Yesus di dalam [[kekristenan]] juga dikenal dengan gelar '''[[Kristus]]''' (kata "[[:wikt:Kristen|Kristen]]" berarti "murid Kristus"), dan di dalam [[Islam]] dikenal dengan nama '''[[Isa]]''' dengan gelar '''[[Almasih]]'''. Baik di dalam maupun di luar kekristenan, sosok Yesus menjadi salah satu figur paling penting dalam [[sejarah dunia|sejarah]]. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah [[Allah Anak|Anak Allah]], [[Tuhan]], [[Mesias]], dan [[Juru Selamat]] umat [[manusia]], dan tokoh sentral dalam kepercayaan Kristen. Sedangkan [[Agama Yahudi]] menolak anggapan bahwa Yesus adalah seorang [[Mesias]] yang telah [[nubuat|dinubuatkan]] dalam [[Tanakh|kitab suci mereka]]. Agama Islam menempatkan Yesus sebagai sesosok [[nabi Islam|nabi]], sedangkan [[kaum sekuler]] mencatat Yesus sebagai seorang [[rabbi|guru]] Yahudi yang memulai ajaran kekristenan.
== Ketuhanan Yesus ==
Semasa hidup-Nya, orang-orang di sekitarnya sering merasa takjub atas keberadaan Yesus di tengah-tengah mereka. Kebanyakan orang Yahudi pada masa itu memandang-Nya sebagai seorang guru (= [[rabbi]]), yang mampu membuat [[mujizat Yesus|mukjizat]] terutama menyembuhkan penyakit seketika itu juga, membuat orang [[buta]] dapat melihat, orang [[tuli]] dapat mendengar, orang [[bisu]] dapat berbicara, mengusir [[roh jahat]], bahkan [[kebangkitan|membangkitkan]] orang [[mati]], namun juga memberi makan yang berlimpah hanya dari beberapa potong roti dan ikan (menguasai materi), menenangkan angin dan ombak besar di danau (menguasai alam), dan yang tidak segan membela kaum lemah yang terhina (para pelacur, pemungut pajak, orang non-Yahudi). Namun, hal yang menimbulkan diskusi dan tentangan keras dari banyak orang adalah klaim mengenai "'''Ketuhanan Yesus'''" atau "'''Keilahian Yesus'''", bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Allah sendiri.<ref>Lihat [[Pengadilan Yesus]] mengenai protes dan tuduhan menghujat Allah.</ref>
Yesus tidak secara langsung menyatakan tentang [[keilahian Yesus|keilahian-Nya]] pada permulaan masa pelayanan-Nya (mengajar, menyembuhkan orang). Titik baliknya terjadi pada waktu Yesus menanyai murid-murid-Nya menurut mereka siapakah Dia itu. [[Simon Petrus]], salah seorang murid-Nya yang pada akhirnya menjadi penyebar kekristenan yang pertama, mengatakan: "Engkaulah [[Mesias]], [[Anak Allah]] yang hidup"<ref>{Alkitab|Matius 16:16}}</ref> Dengan menyatakan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah, para murid mengakui bahwa Yesus bukan seorang manusia biasa. Dalam [[Alkitab Ibrani]], kata "Mesias" merupakan sosok yang penting yang menduduki jabatan sebagai pemimpin agung (baik sebagai raja maupun pemimpin ritual). Istilah "Anak Allah" sudah merupakan suatu pengakuan yang serius, karena orang Yahudi merupakan satu-satunya bangsa yang memegang ajaran bahwa [[monoteisme|Allah itu Esa]].<ref>{{Alkitab|Ulangan 6:4}}</ref> Pada hari [[kebangkitan Yesus|Yesus bangkit dari kematian]], kembali murid-murid-Nya menghadapi dilema, bagaimana menilai peristiwa pada [[Paskah|hari itu]], sampai muncul pengakuan yang tak terduga dan luar biasa dari murid-Nya yang paling [[skeptis]], yaitu [[Tomas]]. Ketika akhirnya Tomas melihat sendiri Yesus yang sudah bangkit, karena pada waktu sebelumnya ia tidak hadir sewaktu Yesus muncul, Tomas mengucapkan kata-kata yang tabu bagi orang Yahudi untuk diucapkan bagi seorang manusia. Tomas berkata kepada Yesus: "Ya [[Adonai|Tuhan]]ku dan [[Elohim|Allah]]ku!"<ref>[[Yohanes 20#Ayat 28|Yohanes 20:28]]</ref>
