Pembicaraan:Kerajaan Pagaruyung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k ←Suntingan 180.214.232.72 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Naval Scene |
||
Baris 3:
{{pilihan}}
adakah keturunannyer masih ader skrag..?{{tanpattd|60.51.121.174}}
Pembahasan tentang Adityawarman saya hapus. Sudah cukup di artikelnya sendiri.
--[[Pengguna:Gombang|Gombang]] 10:37, 11 Desember 2006 (UTC)
==Pranala luar==
Pautan ke MelayuOnline.com kayaknya tidak perlu. Bukan apa-apa, artikel tentang Pagaruyung di sana malah merujuk ke artikel ini. --[[Pengguna:Gombang|Gombang]] 14:33, 6 Juni 2007 (UTC)
: OK Bung Gombang, sudah saya hilangkan. Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] 08:26, 8 Juni 2007 (UTC)
-------
Nama ayah Adityawarman saya ganti menjadi Adwayawarman, karena Mahisa Anabrang sebagai ayah Adityawarman masih berupa dugaan. Adityawarman sebagai anak Adwayawarman sudah terbukti dalam prasasti Kuburajo. ([[Pengguna:Antapurwa|Antapurwa]] 03:57, 30 April 2008 (UTC))
== Malayapura ==
Bisa ditunjukkan sumber sebutan lain Pagaruyung adalah Malayapura? Lebih mungkin itu sebutan lain untuk Kerajaan Melayu di Jambi atau di Dharmasraya. --[[Pengguna:Gombang|Gombang]] 12:30, 30 April 2008 (UTC)
== Pindahan dari artikel ==
Terkait dengan Pidato Prof. Dr. HAMKA dalam upacara pemakaman kembali Sultan Alam Bagagar Syah di Balai Kota Jakarta. saya jadi ingat dengan cerita dari seseorang bernama (Alm)Zulkahar Adenan Glr Sultan
{{tanpattd|222.124.193.134]}}
:Sebelum anda melanjutkan, mungkin sebaiknya lihat dahulu [[Wikipedia:Bukan riset asli]] dan [[Wikipedia:Otobiografi]]. Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] 08:09, 25 Mei 2008 (UTC)
Baris 14 ⟶ 25:
KULAWARGA MAHARAJO DI RAJO TAMBO ALAM MINANGKABAU
SANG SAPURBA BATU BERSURAT
KETURUNAN MAHARAJO INDO TAMBO ALAM MINANGKABAU
KULAWARGA/ MAHARAJO SAKO TAMBO ALAM MINANGKABAU
MAHARAJO DI RAJO
1347 - 1375 ADITYAWARMAN TAMBO ALAM MINANGKABAU
1375 - 1425 RAJO HAKAD TAMBO ALAM MINANGKABAU
1425 - 1475 SULTAN BAKILAB ALAM TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1475 – 1560 SULTAN PASAMBAHAN TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1560 – 1580 SULTAN ALIF TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1580 – 1600 BANDAHARO INDOMO DAN TAMBO ALAM PAGARUYUNG
Baris 21 ⟶ 38:
PEJABAT SEMENTARA
RAJO PAGARUYUNG
1600 – 1650 SULTAN
1650 – 1680 SULTAN AHMAD SYAH TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1680 – 1720 SULTAN MUNING SYAH I TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1720 – 1770 SULTAN MUNING SYAH II TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1770 - 1819 SULTAN MUNING SYAH III TAMBO ALAM PAGARUYUNG
1819-1833 Sultan Alam Bagagar Syah putra ====>Sultan Mangun ===> :
Abdul Kadir Datuk Lelo Barenda dan Abdullah Gelar Datuk Bandharo Kuning Nan Badarah Putih
Baris 33 ⟶ 54:
==Re:Malayapura==
Mengenai nama Malayapura sebagai nama kerajaan yang dipimpin Adityawarman ditemukan dalam prasasti Amoghapasa berbahasa Sansekerta (beda dengan prasasti Amoghapasa zaman Kertanagara). Prasasti Amoghapasa Sansekerta ditulis oleh Adityawarman sendiri. Saya menemukan informasi ini dari bukunya Slamet Muljana berjudul ''Tafsir Sejarah Nagarakretagama'', juga ''Menuju Puncak Kemegahan''. Adityawarman sendiri tidak pernah menjabat sebagai raja Dharmasraya sehingga antara Dharmasraya dengan Malayapura tidak bisa disamakan. Hal ini juga
: Mungkin buku Slamet Muljana bisa dimasukkan ke Daftar pustaka. Anyway, bukannya pada saat itu Palembang menjadi bawahan Melayu (dan baru lepas pada zaman Palembang Darussalam). Saya sendiri juga ingin tahu lebih jauh kaitan antara ketiga kerajaan ini. --[[Pengguna:Gombang|Gombang]] 09:31, 26 Mei 2008 (UTC)
