Jalan Braga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaini Suherly (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Jalan Braga''' adalah nama sebuah jalan utama di kota [[Bandung]]. Nama Jalan ini cukup dikenal sejak masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] serta sampai saat ini, nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai ''Paris van Java''.
 
Di sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an) sebagai kota mode yang cukup termashur seperti halnya kota Paris pada saat itu. Diantara pertokoan tersebut yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama adalah pertokoan [[Sarinah]], Apotek [[Kimia Farma]] dan [[Gedung Merdeka]] (Gedung Asia Afrika yang dulunya adalah gedung ''Societit Concordia''). Model tata letak jalan dan gedung gedung pertokoan dan perkantoran yang berada di Jalan Braga juga terlihat pada model jalan-jalan lain di sekitar Jalan Braga (seperti Jalan Suniaraja (dulu dikenal sebagai ''Jalan Parapatan Pompa'') dan Jalan pos Besar (''Postweg'') yang dibangun oleh Gubernur Jendral [[Herman Willem Daendels]] pada tahun 1811, di depan Gedung merdeka).
 
Awalnya Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi sehingga dinamakan ''jalan culik'' karena cukup rawan, juga dikenal sebagai ''jalan Pedati'' (''Pedatiweg'') pada tahu 1900-an. Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan-usahawan terutama berkebangsaan Belanda mendirikan toko-toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti toko ''Onderling Belang''. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko toko dan ''butik'' (''boutique'') pakaian yang mengambil model di kota [[Paris]], [[Perancis]] yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia. Dibangunnya gedung [[Societit Concordia]] yang digunakan untuk pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan ''tuan-tuan hartawan'' , [[Hotel Savoy Homann]], Gedung Perkantoran dan lain lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemashyuran dan keramaian jalan ini.
Baris 7:
Namun sisi buruknya adalah munculnya hiburan-hiburan malam dan kawasan ''lampu merah'' (''kawasan reman-remang'') dikawasan ini membuat jalan braga sangat dikenal turis. Dari sinilah istilah kota Bandung sebagai ''kota kembang'' mulai dikenal. Sehingga Perhimpunan masyarakat warga Bandung saat itu menmbuat selebaran dan pengumuman agar ''Para Tuan-tuan Turis sebaiknya tidak mengunjungi Bandung apabila tidak membawa istri atau meninggalkan istri di rumah''.
 
Di beberapa daerah dan kota-kota yang didirikanberdiri serta berkembang pada masa Hindia Belanda, juga dikenal nama jalan-jalan yang dikenal seperti halnya Jalan Braga di Bandung seperti [[Jalan Kayoetangan]] di kota [[Malang]] yang juga cukup termashur dikalangan para Turis terutama dari negeri [[Belanda]] juga [[Jalan Malioboro]] di [[Yogyakarta]] dan beberapa ruas jalan di [[Jakarta]]. Namun sayangnya nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau dirubah dari nama sebelumnya yabg dianggap populer seperti halnya Jalan Kayoetangan di kota Malang diganti menjadi Jalan Basuki Rahmat.