Amri Tambunan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
 
== Kehidupan awal ==
Amri lahir [[Tanjungbalai]] dari kalangan keluarga militer, keduanya orang tuanya yakni [[Mayor]] (T) Djamaluddin Tambunan dan [[Letnan Satu|Lettu]] Nurbanun Siregar adalah purnawirawan TNI. Ayahnya ini pernah menjabat berbagai jabatan strategis seperti [[Wedana]] [[Tanjung Balai]] (1946), [[Patih]] di Asahan (1947), kemudian menjadi [[Bupati]] [[Asahan]] (1947), Bupati [[Labuhanbatu]] (1949), [[Wali Kota]] [[Pematang Siantar]] (1957), Bupati [[Simalungun]] (1959), Gubernur Muda Sumatera Utara (1960), Sekwilda Sumatera Utara (1973), [[Gubernur]] [[Jambi]] (1974), Kepala bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) [[Kementerian Dalam Negeri Indonesia|Depdagri]] (1980). Dibidang [[politik]] ayah Amri Tambunan pernah menjadi anggota [[DPR]] dan [[MPR]] (1982) dan Wakil ketua [[Golkar|Fraksi Karya Pembangunan]] DPD/MPR (1987). Masa kecilnya dalam kepungan agresi [[Belanda]]. Saat ibunya hamil tua mengandung dirinya, ibunya ditangkap dan ditawan Belanda di Tanjungbalai untuk memaksa ayahnya menyerah.
 
Keluarga tersebut lalu pindah menuju ke [[Padang Sidempuan]], karena keadaan Tanjung Balai yang semakin mengkhawatirkan. Dalam perjalanan kakak Amri, Irma Tambunan yang masih berusia 4 tahun meninggal dunia. Amri lahir di rumah sakit dengan kawalan ketat tentara Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan lalu membebaskan mereka. Amri kecil bersama ibunya melarikan diri dengan masuk ke hutan-hutan untuk menghindari kejaran tentara Belanda.