Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
Nama hewan: bagian baru
Baris 47:
 
{{Pendatang baru|Tetap semangat {{smile}} [[Pengguna:Mimihitam|'''<small><span style="background:#999999;color:#fff">&nbsp;Mimihitam&nbsp;</span></small>''']] 3 Mei 2014 10.36 (UTC)}}
 
== Nama hewan ==
 
Halo Arif.
 
Saya perhatikan, Anda membuat nama-artikel hewan dengan huruf kapital di awal kata. Sesuai dengan [http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf Pedoman umum Ejaan Yang Disempurnakan], penulisan nama-nama hewan atau tumbuhan tidak perlu dikapitalisasi (lihat pada Bab II no 9). Jadi silakan gunakan penulisan '''Kucing sabana''' (di awal kalimat) atau '''kucing sabana''' (di dalam kalimat) alih-alih [[Kucing Sabana]]. Begitu pula untuk '''kucing coklat havana''' (atau, kucing '''''cokelat''''' havana, lihat [http://kbbi.web.id/cokelat-2 ini]), '''kucing anggora turki''' dan lain-lainnya.
 
Untuk '''[[kucing birma]]''' dan '''[[kucing burma]]''', yang memang beda entitasnya, apakah itu memang nama standarnya dalam dunia 'perkucingan'? (misalnya, memang demikian nama perdagangannya di Indonesia?) Soalnya, dalam Bahasa Indonesia, Birma dan Burma mengacu pada entitas yang sama, yaitu (negara) Myanmar, seperti halnya Siam (nama lama) dan Thailand. Saran saya, jika mungkin, salah satunya (''birman'' atau ''burmese'') menggunakan nama yang berbeda, supaya orang tidak salah mengerti. (Bayangkan, jika ada nama 'badak Sumatra' dan 'badak Sumatera' yang dipakai untuk menyebut dua entitas yang berbeda). Salam, [[Pengguna:Wie146|Wie146]] ([[Pembicaraan Pengguna:Wie146|bicara]]) 22 Mei 2014 04.38 (UTC)