Tempat Pengasingan Boven Digoel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 5:
 
== Sejarah Pembangunan Penjara Bouven Digul ==
Awalnya tempat pembuangan tokoh-tokoh Indonesia pada zaman Belanda ini terdapat di Luar Negeri, bebarapa tokoh-tokoh Indonesia telah dibuang dan diasingkan di Luar Indonesia, tokoh Indonesia yang terakhir dibuang di Luar Negeri adalah [[Semaun]] dan [[Darsono]] (dua orang ini adalah pemimpin pemogokan kaum buruh pada tahun 1923).<ref name="buku2">{{cite book|author= D. E. Manu Turoe|title= Cerita dari Digul|publisher= Kepustakaan Populer Gramedia|year=2001|page=XXI|location=Jakarta|ISBN=9789799023490}}</ref> Sebelas tahun sebelumnya dibuang ke Eropa tiga pemimpin partai politik pertama di Indonesia antara lain [[E.F.E Douwes Deker]], [[Suwardi Suryaningrat]], [[Tjipto Mangunkusumo]].<ref name="buku2"/> Kemudian karena di Bouven Digul diperkuat administrasinya oleh Belanda sehingga dibangunlah pengasingan oleh kekuasaan militer pada saat itu.<ref name="buku2"/> Kamp konsentrasi Boven Digoel didirikan oleh Kapten L. Th. Becking pada awal tahun 1927.<ref name="intliit">{{cite web|url=http://afandriadya.com/2012/07/09/kisah-dari-kamp-digul/|accessdate= 27 Juni 2014|title=Kisah Para Tahanan Digul|author=Afandri Adya}}</ref><ref name="ju"/> Sebelumnya Kapten ini dikenal sukses memadamkan pemberontakan komuni di Banten pada November 1926.<ref name="ju">{{cite journal|author=Langgeng Sulityo Budi|title= Pendidikan bagi Tawanan di Boven Digul 1926-42, dalam Jurnal Sejaran Volume 6, Nomor 1|publisher= Yayasan Obor Indonesia|page=84|location= Jakarta}}</ref>
 
Bouven Digul sebenarnya tidak dirancang sebagai sebuah kamp konsentrasi karena tidak ada penyiksaan atau pembunuhan terhadap tawanan di tempat itu.<ref name="jurnal1"/> Pemerintahan kolonial hanya membiarkan tawanan sampai mati, gila atau menjadi hancur.<ref name="jurnal1"/> Dengan adanya pembangunan kamp Bouven Digul ini maka pengasingan di Luar Negeri dihentikan.<ref name="buku2"/> Pembangunan Penjara Bouven Digul ini dibangun untuk pengasingan orang-orang yang dianggap terlibat ataupun bersimpati dalam pemberontakan pada tahun [[1926]]-[[1927]], tanpa melalui keputusan [[pengadilan]].<ref name="buku2"/> Pemberontakan pada masa itu tercatat dalam [[sejarah]] menjadi pemberontakan [[Nasional]] pertama di Indonesia karena 2 alasan.<ref name="buku2"/> Pertama, berbagai pemberontakan terjadi di Kariseidenan-karisidenan di [[Jawa]], [[Sumatera]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]] dan [[Maluku]] yang digerakkan oleh tokoh-tokoh dari berbagai aliran [[politik]] dan pemeluk [[agama]].<ref name="buku2"/> Kedua, Sebelumnya tidak pernah terjadi pemberontakan besar di wilayah yang demikian luas tanpa membedakan suku maupun agama, walaupun tanpa koordinasi Nasional, dengan [[Partai Komunis Indonesia]] sebagai ujung tombak dan menjadi pemula dalam pemberontakan itu.<ref name="buku2"/> Pemberontakan ini bermuara di Digul Hulu atau Bouven Digul.<ref name="buku2"/> Gubernur Jendral de Graef berhadap dengan mengirimkan para pemberontak ke kamp Bouven Digul itu mereka tidak akan mengulangi kelakuannya lagi pada masa selanjutnya.<ref name="jurnal1">{{cite journal|author= Langgeng Sulistyo Budi|publisher=Yayasan Obor Indonesia|location=Jakarta|title= Pendidikan Bagi Dawanan di Bouven Digul 1926-1942, Volume 6, Nomor 1, dalam Jurnal Sejarah|year=2004}}</ref> Sebenarnya kompleks penjara ini dibangun oleh Belanda secara bertahap-tahap dan merintis administrasi secara kuat, agar para tawanan sulit untuk melarikan diri, kemudian ketika penjara ini sudah jadi, kemudian beberapa tokoh Indonesia yang fenomenal dibuang oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1935, tokoh-tokoh tersebut adalah Mohammad Hatta (wakil Presiden 1945), Sutan Syahir, dan para tokoh perjuangan lainnya.<ref name="diiiiggg"> {{id}} {{cite web|url=http://www.jeratpapua.org/penjara-digoel-di-tanah-merah-terlupakan/|accessdate= 27 Juni 2014|title=Penjara DIGOEL di Tanah Merah, Terlupakan|author= Jaringan Kerja Cepat Papua}}</ref> Sutan Syahrir merupakan pemimpin Partai Nasional Indonesia yang pemberontakan terhadap Hindia-Belanda.<ref name="mengenang">{{cite book|author= Rosihan Anwar|title= Mengenang Sjahrir: seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang terisisihkan dan terlupakan|publisher= PT Gramdeia Pustaka Utama|year= 2010|page=320|isbn=9792250093}}</ref> Pergerakan yang dipimpin oleh Sutan syahrir ini selalu dikejar-kejar dengan bantuan semua undang-undang dan peraturan yang diperlukan untuk melindungi kekuasaan dan ketentraman Pemerintah Hindia Belanda, dengan persetujuan Pemerintah dan parlemen Belanda.<ref name="mengenang"/> Pada tahun 1934 seluruh pengurus PNI baru ditangkap dan pemimimpin juga kadernya dibuang ke Boven digul.<ref name="mengenang"/> Kemudian satu tahun kemudian hatta dan sutan syahrir dipindahkan untuk waktu yang tidak ditentukan ke suatu tempat yang dianggap layak bagi seorang cendikiawan, yaitu pulau Bnada Neira di [[Maluku]].<ref name="mengenang"/>