Rukiah (Islam): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kasmui (bicara | kontrib)
k Latar belakang dunia perdukunan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Kasmui) dan mengembalikan revisi 7559101 oleh Kenrick95Bot
Baris 2:
'''Ruqyah''' atau Rukyah ([[Bahasa Arab|Arab]]: رقية, [[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''exorcism'') adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ''‘ain'' (mata hasad), sengatan hewan<ref>"Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah {{saw}} dahulu berada dalam perjalanan [[safar]], lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah, pembesar tersebutpun sembuh. (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201)</ref>, sihir, racun, rasa sakit, sedih, gila, kerasukan, gangguan jin, dan lainnya.{{fact}}
 
== Latar Belakang: Dunia Perdukunan ==
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya telah mencontohkan pengobatan dengan mempergunakan Al-Qur`an dan do'a-do'a untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik yang disebabkan oleh tukang sihir seperti guna-guna dan lain-lainnya atau disebabkan oleh gangguan jin seperti kesurupan dan penyakit-penyakit aneh lainnya atau terkena gigitan binatang berbisa seperti kalajengking, ular dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mempergunakan ayat-ayat Al-Qur`an dan do'a-do'a untuk penjagaan dan perlindungan diri.
 
Akhir-akhir ini, banyak orang yang mengaku dirinya seorang thabib dan bisa mengobati berbagai macam penyakit dengan mengistilahkan pengobatan alternatif, namun ternyata cara yang mereka pergunakan adalah sihir dan perdukunan. Sedangkan ajaran Islam sangat bertolak belakang dengan kedua hal tersebut, sebab dua hal itu termasuk perbuataan kufur dan syirik yang dapat membuat seseorang murtad dari Islam. Untuk itu Islam sangat mewanti-wanti ummatnya agar menjaga kemurnian aqidah dan tauhidnya dari unsur kekufuran dan kesyirikan. 
 
Salah satu bentuk tindakan preventif untuk mengantisipasi sihir dan perdukunan yakni kaum muslimin dilarang mendatangi, konsultasi, dan percaya kepada dukun, tukang ramal, tukang sihir, paranormal, orang pintar, ahli supranatural, orang yang punya indra ke-6, dan orang-orang yang se-profesi dengan mereka. 
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi 'arrâf lalu berkonsultasi tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari" (HR.Muslim). “Arraf yaitu orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lalu, mengetahui siapa pencuri, barang curian ada di mana, dan lain-lain. 
 
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
"Barangsiapa yang datang kepada 'arrâf atau kâhin (dukun) lalu dia membenar kan apa saja yang diucapkannya, maka dia telah kufur kepada ajaran yang diturunkan kepada Muhammad (murtad dari Islam)" (HR. Abu Daud, an-Nasa'i, at-Turmizi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Hakim). 
 
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Bukan golongan kami, orang yang menentukan nasib sial dan keberuntungan berdasarkan tanda-tanda benda, burung (dan lain-lainnya), atau yang melakoni perdukunan atau yang bertanya kepada dukun, atau penyihir atau meminta pada penyihir untuk melakukan sihir, dan barangsiapa yang mendatangi Kâhin lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka dia telah kufur kepada ajaran yang diturunkan kepada Muhammad (murtad dari Islam)" (HR. al-Bazzâr dengan sanad yang bagus). 
 
Oleh karena itu ummat Islam dilarang mendatangi dukun, tukang sihir, paranormal, orang pintar dan yang lainnya dengan tujuan apa pun, seperti untuk berobat, konsultasi dalam masalah ekonomi, jodoh, karir dan lain sebagainya, karena hal itu berbahaya terhadap aqidah dan akibatnya bisa terjerumus kepada kekufuran dan kesyirikan. Lagi pula mereka pada hakikatnya tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak ada makhluq yang mengetahui perkara ghaib. Hanya Allah subhanahu wata’ala saja yang mengetahui hal itu. 
 
Untuk mengelabui ummat Islam dan menjauhkan mereka dari aqidah dan tauhid yang murni, ada di antara mereka (para dukun) itu yang berjubah putih dengan menggenggam tasbih di tangannya atau dikalungkan di lehernya, dan juga nama-nama mereka diembeli dengan gelar dan titel mentereng lainnya. Mereka seakan-akan orang hebat yang bisa melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. 
 
Ketahuilah bahwa apa yang mereka lakukan itu diperoleh dengan mempelajari sihir dan perdukunan. Mereka ini pada hakikatnya bukanlah ustadz atau kiyai, tapi dukun dan tukang sihir yang berpakaian seperti ustadz atau kiyai. Mereka adalah budak syaithan yang menjadi pembuka jalan menuju kekufuran dan kesyirikan. 
== Definisi Ruqyah ==
Pengertian ''ruqyah'' secara terminologi adalah ''al-‘udzah'' (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang, kesurupan, dan yang lainnya.<ref>An-Nihayah fi Gharibil Hadits karya Ibnul Atsir 3/254.</ref> Ruqyah terkadang disebut pula dengan ''‘azimah''. [[Fairuz Abadi]] berkata: “Yang dimaksud ‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.”<ref>Al-Qamus Al-Muhith pada materi AZM</ref>
Baris 44 ⟶ 25:
Dari kriteria-kriteria di atas dijadikan tolok ukur untuk dapat mengkategorikan mana praktek ruqyah yang benar dan mana yang menyimpang. Jika si pelaku menggunakan mantera-mantera yang tidak jelas maknanya, menggunakan do’a yang tidak dipahami, atau menyembuhkan dengan jalan memindahkan penyakit yang diderita ke hewan, maka hal seperti ini dikategorikan sebagai tindak perdukunan. Lebih terlarang lagi apabila di dalamnya menggunakan jampi-jampi yang jelas-jelas mengandung kesyirikan, meminta tolong pada jin, atau meminta agar kita menyembelih hewan tertentu untuk jin. Yang seperti ini jelas syirik. [[Ibnu Mas'ud]] radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah {{saw}} bersabda,
{{cquote|إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” <ref>HR. Abu Daud no. 3883, Ibnu Majah no. 3530 dan Ahmad 1: 381</ref>}} Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan.
<nowiki> </nowiki>Hadits ini menunjukkan akan adanya jampi-jampi atau mantera-mantera yang mengandung kesyirikan.
 
== Penerapan ==