Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k cuma sedikit
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 67:
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. ''[[Jawa Barat|Provincie West Java]]'' adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam ''Provincie West Java'' disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.
 
=== Jakarta (1942–Sekarang1942–sekarang) ===
Pendudukan oleh [[Jepang]] dimulai pada tahun [[1942]] dan mengganti nama Batavia menjadi '''Djakarta''' untuk menarik hati penduduk pada [[Perang Dunia II]]. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]] pada [[17 Agustus]] [[1945]] dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun [[1949]].
 
Baris 116:
* Koridor 12 [[Pluit]] - [[Tanjung Priok]]
 
=== Kereta Listriklistrik ===
{{main|KRL Jabotabek}}
[[Berkas:KRL Jabotabek 7117 Gambir.jpg|thumb|right|250px|Kereta api Listrik (KRL) [[Jabotabek]]]]
Baris 130:
* Jalur Pengumpan.
 
=== Angkutan Sungaisungai ===
{{main|Angkutan Sungai Jakarta}}
Angkutan Sungai, atau lebih populer dengan sebutan Waterways, adalah sebuah sistem transportasi alterntif melalui sungai di Jakarta, Indonesia. Sistem transportasi ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM). Dalam PTM disebutkan bahwa arah penataan sistem transportasi merupakan integrasi beberapa model transportasi yang meliputi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (Waterways).[1]
Baris 137:
 
== Infrastruktur ==
 
Sebagai salah satu kota metropolitan dunia, Jakarta telah memiliki infrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas, serat optik, bandara, dan pelabuhan. Saat ini rasio jalan di Jakarta mencapai 6,2% dari luas wilayahnya.<ref>sindonews.com [http://metro.sindonews.com/read/2012/09/13/31/672220/rasio-jalan-di-jakarta-baru-6-2-persen Rasio Jalan di Jakarta baru 6,2 persen]</ref> Selain jalan protokol, jalan ekonomi, dan jalan lingkungan, Jakarta juga didukung oleh jaringan [[Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta|Jalan Tol Lingkar Dalam]], [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta|Jalan Tol Lingkar Luar]], [[Jalan Tol Jagorawi]], dan [[Jalan Tol Ulujami-Serpong]]. Pemerintah juga berencana akan membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang mengelilingi kota Jakarta dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.
 
Baris 143 ⟶ 142:
 
Untuk ke luar pulau dan luar negeri, [[Jakarta]] memiliki satu pelabuhan laut di [[Tanjung Priok]] dan dua bandar udara yaitu:
 
* [[Bandara Soekarno Hatta|Bandara Internasional Soekarno Hatta]], Cengkareng [[Banten]] yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke [[Indonesia]]. Dari dan ke [[Bandara Soekarno Hatta]], tersedia bus [[Damri]] yang mengantarkan penumpang dari dan ke [[Gambir]], [[Rawamangun]], [[Terminal Blok M|Blok M]], [[Pasar Minggu]], [[Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur|Kampung Rambutan]], [[Bogor]], dan [[Bekasi]], dll
* [[Bandara Halim Perdanakusuma]] yang banyak berfungsi untuk melayani penerbangan kenegaraan serta penerbangan domestik
Baris 319 ⟶ 317:
 
=== Iklim ===
'''Jakarta''' memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27&nbsp;°C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40&nbsp;°C .<ref>{{cite book
|last=Turner |first=Peter |authorlink= |coauthors= |title=Java |edition=1st edition |publisher=Lonely Planet Publications|date=1997 |location=Melbourne |pages=p. 37|isbn=0-86442-314-4}}</ref>. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38&nbsp;°C (77°-100&nbsp;°F).<ref name = "crick">{{cite web |url=http://www.lonelyplanet.com/worldguide/indonesia/jakarta/when-to-go |work=Lonely Planet |title=Jakarta: When to Go |publisher=Lonely Planet Publications |year=2008 |accessdate=2008-10-06}}</ref>
{{Jakarta weatherbox}}
Baris 1.228 ⟶ 1.226:
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]], mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.
 
== otaKota kembar ==
Banjir Tahun 2007
 
Berawal pada tanggal 1 Februari 2007. Banjir berawal dari hujan lebat ditambah banyaknya volume air dari 13 sungai yang melintasi jakarta dan sistem drainase yang buruk dan para warga buang sampah sembarangan. Sebanyak 80 orang meniggal karena 10 hari terseret arus, tersengat listrik dan sakit
 
Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah (Rp). diperkirakan 4,3 trilliun rupiah. Warga yang mengungsi 320.000 orang hingga 7 Februari 2007
 
== ota kembar ==
Kota-kota yang memiliki hubungan [[kota kembar]] dengan Jakarta adalah:
{| class="wikitable"