Baris 55 ⟶ 76:
== Pemerintahan mirip Majapahit? ==
Halo Bung VoteITP. Anda menuliskan: ''"...Adityawarman menyusun sistem pemerintahannya mirip dengan sistem pemerintahan yang ada di Majapahit...., dst."'' Apakah ada referensinya yang dapat ditambahkan?. Kalau tidak ada, berarti ini [[Wikipedia:Bukan riset asli|pendapat pribadi]] dan saya lebih
: Halo juga Bung Naval Scene, Terima Kasih, referensinya ada, akan saya tambahkan citenya, Salam, [[Pengguna:VoteITP|VoteITP]] ([[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|bicara]]) 19:04, 2 Februari 2010 (UTC)
== Transliterasi Bhs Arab, dll. ==
Hai Bung VoteITP. Saya usul bagaimana kalau transliteras teks Bhs. Arabnya dibuat lebih menyesuaikan penyebutan & penulisan umum (pelafalan) di Bhs. Indonesia? Tertulis huruf miring: ''Sultan Tunggal Alam Bagagar ibn Sultan Khalīfat Allāh yang mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung dār al-qadār johan berdaulat zill Allāh fī al-‘ālam''. Saya usulkan jadi: "Sultan Tangkal Alam bin Sultan Khalifatullah", dan "Pagaruyung Darul Qadar", serta "Johan Berdaulat Zillullah fil Alam". Kelihatannya lebih enak dibacanya. Kemudian, apakah itu benar
: Salam Bung [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]], terima kasih, sepertinya saya sependapat dengan usulan anda, termasuk kata ''Tangkal'', sedangkan mengenai bendera kerajaan ini mungkin dengan membandingkannya dengan ''Merawa'' yang masih digunakan masyarakat setempat, menurut pendapat saya seperti mirip dengan [[bendera jerman]] yang dibalik 90°, dimana dengan urutan warna hitam (luhak limapuluh), merah (luhak agam) dan kuning (luhak tanah datar), Salam, [[Pengguna:VoteITP|VoteITP]] ([[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|bicara]]) 12:20, 22 April 2010 (UTC)
Adakah penjelasan tentang arti "Tangkal"? sementara "Tunggal" lebih mudah untuk dipahami [[Istimewa:Kontribusi pengguna/180.252.156.33|180.252.156.33]] 22 Maret 2013 08.07 (UTC)
Baris 66 ⟶ 87:
===Darul Qadar atau Darul Qarar?===
Setelah saya lihat lagi tulisan Arab di cap mohor, saya curiga jangan-jangan gelar negeri Pagaruyung yang tertulis bukan Darul Qadar, tetapi Darul Qarar (دار القرار , tempat yang kekal/negeri tempat menetap, = nama
:FYI, tulisan Suryadi tentang cap mohor ini. http://niadilova.blogdetik.com/2008/07/25/cap-mohor-sultan-tunggal-alam-babagarsyah/ Kalau menurut pembacaan Rusli Amran, Darul Qarar (saya juga membacanya begitu). [[Pengguna:Gombang|Gombang]] ([[Pembicaraan Pengguna:Gombang|bicara]]) 12:26, 22 November 2010 (UTC)
Saya melihat ada transkrip surat dari Raja Alam Pagaruyung saat ini (Sultan Taufiq Thaib) ke masyarakat Sungai Pagu. Di surat itu, Taufiq Thaib menyebut kerajaanya dengan Pagaruyung Darul Qoror. Apakah ini berarti tulisan di Mohn Sultan Bagagarsyah memang lebih tepat dibaca darul
Surat itu bertanggal 16 Februari 2009, Nomor 002/DYDRAP/II-2009
Sumbernya di sini http://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region®id=1671
[[Pengguna:Yudihelfi|Yudihelfi]] ([[Pembicaraan Pengguna:Yudihelfi|bicara]]) 5 Maret 2013 02.23 (UTC)
::Ok deh, jadi untuk sementara saya ubah ke ''Darul Qarar'' ya. Nanti kalau ada yg keberatan bisa kita bahas lagi. Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] ([[Pembicaraan Pengguna:Naval Scene|bicara]]) 6 Maret 2013 05.40 (UTC)
Baris 87 ⟶ 110:
