D. Djajakusuma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 115:
Pada awal 1987, Djajakusuma didiagnosa telah mengidap [[serangan jantung]] oleh dokternya, yang membuat Djajakusuma mulai melakukan diet dan berhenti merokok.{{sfn|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}}
Djajakusuma pingsan pada 28 Oktober 1987 saat memberikan pidato pada upacara peringatan [[Sumpah Pemuda]] di IKJ. Setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Cikini, ia dinyatakan meninggal pada pukul 10:05 waktu setempat (UTC+7). Ia dikuburkan di [[TPU Karet Bivak]] pada sore hari, setelah upacara pemakaman di IKJ yang dipimpin oleh penulis [[Sutan Takdir Alisjahbana]] dan disembahyangkan di Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki yang dipimpin oleh penyair Taufiq Ismail.<ref>{{harvnb|Kompas 1987, Budayawan D. Djajakusuma}}; {{harvnb|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}}</ref> Diantara para pelayat yang datang, hadir pula mantan Menteri Informasi [[Boediardjo]], Menteri Pendidikan dan Kebudayaan [[Fuad Hassan]], dan Deputi Gubernur Jakarta Anwar Umar.{{sfn|Kompas 1987, Budayawan D. Djajakusuma}}
Djajakusuma tidak pernah menikah, namun meninggalkan beberapa keponakan dan sepupu yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri.<ref>{{harvnb|Kompas 1987, Budayawan D. Djajakusuma}}; {{harvnb|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}}</ref> Setelah kematiannya, surat kabar di Jakarta mengumumkan berita kematiannya melalui laporan para tokoh kebudayaan dan film seperti Alisjahbana, produser [[Misbach Yusa Biran]], dan kameramen Perfini Soemardjono. Berita kematian tersebut juga berisi tentang peran Djajakusuma dalam pengembangan industri film Indonesian dan pelestarian kebudayaan tradisional. Dalam sebuah upacara peringatan hari kematian Djajakusuma yang kelima, seluruh dokumen dan bukunya disumbangkan ke perpustakaan IKJ.{{sfn|Hoerip|1995|pp=80–84}}
==Gaya==
|