Sejak itu murid-murid mulai menyadari bahwa Yesus Kristus sendiri, meskipun tidak pernah dicatat secara eksplisit menuntut orang untuk mengakui-Nya sebagai Allah, tidak pernah risih menerima penghormatan sebagai Allah, bahkan Ia sudah berulang kali menyatakan secara halus bahwa Dia dan "Bapa-Nya" (sebutan untuk [[Allah Bapa|Allah Pencipta]]) adalah satu.<ref>Lihat [[Yohanes 14]], [[Yohanes 15|15]], [[Yohanes 16|16]], [[Yohanes 17|17]]</ref> Setelah peristiwa [[Pentakosta]] (hari kelima puluh setelah kebangkitan Yesus), maka murid-murid menjadi berani menyampaikan [[Injil]] kepada semua orang, bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat bagi seluruh umat manusia. Ketika diadili oleh para pemimpin agama Yahudi, [[Simon Petrus]] dengan berani mengatakan bahwa:
:''"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."''<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 4:12}}</ref>
Tersirat dalam pengakuan tersebut bahwa penyelamat umat manusia (menurut konsep Alkitab Ibrani) adalah Allah sendiri, maka sampailah para murid-murid itu pada pengakuan bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah sendiri.<ref>[[Yohanes 1#Ayat 1|Yohanes 1:1]]</ref><ref name=carpenter>Josh McDowell. More Than A Carpenter. Tyndale Hose Publishers. Wheaton, Illinois. 1977</ref>
=== "''Lord, Liar, or Lunatic?''" ===
Dalam salah satu tulisannya, [[Josh McDowell]], seorang [[apologetik]] yang saat itu baru berpindah menganut [[kekristenan]] setelah bertahun-tahun sebagai [[ateis]] berusaha mencari jalan menghancurkan ajaran [[Kristen]], mengemukakan pilihan-pilihan pemikiran orang terhadap Yesus. Apakah Yesus ini "Lord" (Tuhan Allah), "Liar" (Pembohong), atau "Lunatic" (Orang gila)?<ref name=carpenter/> Menurutnya, bagaimana orang mengakui Yesus itu sangat penting bagi Yesus sendiri, karena Yesus tidak pernah bermaksud memberi alternatif. Pilihannya adalah:<ref name=carpenter/>
* Yesus adalah Allah ("''Lord''"; Tuhan)
* Yesus adalah manusia
** Ia sadar bahwa Ia manusia biasa, tetapi sengaja mengaku bahwa Ia adalah Tuhan ("''Liar''"; Pembohong)
** Ia tidak sadar bahwa Ia bukan Tuhan tetapi merasa bahwa Ia adalah Tuhan ("''Lunatic''"; orang gila)<ref name=carpenter/>
[[C.S. Lewis]], seorang profesor di [[Cambridge University]] dan sebelumnya adalah [[agnostik]], mengerti persoalan ini dengan jelas, dalam tulisannya: "Saya berusaha di sini untuk mencegah siapa pun mengatakan hal yang amat bodoh yang sering dikatakan orang tentang Dia: 'Aku siap untuk menerima Yesus sebagai guru moral yang agung, tetapi aku tidak menerima klaim-Nya sebagai Allah.' Itu adalah satu hal yang tidak boleh kita katakan. Seseorang yang hanya manusia biasa dan mengatakan perkataan yang diucapkan oleh Yesus bukanlah seorang guru moral yang agung. Bisa jadi Ia adalah seorang gila - sama derajatnya seperti orang yang mengatakan dirinya adalah sebutir telur rebus - atau Ia adalah Iblis dari Neraka. Engkau harus menentukan pilihan. Apakah orang ini adalah ({{lang-en|was, and is,}}) Anak Allah: atau seorang gila atau lebih buruk dari itu." Lewis menambahkan: "Engkau dapat membungkam-Nya sebagai seorang yang bodoh, engkau dapat meludahi-Nya dan membunuh-Nya sebagai suatu roh jahat (''demon''); atau engkau dapat bersujud di kaki-Nya dan menyebut-Nya Tuhan dan Allah. Namun janganlah kita memunculkan omong kosong yang menghina apa pun mengenai Dia hanyalah seorang guru moral yang agung. Ia tidak membiarkan itu terbuka untuk kita. Ia tidak bermaksud demikian."<ref>C.S. Lewis. ''Mere Christianity''. New York:The MacMillan Company, 1960. halaman 40-41</ref>