::Berarti perlu dibuat konsensus dari seluruh komunitas juga sehingga penamaan tsb dapat konsisten, sepertinya saya berharap bung [[Pengguna:Gombang|Gombang]] dapat memulainya, Salam, <span style="-moz-border-radius: 5px; border: solid 0px #4B0082;background-color: #7FFF00; color=#ffffff">{{Emoticon|Senyum|2=}} [[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|<small>''' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span> 12:45, 26 November 2010 (UTC)
:Ikut urun rembug ya. Umumnya saya mendukung konsistensi, namun tidak menolak bila ada perkecualian yang diperlukan. Perbedaan antara Majapahit (dan Sriwijaya, Singasari, dll.) dengan Kesultanan
== Pengaruh Hindu-Budha ==
Ada yang mempunyai informasi tambahan tentang bagian ini? Isinya
[[Kategori:Artikel pilihan bertopik Indonesia]]
[[Kategori:Artikel pilihan bertopik sejarah]]
== Tidak ada catatan menyebut Adityawarman memindahkan ibukota dari jambi ==
Mungkin bisa dilihat pada buku, Datuk Putih Asral (2005), ''Duabelas jurus pertahanan menolak serangan'', LPPM Tan Malaka hlm 33, ISBN 9799903815. salam [[Pengguna:Geyol|Geyol]] ([[Pembicaraan Pengguna:Geyol|bicara]]) 05:03, 29 November 2010 (UTC)
:Pendapat saya: setelah lihat cuplikan buku Datuk Putih Asral (2005) terutama hlm. 33, disitu disebutkan jelas Melayu Jambi, namun yang tepat itu adalah [[Dharmasraya]],
== Menolak perubahan ==
Halo <span style="-moz-border-radius: 5px; border: solid 0px #4B0082;background-color: #7FFF00; color=#ffffff">[[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|<small>''' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span>, Apakah ada mekanismenya ? tolong disebutkan rujukannya [[Istimewa:Kontribusi pengguna/118.96.220.87|118.96.220.87]] 04:08, 4 Desember 2010 (UTC)
: Halo juga, alasan saya menolak perubahan yg diberikan, pertama rujukan dari Sophia Raffles,(1835), Vol I, yg berkaitan dengan Pagaruyung adalah pada chapter XII bukan chater V apalagi hlm 155 yang tidak ada hubungan dengan pagaruyung sama sekali. Kedua saya lebih cendrung suntingan itu ditambahkan pada bab artikel misal pd bagian ''Runtuhnya Pagaruyung'' atau ''Hubungan dengan Belanda dan Inggris''. Ketiga jika mempertentangkan tentang raja atau tidaknya Sultan Tangkal Alam Bagagar, sepertinya tidak tepat diletakkan pada paragraf pembuka. Tentang mekanisme yg dimaksud saya tidak paham, tetapi yg jelas siapa pun boleh menyunting dan menolak perubahan serta untuk rujukan adalah [[Wikipedia:Sumber tepercaya]] atau [[Wikipedia:Sudut pandang netral]]. Salam, <span style="-moz-border-radius: 5px; border: solid 0px #4B0082;background-color: #7FFF00; color=#ffffff">{{Emoticon|Senyum|2=}} [[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|<small>''' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span> 04:31, 4 Desember 2010 (UTC)
:: Halo <span style="-moz-border-radius: 5px; border: solid 0px #4B0082;background-color: #7FFF00; color=#ffffff">[[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|<small>''' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span>, anda benar, tapi kedua bab tersebut dan artikel ini berkaitan dengan sejarah Kerajaan Pagaruyung bukannya mengenai Sultan Tangkal Alam Bagagar, salam [[Istimewa:Kontribusi pengguna/118.96.220.87|118.96.220.87]] 07:22, 6 Desember 2010 (UTC)
::Buat anon, bila yang Anda maksud adalah penolakan karena validasi artikel, ini hanya dapat dilakukan oleh pengguna yang jadi editor. Hanya pengguna terdaftar yang dapat menjadi editor (beserta syarat-syarat lainnya). [[Pengguna:Gombang|Gombang]] ([[Pembicaraan Pengguna:Gombang|bicara]]) 05:53, 4 Desember 2010 (UTC)
