/>
 
Pada masa [[perbudakan|perdagangan budak]], talas belitung ini dibawa ke [[Afrika]] dan berkembang baik di [[Afrika Barat]], di mana umbinya disukai orang dan menggantikan [[talas]] yang telah dikembangkan lebih dulu<ref name=prosea9/><ref name=purdue/>. Belakangan,
di abad ke-19 hingga awal abad ke-20 kimpul menyebar ke seluruh wilayah [[Oseania]] dan Benua [[Asia]]<ref name=prosea9/>. ,
 
''Xanthosoma'' adalah jenis tumbuhan dari wilayah [[hutan hujan tropika]]. Secara alami, tumbuhan ini hidup di bawah naungan tajuk hutan, namun dalam kultivasi ia dapat tumbuh baik di lahan-lahan pertanian terbuka dengan sinar matahari penuh.<ref name=purdue/> Umumnya ''Xanthosoma'' merupakan tanaman wilayah dataran rendah dan membutuhkan rata-rata temperatur harian di atas 21°C. Curah hujan tahunan rata-rata sekitar 1400 mm, tetapi lebih disukai 2000 mm, yang merata di sepanjang tahun, dengan kelembaban tanah cukup.<ref name=prosea9/> Meskipun cukup tahan dengan tanah yang mengandung [[garam]]<ref name=prosea9/>, ''Xanthosoma'' tidak tahan terhadap penggenangan dan memerlukan tanah berdrainase baik<ref name=purdue/>.
 
Tingkat naungan dan kadar air tanah dinilai berpengaruh terhadap kadar [[klorofil]] total pada daun kimpul. Kombinasi naungan sebesar 75% dan kadar air tanah 40% kapasitas lapangan memberikan hasil terbaik pada peningkatan kadar klorofil.<ref>{{aut|Anggarwulan, E., Solichatun, & W. Mudyantini}} 2008. Karakter fisiologi kimpul (''Xanthosoma sagittifolium'' (L.) Schott)pada variasi naungan dan ketersediaan air. [http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0904/D090405.pdf ''Biodiversitas'' '''9'''(4): 264-8].</ref>
 
==Manfaat==
Kimpul ditanam orang untuk dipanen umbinya, dan juga untuk dimanfaatkan daun-daunnya yang muda sebagai sayuran<ref name=prosea9/><ref name=heyne1913/>. Sebagai bahan makanan, umbi dapat diolah dengan berbagai cara: direbus, dibakar, dikukus, dibuat bubur atau digoreng dan digunakan dalam sup, sup kental, atau dibuat [[salad]]; dapat juga diolah menjadi [[tepung]] untuk dijadikan kue-kue kering atau [[puding]]<ref name=prosea9/>. Kimpul baik pula untuk dijadikan [[keripik]]<ref>{{aut|Pratiwi, F.}} 2003. [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/19556/F03fpa.pdf?sequence=2 ''Pengembangan Umbi Kimpul (''Xanthosoma sagittifolium'' L. Schott) Menjadi Keripik Dalam Rangka Diversifikasi Produk Agroindustri]. Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. (tidak diterbitkan)</ref>. Data produksi kimpul di [[Indonesia]] tahun 2013 adalah sekitar 825 ton, yang diperoleh dari lahan seluas 55 ha yang tersebar di 6 kabupaten/kota (Deptan ''dalam'' Jatmiko & Estiasih 2014)<ref name=jatmiko>{{aut|Jatmiko, G.P. & T. Estiasih}}. 2014. Mie dari umbi kimpul (''Xanthosoma sagittifolium''): kajian pustaka. [http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/download/45/54 ''Jurnal Pangan dan Agroindustri'' '''2'''(2): 127-34, April 2014.</ref>.
 
Dalam pengobatan tradisional di [[Malaysia]], daun-daun besar dari ''Xanthosoma nigrum'' dimanfaatkan sebagai selimut untuk pasien yang mengalami demam karena rasanya yang dingin dan memberikan kenyamanan yang temporer. Pasien juga berendam dengan air rebusan tanaman tersebut. Di [[Palawan]], [[Filipina]], getah dari perbungaan digunakan untuk menyembuhkan luka dan sebagai penawar racun untuk gigitan dan sengatan [[serangga]].<ref name=prosea9/> Di Indonesia, umbi ''Xanthosoma violaceum'' dianggap berkhasiat sebagai obat sakit [[bisul]]<ref name=obat>{{aut|Anonim}} [http://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku4/4-099.pdf ''Xanthosoma violaceum'' Schoot]</ref>.
 
Kandungan karbohidrat dari kimpul selanjutnya dapat diolah untuk menghasilkan [[bioetanol]]<ref>{{aut|Karo-Karo, J.S.}} 2011. [http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29246/7/Cover.pdf ''Pembuatan Bioetanol dengan Bahan Baku Kimpul (<u>Xanthosoma</u> <u>sagittifolium</u>)'']. Skripsi pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. (tidak diterbitkan)</ref>
===Kandungan===
Kimpul termasuk salah satu komoditi sumber [[karbohidrat]]<ref name=prosea9/>. Selain itu, umbi kimpul mengandung [[protein]], [[lemak]], [[vitamin]], dan [[mineral]]<ref name=jatmiko/>.
 