==== Pembohong? ====
Pada waktu Yesus membuat klaim yang menunjukkan Ia adalah Allah, jika Ia bukan Allah maka berarti Ia adalah seorang [[pembohong]]. Jika Ia berbohong, maka Ia juga seorang [[munafik]], karena Ia menyuruh orang lain untuk jujur, dengan risiko apa pun, sedangkan Ia sendiri mengajarkan kebohongan besar. Terlebih lagi, jika Ia berbohong, maka Ia adalah [[roh jahat]], karena menyuruh orang mempercayakan nasib kekalnya pada diri-Nya (sebagai Juruselamat mereka); suatu kekejian yang tak terkatakan. Terakhir, jika Ia berbohong, Ia adalah orang [[bodoh]], karena kebohongan itu membawa kematian-Nya di kayu salib, tanpa keuntungan apa-apa.<ref name=carpenter/>
Jika Ia pembohong, bagaimana orang bisa menilai-Nya sebagai guru moral yang agung? Pandangan tentang Yesus seperti ini bertentangan dengan apa yang diketahui umum baik mengenai hidup-Nya maupun perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh ajaran dan teladan-Nya. Peter Schaf, seorang sejarawan terkenal, menulis "... bagaimana mungkin Ia adalah seorang yang bersemangat, atau seorang gila yang tidak pernah kehilangan sedikit pun keseimbangan pikiran-Nya, yang melewati dengan anggun semua kesulitan dan penganiayaan, seperti matahari di atas awan, yang selalu memberi jawaban paling bijaksana terhadap pertanyaan yang menyesatkan, yang dengan tenang dan sengaja meramalkan Kematian-Nya di atas salib, kebangkitan-Nya dari kematian pada hari ketiga, pencurahan Roh Kudus, pendirian gereja, kehancuran Yerusalem - ramalan-ramalan yang tergenapi secara harfiah? Suatu karakter yang sedemikian orisinil, komplit, konsisten sepenuhnya, sempurna, manusiawi tetapi jauh di atas semua kebesaran manusia, tidaklah dapat merupakan suatu kepalsuan atau khayalan... Diperlukan lebih dari seorang Yesus untuk menciptakan sesosok Yesus."<ref>Philip Schaff. ''History of the Christian Church'' Grand Rapids: Williams B. Eerdmans Publishing Co. 1962.</ref>
Jika Yesus ingin orang mengikuti-Nya dan percaya bahwa Ia adalah Allah, mengapa Ia harus pergi ke orang [[Yahudi]], yang penduduknya sedikit dan fanatik mengikuti satu Allah saja? Mengapa tidak ke [[agama di Mesir|Mesir]] atau [[agama di Yunani|Yunani]] yang menerima banyak ilah dan pengajaran-pengajaran? Seseorang yang hidup seperti Yesus hidup, mengajar seperti Yesus mengajar dan mati seperti Yesus mati tidak dapat menjadi seorang pembohong. Alternatif apa lagi selain itu?<ref>Dalam bukunya "Evidence that Demands a Verdict" ("Bukti yang menuntut keputusan"), Josh McDowell memberi judul salah satu bab yang membicarakan hal ini: "If Jesus is not God, he deserves an Oscar" ("Jika Yesus bukan Allah, Ia patut menerima hadiah [[Oscar]]" (untuk akting terbaik)</ref><ref name=carpenter/>
==== Orang gila? ====
Kalau Yesus bukan pembohong, mungkinkah bahwa Ia mengira diri-Nya Allah tetapi sebenarnya tidak? Seseorang yang mengatakan diri-Nya Allah, khususnya dalam masyarakat berbudaya monoteistik kuat seperti orang Yahudi, dan kemudian mengatakan kepada orang-orang itu bahwa nasib masa depan mereka tergantung pada kepercayaan mereka kepada-Nya, bukanlah khayalan ringan, melainkan bisa dikatakan kegilaan dalam arti yang paling jelas. Apakah Yesus seseorang yang demikian?
