Kabupaten Sumedang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Raden kanan (bicara | kontrib) |
||
Baris 24:
|web=[http://www.sumedangkab.go.id/ www.sumedangkab.go.id]
}}
'''Kabupaten Sumedang''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah kecamatan [[Sumedang Utara, Sumedang]],<ref name="sumut" /> sekitar 45 km Timur Laut [[Kota Bandung]]. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Indramayu]] di Utara, [[Kabupaten Majalengka]] di Timur, [[Kabupaten Garut]] di Selatan, [[Kabupaten Bandung]] di Barat Daya, serta [[Kabupaten Subang]] di Barat.▼
▲'''Kabupaten Sumedang''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah kecamatan [[Sumedang Utara, Sumedang]],<ref name=sumut /> sekitar 45 km Timur Laut [[Kota Bandung]]. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Indramayu]] di Utara, [[Kabupaten Majalengka]] di Timur, [[Kabupaten Garut]] di Selatan, [[Kabupaten Bandung]] di Barat Daya, serta [[Kabupaten Subang]] di Barat.
Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah [[desa]] dan [[kelurahan]]. Sumedang, ibukota kabupaten ini, terletak sekitar 45 km dari [[Kota Bandung]]. Kota ini meliputi kecamatan [[Sumedang Utara, Sumedang|Sumedang Utara]] dan [[Sumedang Selatan, Sumedang|Sumedang Selatan]]. Sumedang dilintasi jalur utama Bandung-[[Kota Cirebon|Cirebon]].
Baris 74 ⟶ 73:
Sumber lain menjelaskan, baik Kitab Waruga Jagat, Layang Darmaraja, maupun riwayat yang berdasarkan tradisi lisan yang masih hidup, disebutkan bahwa Prabu Tajimalela adalah putra Prabu Guru Aji Putih, salah seorang keturunan raja Galuh yang masih bersaudara dengan Sri Baduga Maharaja. Ia melakukan petualangan hingga ke kawasan Timur sekitar pinggiran Sungai Cimanuk.
Prabu Tajimalela masih memiliki sejumlah nama, antara lain: Prabu Resi Agung Cakrabuana, Batara Tuntang Buana, dan Aji Putih. Dalam Waruga Jagat yang telah disalin dari huruf Arab ke dalam tulisan latin (
Kehadiran Prabu Guru Haji Putih melahirkan perubahan-perubahan baru dalam kemasyarakatan, yang telah dirintis sejak abad ke-8 oleh Sanghyang Resi Agung. Secara perlahan dusun-dusun di sekitar pinggiran sungai Cimanuk itu diikat oleh suatu struktur pemerintahan dan kemasyarakatan hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan Tembong Agung tersebut, menurut riwayat teletak di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja.
Baris 189 ⟶ 188:
Sebelum Prabu Siliwangi meninggalkan Pajajaran mengutus empat Kandagalante untuk menyerahkan Mahkota serta menyampaikan amanat untuk Prabu Geusan Ulun yang pada dasarnya Kerajaan Sumedang Larang supaya melanjutkan kekuasaan Pajajaran. Geusan Ulun harus menjadi penerus Pajajaran.
Keempat orang bersaudara, senapati dan pembesar Pajajaran yang diutus ke Sumedang tersebut, yaitu Jayaperkosa (Sanghyang Hawu); Wirajaya (Nangganan); Kondang Hapa; dan Pancar Buana (Embah Terong Peot).
Jayaperkosa adalah bekas senapati Pajajaran, sedangkan Batara Wiradijaya sesuai julukannya bekas Nangganan. Menurut Kropak 630, jabatan Nangganan lebih tinggi setingkat dari menteri, namun setingkat lebih rendah dari Mangkubumi.
|