:::Ikut berpendapat ya. Saya setuju dengan Bung VoteITP, sebaiknya tentang raja terakhir Pagaruyung tidak dibahas di paragraf pembuka melainkan di badan artikel. Buat Bung [[Istimewa:Kontribusi pengguna/118.96.220.87|118.96.220.87]], salam kenal dan terima kasih atas apapun kontribusi anda. Saya berharap anda menjadi pengguna terdaftar, artikel-artikel bertema Minang sangat membutuhkan para peminat untuk menambah kualitasnya. Salam, [[Pengguna:Naval Scene|Naval Scene]] ([[Pembicaraan Pengguna:Naval Scene|bicara]]) 08:22, 8 Desember 2010 (UTC)
==Bendera Pagaruyung==
Mengenai bendera Pagaruyung, saya mau tanya bagaimana urutan warna yang tepat untuk bendera tsb, apakah (merah, kuning, hitam) atau (hitam, merah, emas(kuning)) atau ada rujukan yang lain?, namun kalau melihat bentuk ''marawa'' yg masih digunakan saat ini adalah dengan urutan (hitam, merah, emas(kuning)), mohon kalau ada pendapat dari yang lain, Salam <span style="-moz-border-radius: 5px; border: solid 0px #4B0082;background-color: #7FFF00; color=#ffffff">{{Emoticon|Senyum|2=}} [[Pembicaraan Pengguna:VoteITP|<small>''' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span> 20:16, 15 Desember 2010 (UTC)
==Kerajaan Pagaruyung atau Kerajaan Minangkabau ?==
Perhatikan lagi cap/mohor tersebut yang menyatakan bahwa Raja di dalam negeri Pagaruyung, itu diartikan bahwa Raja tersebut berkedudukan di Pagaruyung. Seperti juga Negara yang Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Saya agak keberatan dengan
istilah kerajaan Pagaruyung. Ada banyak manuskrip lain yang menyatakan kerajaan itu Minangkabau.
Pada cap/mohor tertulis : ''Sultan Abdul Jalil mempunyai tahta kebesaran '''kerajaan negeri Minangkabau''' mengaku anak kepada tahta Sultan Seri [or Besar?] yang kurnia? siap?'' . Cap ini diberikan kepada Raja Mahkota dari Anak Sungai, Bengkulu. Surat ini dibuat kira-kira tahun 1712 (halaman 9, dari rujukan dibawah).
The remaining seals to be described are all found as single impressions on documents.
One seal, only partially decipherable, is found on a document dated 1815/68, at a time when
the Raja Alam can be identified as Raja Muning Syah9:
Sultan Seri Maharaja Diraja ibn Sultan Khalîfat Allah yang mempunyai tahta
kerajaan dalam '''alam Minangakabau''' dari sekalian Pulau Perca ini ...,
‘Sultan Seri Maharaja Diraja, son of Sultan Khalifat Allah, who possesses the throne
of sovereignty in the lands of Minangkabau in the whole of this island of Perca [i.e.
Sumatra] ...’ (#656).
The next three seals are documented from photographs taken by P.Voorhoeve in 1941 of
pusaka documents and artefacts held in Kerinci10:
al-wâthiq bi-‘inâyat Allâh al-‘Azîm Sultan Seri Maharaja Diraja ibn Sultan Abdul
Jalil Marhum Syah
‘He who trusts in the favour of God, the Most Supreme One, Sultan Seri Maharaja
Diraja, son of Sultan Abdul Jalil, the late Syah’ (#1422).
The second seal is impressed on a piagam held in Kerinci, issued by Pangiran Temenggung
Nyata Negaro Kerto Pati to Dipati Kerto Kayum Nyata Negaro11:
Paduka Seri Sultan ... al-din? ... fi al-àlam wa-imam ... mempunyai [tahta?] dalam
alam Minangkabau,
‘Paduka Seri Sultan ... of the world ... possesses the [throne?] in the land of
Minangkabau’ (#1415).
'''Silakan Rujuk''' sumber : Annabel Teh Gallop. MERANTAU: IMAGINING MIGRATION IN THE MALAY WORLD. ROYAL MINANGKABAU SEALS:
▲:Pendapat saya: setelah lihat cuplikan buku Datuk Putih Asral (2005) terutama hlm. 33, disitu disebutkan jelas Melayu Jambi, namun yang tepat itu adalah [[Dharmasraya]], danan deng'' VoteITP '''</small><font color="black"><sup>✉</sup></font>]] </span> 11:09, 29 November 2010 (UTC)
DISSEMINATING AUTHORITY IN THE RANTAU, International Seminar in honour of Prof. E.U. Kratz, University of Frankfurt, 30-31 March 2011
|