Orang-orang yang mengaku dirinya Allah, seperti yang ditemui di masa sekarang orang-orang yang menganggap diri mereka [[Napoleon]], adalah orang yang tidak sadar dan menipu dirinya sendiri, perlu dimasukkan tahanan agar tidak melukai diri sendiri maupun orang lain. Namun dalam diri Yesus kita tidak melihat kelainan atau ketidakseimbangan semacam itu yang biasanya menyertai orang tidak waras. Sikap dan pembawaan-Nya tentunya menakjubkan jika ia sebenarnya [[gila]].<ref name=carpenter/>
Clark H. Pinnock bertanya: "Apakah Ia terperdaya sendiri (''deluded") oleh kebesaran-Nya, seorang [[paranoid]], seorang penipu yang tidak sengaja melakukannya, seorang ''[[skizoprenik]]''? Keahlian dan kedalaman pengajaran-Nya dalam hal ini hanya dapat mendukung keutuhan kesehatan mental-Nya. Kita ingin menjadi sewaras Dia"<ref>Clark H. Pinnock. ''Set Forth Your Case''. New Jersey:The Craig Press, 1967</ref> Psikiater J.T. Fisher menyatakan: "Jika Anda harus merangkum keseluruhan artikel otoritatif yang pernah ditulis oleh psikolog dan psikiater yang paling berkualitas dalam topik kesehatan mental - jika Anda menggabungkannya dan memurnikannya dan membuang hal-hal yang berlebihan atau tidak perlu - ...jika Anda dapat mempunyai ikhtisar pengetahuan ilmiah murni yang tidak terkontaminasi dari para pemikir besar yang pernah ada, maka Anda mungkin akan mendapatkan kumpulan yang agak kaku dan tidak lengkap dari [[Khotbah di Bukit]]. Dan itu pun masih tidak sebanding. Selama hampir dua ribu tahun dunia Kristen telah memegang di tangan suatu jawaban lengkap terhadap angan-angan yang tidak putus-putusnya dan hampa. Di sini ...terletak cetak biru untuk kehidupan manusia yang sukses dengan optimisme, kesehatan mental dan kepuasan."<ref>J.T. Fisher, dan L.S. Hawley. ''A Few Buttons Missing''. Philadelphia: Lippincott, 1951</ref>
Jikalau Yesus bukan pembohong dan bukan orang gila, alternatif apa yang tersisa, selain daripada bahwa Ia mengatakan hal sebenarnya?<ref name=carpenter/>
==== Tuhan? ====
Alternatif selain "Pembohong" dan "Orang gila" hanyalah bahwa Yesus adalah [[Kristus]], [[Anak Allah]], sebagaimana yang Ia klaim. Masalah dari tiga pilihan ini bukanlah yang mana yang mungkin benar, karena ketiga-tiganya jelas bisa benar, tetapi pertanyaan sebenarnya adalah: "Mana yang lebih mungkin?" Apapun keputusan Anda tentang siapa Yesus Kristus bukanlah suatu latihan intelektual yang sia-sia, melainkan Anda harus memilih untuk hidup Anda sendiri. Rasul [[Yohanes]] menulis:
:''Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.''<ref>[[Yohanes 20#Ayat 31|Yohanes 20:31]]</ref>
Bukti-bukti jelas menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Sejumlah orang menolak bukti yang jelas ini karena implikasi moral yang terkait. Mereka tidak bersedia menghadapi tanggung jawab atau implikasi pemanggilan-Nya sebagai Tuhan.<ref name=carpenter/>
=== Siapa mau mati untuk suatu Kebohongan ===
Salah satu implikasi yang mencengangkan dari kepercayaan akan Keilahian Yesus adalah transformasi murid-murid terdekat [[Yesus]]. Jikalau mereka berkomplot untuk mengarang cerita bahwa Yesus adalah Allah, tentunya mereka mempunyai tujuan manusiawi tertentu. Itu ditunjukkan sebelum [[kematian Yesus]] bahwa para murid bertengkar untuk menentukan siapa yang terbesar di antara mereka, atau siapa yang boleh duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus sewaktu Ia bertahta kelak. Namun, mereka semua kabur menghilang pada waktu [[Penangkapan Yesus|Yesus ditangkap]] dan hidup dalam ketakutan sampai hari [[Pentakosta]].<ref>[[Kisah Para Rasul 1]] [[Kisah Para Rasul 2|dan 2]]</ref> Setelah peristiwa pencurahan [[Roh Kudus]], para rasul itu dengan berani memberitakan [[Injil]] yang berdasarkan "Ketuhanan Yesus", bahkan sampai akhir hayat yang mengenaskan atau yang paling keji bagi manusia.<ref name=carpenter/>
== Pandangan agama Islam tentang Yesus Kristus ==
|