Haruman, Leles, Garut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Bona Kartono (bicara | kontrib)
←Mengganti halaman dengan '{{desa |peta = |nama =Haruman |provinsi =Jawa Barat |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Garut |kecamatan =Leles |nama Kades = Drs. d...'
Baris 11:
|kepadatan =-
}}
'''Haruman''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Leles]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
'''Haruman''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Leles]], yang berbatasan sebelah barat desa ciburial, sebelah utara berbatasan dengan desa leles, sebelah timur berbatasan dengan desa margaluyu dan sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan banyuresmi. aparatur pemerintahan dipimpin oleh kepala desa. Pusat pemerintahan Desa Haruman berlokasi di
Kp. Tutugan Rt. 002 Rw. 002 dengan jarak 1000
meter ke Pusat Ibu Kota Kecamatan, 13 Km ke
Pusat Ibu Kota Kabupaten Garut.tepat berada di
Jl. Mandalika No. 01 Kp. Tutugan Desa
Haruman Leles Garut. Jumlah Perangkat Desa Haruman sebanyak10
orang terdiri dari :
 
{{Leles, Garus}}
* 1 orang Kepala Desa
{{desa-stub}}
* 1 orang Sekretaris Desa
* 5 orang Kepala Urusan
* 3 orang Kepala Dusun
 
Lembaga Pemerintahan Desa
 
√ BPD : Jumlah Personil 5 orang
√ LPM : Jumlah Personil 9 orang
√ PKK : Jumlah Personil 20 orang
MUI Kekayaan Desa:
 
* Gedung kantor desa ukuran 12 X 8 M2
* Gedung Kantor BPD 4 X 8 M2
* Gedung Olah Raga 12 x 16 Meter
* Tanah Carik Cibuah
* Tanah Carik Pasir Ayakan.
 
Haruman terdiri dari 3 dusun, 10 RW, dan 31 RT. Wilayah - - Dusun I Kp. Leuweung Tiis Dan
- Dusun II Kp. Tutugan dan Perum Griya Citra
dan Perum Qoriah Thoyibah dan - Dusun III Kp.
Sayuran, Pasir Salam, Pangampaan dan Kp.
Pangapuan.
 
letak geografis Haruman sangat strategis karena sebagai jalur utama antara kota provinsi dengan kota kabupaten garut.
Mata pencaharian penduduknya adalah :
- Petani,
- Buruh tani,
- PNS,
- Pegawai swasta,
- TNI Polri,
- Buruh.
 
Mayoritas penduduknya beragama '''ISLAM''' .
 
Visi dan Misi kepala desa Haruman:
 
'''VISI''' :
* Mendukung terwujudnya Garut pangirutan yang tata tentrem kerta raharja menuju Ridho Alloh.
* Mewujudkan desa Haruman menjadi desa yang harkatan harum aman dan mandiri.
 
