D. Djajakusuma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 84:
Pada 1960, Djajakusuma meluncurkan film pertamanya yang berdasarkan pada cerita pewayangan tradisional, ''Lahirnja Gatotkatja'';<ref>{{harvnb|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}}; {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}</ref> sebuah pertunjukan boneka tradisional yang ia tonton semasa kecil, dengan karakter utama yang bernama [[Ghatotkacha|Gatotkaca]].{{sfn|Berita Buana 1975, Djaduk Djajakusuma Mengenal Wayang}} Pengambilan gambar pada film tersebut dilakukan di Yogyakarta dengan pemeran utama dari Jakarta dan pemeran lokal sebagai pemain latar belakang.{{sfn|Nasional 1960, (Untitled)}} Namun, film tersebut menuai kontroversi: [[dalang]] dan golongan lainnya dalam berhubungan dengan wayang berpendapat bahwa sutradara tersebut menghiraukan banyak aspek tradisional pada cerita pewayangan.{{sfn|Hoerip|1995|p=30}} Pada tahun tersebut, Djajakusuma juga bertugas sebagai [[Unit manajer produksi|manajer produksi]] untuk ''[[Pedjuang]]'' karya Ismail{{sfn|Hoerip|1995|p=30}} dan menyutradarai ''Mak Tjomblang'', sebuah film komedi yang diadaptasi dari drama ''[[Pernikahan (sandiwara)|Pernikahan]]'' dari tahun 1842 buatan [[Nikolai Gogol]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Mak Tjomblang}}
Djajakusuma meluncurkan komedi lainnya, ''Masa Topan dan Badai'', pada 1963; film tersebut menceritakan tentang sebuah keluarga dinamis yang didalamnya terdapat ayah yang konservatif, ibu yang liberal, dan dua putri mereka yang telah remaja yang berada dalam pergolakan pada masa remaja.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Masa Topan dan Badai}} Pada tahun berikutnya, Djajakusuma menyutradarai film terakhirnya dengan Perfini, ''Rimba Bergema'', yang mempromosikan industri [[karet alam|karet]] negara.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Rimba Bergema}} Pada tahun tersebut, ia membantu mendirikan Persatuan Karyawan Film dan TV,{{sfn|Darmawi 1982, Djadoeg Djajakusuma}} sebuah respon dari Liga Film Indonesia yang didukung oleh [[Lembaga Kebudajaan Rakjat|Lekra]].{{sfn|Hoerip|1995|p=58}} Seperti halnya Ismail dan sebagian besar karyawan Perfini, Djajakusuma sangat menentang Lekra yang berafiliasi dengan [[Partai Komunis Indonesia|komunis]]; kelompok kebudayaan ini juga memusuhi orang-orang yang berafiliasi dengan Perfini.{{sfn|Said|1982|pp=65–68}}
===Karir selanjutnya===
|