Daun dan umbi ''Xanthosoma violaceum'' mengandung [[saponin]] dan [[flavonoida]]; daunnya juga mengandung [[alkaloida]] dan [[polifenol]]<ref name=obat/>. Umbi kimpul juga ditengarai memiliki kandungan senyawa bioaktif [[diosgenin]], golongan saponin alami yang banyak ditemukan pada [[kacang-kacangan]] dan umbi ''[[Dioscorea]]'' spp. Senyawa diosgenin diketahui bermanfaat sebagai anti [[kanker]], menghambat proliferase sel, dan memiliki efek hipoglikemik. Selain itu umbi kimpul juga mengandung Polisakarida Larut Air (PLA) yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan, meningkatkan populasi ''[[bifidobacterium]]'' dalam usus besar. Selain mengandung senyawa gizi, kimpul juga mengandung senyawa anti gizi yaitu [[kalsium oksalat]]. Kalsium oksalat inilah yang menyebabkan rasa gatal ketika dikonsumsi. Densitas kristal kalsium oksalat pada umbi diperkirakan lebih dari 120 ribu/cm, sedangkan dalam daun lebih tinggi lagi.<ref name=jatmiko/>
 
===Kuliner===
Di Brazil, daunnya dijual dengan nama ''taioba''. Umbinya disebut ''nampi'' atau ''malanga'', juga digunakan dalam kuliner di berbagai negara. Tanaman ini sering ditanam secara tumpang sari di wilayah [[reforestasi]] untuk mengendalikan [[gulma]] dan menyediakan naungan bagi pohon yang sedang dalam masa awal pertumbuhan.
 
DiDalam [[masakan [[Puerto Riko]], tanaman ini disebut dengan ''malanga'' atau ''yautía''. Pada ''pasteles''-nya Puerto Riko, ''yautia'' digerus bersama dengan pisang hijau menjadi adonan untuk dioleskan ke daging babi atau ham, dan dierbusdirebus di dalam daun pisang.
 
Di [[Karibia Spanyol]], tanaman ini dan umbinya disebut ''yautia'', dan biasanya dijadikan masakan rebusan, sup, atau cukup direbus biasa seperti [[kentang]]. Tanaman ini digunakan dalam masakan setempat, ''[[pasteles]]'', ''[[alcapurria]]s'', ''[[sancocho]]'', dan ''[[mondongo]]''. [[Republik Dominika]] memiliki versi lain dari makanan ini yang juga mengandung daging sapi cincang atau suwiran daging ayam. Pada ''alcapurrias'', umbi tanaman ini juga digerus dengan pisang hijau dan dijadikan gorengan [[kroket]] yang mengandung daging sapi cincang atau campuran ham cincang dan daging babi. ''Sancocho'' adalah sup dan ''mondongo'' adalah masakan rebusan (''stew''). ''Yautia'' juga dikonsumsi sebagai [[purée]].
 
Di [[Suriname]] dan [[Belanda]], tanaman ini disebut dengan ''tayer''. Parutan umbinya dipanggang dengan ayam, jus buah, daging asin, dan rempah-rempah untuk dijadikan masakan populer Suriname yaitu [[Pom (makanan)|''pom'']]. Dapat dimakan bersama dengan nasi atau roti, dan makanan ini umum disajikan dalam acara kumpul keluarga atau aktivitas lain.
 
==Referensi==
{{portalreflist|Pertanian2}}
{{commons category}}
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{portal|Pertanian}}
*[http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42090 GRIN Species Profile - ''Xanthosoma sagittifolium'']
*[http://www.fao.org/docrep/T0646E/T0646E0o.htm FAO Species Profile: {{commonscat|Xanthosoma sagittifolium]}}
*Prohati: [http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=499 Kimpul (''Xanthosoma sagittifolium'')]
*[http://www.infoagro.go.cr/ProgrNacionales/RaicesyTuber/manual_tiquisque.pdf Costa Rica Ministry of Agriculture and Livestock: Cultivation manual (Spanish)]
*Plantamor: [http://www.plantamor.com/index.php?plant=1298 Talas kimpul]
*Tanaman kampung: [http://tanamankampung.blogspot.com/2012/03/kimpul.html Kimpul]
*GRIN Species Profile: [http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42090 GRIN Species Profile - ''Xanthosoma sagittifolium'']
*FAO Species Profile: [http://www.fao.org/docrep/T0646E/T0646E0o.htm ''Xanthosoma sagittifolium'']
*Costa Rica Ministry of Agriculture and Livestock: [http://www.infoagro.go.cr/ProgrNacionales/RaicesyTuber/manual_tiquisque.pdf Costa Rica Ministry of Agriculture and Livestock: ''Cultivation manual'' (Spanish)]
 
 
 
{{tumbuhan-stub}}
 
[[Kategori:Xanthosoma|sagittifolium]]