'''MISI''':
* Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia yg berazaskan humanisme dan islam.
* Menggali potensi sumber daya alam utk mendukung kemajuan perekonomian rakyat.
* Mengembangkan budaya gotong royong dan kekeluargaan beazaskan silaturahmi.
* Optimalisasi pelayanan aparatur desa dan lembaga lembaganya utk masyarakat.
Legenda Desa (Sasakala)
Bukan merupakan hal yang mudah, ketika harus menguak legenda asal mula Desa Haruman , mengingat Desa Haruman merupakan Pemekaran dari Desa Pokok, yaitu Desa Haruman , yang dimekarkan menjadi Desa Leles Wetan dan Desa Leles kulon.
Dan Desa Pemerkaran tersebut dimekarkan lagi, Desa Leles Kulon dimekarkan menjadi Desa Salam Nunggal dan Desa Ciburial, sedangkan Desa Leles Wetan Dimekarkan menjadi Desa Haruman dan Desa Leles.
Adapun menurut sejarah/legenda asal mula nama Leles adalah pakemitan berawal dari kondisi sarana prasarana/infrastruktur di wilayah leles dan sekitarnya belum selengkap seperti sekarang ini, dimana pada masa itu para penduduk baik pribumi ataupun pendatang bila dalam melakukan aktivitasnya/dari perjalanan jauh menuju tempat yang dituju diwilayah leles (seperti tujuan ke : corenda, legok, lekor, tambakbaya,dll) bila telah lewat jam 5 (lima) sore belum sampai juga ditujuan/masih diperjalanan, maka begitu sampai di puseur dayeuh leles terpaksa mereka ngemit/menginap di daerah pemukiman/penduduk karena untuk melanjutkan perjalanan pulang tidak bisa dengan berbagai alasan : sarana transportasi,rawan kejahatan,daerah terpencil, dll, baru besok pagi melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Maka sejak saat itulah berdiri /terbentuk Desa Leles (sebutan lain) serta tradisi ngemit/menginap berlanjut hingga + 1 abad berikutnya.
Pada saat meletus perang mataram dengan banten, leles merupakan daerah transit untuk istirahat para prajurit mataram karena lelah/leuleus, serta banyak prajurit mataram yang meminta di urut/dipijit kepada penduduk setempat namun dengan kata bahasa mereka yaitu di leles (maksudnya dipilit), hingga pada saat mataram kalah perang banyak eks prajurit mataram yang tidak kembali ke mataram tetapi bermukim/menetap di leles termasuk kebiasaan di \lelespun (dipijit) terus mengakar di masyarakat setempat, hingga bukan hanya penduduk setempat tetapi para pendatang pun banyak yang meminta dileles kepada kaum pribumi untuk menghilangkan lelah/cape.
Hal tersebut juga biasa dilakukan oleh tentara Belanda bila sudah melaksanakan tugas patrol ke kampung-kampung, sering beristirahat sejenak di pemukiman penduduk untuk menghilangkan cape (Leuleus) sebelum kembali ke markas di pusat kota leles.
Inti kata desa pakemitan pada saat itu (Wilayah Leles) adalah tempat transit/istirahat orang-orang dengan segala macam aktivitasnya, serta dengan segala kemajemukannya maka berawal dari ngemit untuk menghilangkan Leuleus (cape) dan dileles (dipijit) lambat laun oleh orang-orang pribumi dan luar serta Pemerintah Kolonial Belanda, nama Desa Pakemitan yang dikenal sebagai daerah transit menghilangkan cape/leuleus dan dileles, akirnya diganti dengan nama L E L E S hingga sekarang.
 
Terbentuknya Desa Haruman
Membuka Catatan sejarah Desa Haruman , merupakan rangkaian cerita panjang yang dramatis, dimana catatan yang ada, menerangkan bahwa peranan Sdr Idji Hatadji (Alm) Direktur Utama CV Haruman yang pada saat itu , yaitu sekitar tahun Enam puluhan tepatnya pada tahun enam puluh enam kurang lebih, CV Haruman mulai membangun kawasan pendidikan dan pemukiman, dinama pada saat itu Dibangun jenjang Pendidikan Mulai dari Taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai dengan perguruan tinggi dibangun dikawasan Tutugan (sekarang Lokasi Kantor Desa Haruman ). Dari Proses Perjalan tersebut, sekitar 250 Ha Lahan telah mulai dibeli oleh CV Haruman dari penduduk setempat, pada saat itu Desa yang ada hanyalah Desa Leles ,
Pemberian Nama Desa Haruman sendiri merupakan, permintaan Dari Sdr Idji Hatadji (Alm) yang mana hampir sekitar 65 % yang merupakan hasil dari pembelian dari masyarakat yang pada saat transaksi lokasi-lokasi tanah masyarakat tersebut akan digunakan untuk perumahan dan lingkungan pendidikan Haruman, yang mana dalam Rencana Kegiatan CV Haruman wilayah Desa Haruman merupakan Pusat Kegiatan Pembangunan Wilayah Pendidikan hal ini dibuktikan dengan dibangunan Perumahan Tutugan lengkap Pembangunan Sarana Pendidikan mulai dari Tk sampai dengan Perguruan Tinggi….. meski ditengah perjalan dengan berbagai kendala dan hambatan proyek pembangunan dan pengembangan CV Haruman harus dihentikan. Yang diakibatkan dari gejolak politik di tingkat pusat serta kurangnya ketersedian sumber air. (Catatan : Nama Desa Haruman merupakan permintaan dari Sdr. Idji Hatadji dengan timbal baik beliau memberikan tanah dan bangunan untuk Kantor Desa)
Pada tahun 1979 seiring perkembangan jaman Desa Leles dimekarkan/dipecah menjadi 2 (dua) desa yaitu : 1. Desa Leles Kulon dan 2. Desa Leles Wetan , Desa Leles Kulon dengan kepala desanya Warya Sumarta dan Desa Leles Wetan dijabat oleh Edje Djaedi dengan juru tulis Suprapto.
Namun selang 5 tahun/pada tahun Delapan puluhan kedua desa tersebut diatas dimekarkan kembali dengan alasan-alasan : Letak geografis yang terlalu luas, kepadatan penduduk, perkembangan infrastruktur/sarana prasarana, kemajuan perekonomian, dll. Dengan desa-desa sbb :
1. Desa Leles Kulon menjadi : Desa Ciburial dan Desa Salamnunggal
2. Desa Leles Wetan menjadi : Desa Haruman dan Desa Leles
Kepala Desa Leles Wetan pada saat itu dipangku oleh Adang Wiguna dengan Juru Tulis Ajang RH.
Ketika pemerkan terjadi, Kepala Desa Haruman langsung dipanggku oleh Adang Wiguna dan Desa Leles dijabat oleh Ajang RH Pasca Pemerkaran Desa Leles Wetan Kepala Desa Haruman sejak pemilihan pertaman Tahun 1981 adalah :
1. Adang Wiguna, dengan Juru Tulis Lili Mulyana (1980-1989)
2. Lili Mulyana, juru tulis Iwan (1989-1998)
3. Dadan Jukana (Pejabat). Juru Tulis Budi (1998-1999)
4. Eman Rahman (Pejabat). Juru Tulis Budi (1999-2000)
5. Avip Fivery, Sekretaris Desa Samsul Parid (2000-2008)
6. Drs. Dede Hernawan, Sekretaris Desa Samsul Parid (2008-Sekarang)
Budaya dan Kebiasaan Masyarakat Haruman yang ada sejak zaman dulu diantaranya ; Tradisi Ngaruat lembur, Tradisi Ziarah, Tradisi Hajat Tujuh Bulan, Tradisi Numbal Bumi, dan lain-lain.
Topografi
Desa Haruman merupakan desa yang berada di daerah lereng Gunung Guntur (Penduduk setempat menyebutnya Gunung Gede) sebelah Selatan, dengan ketinggian antara 500 – 700 m dpl (diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Haruman adalah lereng gunung dengan kemiringan antara 200 - 450. Di sebelah timur hanya dibatasi oleh batas pagar alam yang sekaligus menjadi Batas dengan Desa Sukaraja Kecamatan Banyuresmi (Sekarang Berdiri Tugu Batas Kecamatan Banyuresmi dan Kecamatan Leles), dan disebelah selatan dengan Sungai kering Cikaweudukan menjadi batas administratif dengan wilayah Desa Margaluyu
Hidrologi dan Klimatologi
Aspek hidrologi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa. Berdasarkan hidrologinya, Desa Haruman sama sekali tidak mempunyai Sungai yang mengalir, yang ada hanyalah sungai kecil yang kering irupun hanya sungai Kering Cikaweukan. Dari Kondisi Hidrologi dan Klimatologi seperti ini, pertanian yang mungkin dilakukan oleh petani hanya pertanian palawija yang tidak begitu banyak membutuhkan air. Sehingga pertanian di wilayah Desa Haruman hanyalah pertanian Kering yang meliputi Jangung, Tembakau, Cabe dan lain-lain.
Adapun Mata air utama yang menghidupi masyarakat Desa Haruman adalah seluruhnya berada jauh di luar Wilayah Desa Haruman seperti
1. Mata Cangkores yang terletak di Wilayah Perhutani
2. Mata Air Ciburial yang berada di Desa Ciburial
3. Mata Air Dano yang berada di wilayah Desa Dano
4. Mata Air Curug Astra yang berada di wilayah BKSDA
5. Mata Air Curug Aslam yang berada di Wiliyah Kehutanan
6. Mata Air Cikoneng yang berada di Wilayah BKSDA
7. Mata Air Pasir Ipis
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas curah hujan dan jumlah hujan dibanding keadaan selama tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menjadi sangat berpengaruh terhadap beberapa sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan masayarakat. Ditunjang pula oleh terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali, akibat kurangnya pemahaman dan kedaran dari warga sekitar serta kurangnya pengawasan dari semua pihak terkait.
Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan
Pada umumnya lahan yang terdapat di Desa Haruman hanya digunakan secara produktif disaat musim-musim penghujan, Hal ini menunjukkan bahwa Kawasan Desa Haruman memiliki Sumber daya alam yang harus dipikirkan untuk dimaksimalkan dalam pengembangan dan pengolahannya. Diantara Luas Wilayah Desa Haruman Pertanian merupakan Wilayah yang Cukup luas sekitar 295.8 Ha, dan yang lainnya berupa pekarangan 39,255 Ha, , Hutan Negara 50.00Ha, Lahan Kebun 200 ha dan lahan lain-lain seluas 9 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai luas tanah dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
 
 
 
[[Leles]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
'''{{tatang-howedar}}(Osul Asul)'''