Dataran tinggi Seko: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
BP69Tommy (bicara | kontrib)
menambah referensi, bahasa, dan transportasi.
Tag: BP2014
Baris 1:
{{unreferenced|date=April 2014}}
[[Berkas:Seko_paddy_field.jpg|thumb|275px|Hamparan sawah Seko]]
'''Seko''' atau '''Wono''' adalah suatu [[dataran tinggi]] yang terletak ±1200m–1800m di atas permukaan laut di segitiga perbatasan antara [[provinsi]] [[Sulawesi Barat]], [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]].<ref name="kompas">{{cite web|title= Naik Ojek Termahal di Indonesia Menuju Seko|publisher=Kompas.com|accessdate=28 Juni 2014|url= http://travel.kompas.com/read/2014/06/25/1013098/Naik.Ojek.Termahal.di.Indonesia.Menuju.Seko}}</ref>
 
Secara geografis Seko dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Seko Padang di bagian paling timur, Seko Tengah, dan Seko Lemo. Daerah Seko berada di dataran tinggi pegunungan “Tokalekaju” yang diapit oleh pegunungan Quarles dan Verbeek. Ia berada tepat di bagian tengah ”huruf K” di Pulau Sulawesi sehingga dalam sangat tepat kalau Seko di sebut sebagai JANTUNG SULAWESI. Secara keseluruhan daerah ini memiliki luas wilayah 2.109,19 Km2, merupakan kecamatan terluas dan terjauh dengan jarak sekitar 120 km dari ibukota Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan ini sudah berpenduduk sekitar 14.000 jiwa yang terdiri dari 12 desa yang semuanya sudah beratatus definitif. Kecamatan Seko berada pada ketinggian antara 1.113 sampai 1.485 meter di atas permukaan laut, dengan topografi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit.
 
Sarana transportasi untuk mencapai Seko dari kecamatan terdekat, [[Masamba]], dapat dilakukan melalui jalur udara dengan pesawat perintis, atau jalur darat menggunakan [[ojek]].<ref name="kompas"/> Jalur darat yang dilalui ojek masih berupa jalan tanah yang memiliki banyak rintangan seperti lebar jalan yang sempit dan kondisi tanah basah sehingga cenderung sulit dilalui kendaraan biasa. Perjalanan menggunakan ojek dapat menghabiskan waktu 2-3 hari. Kesulitan untuk menuju Seko menyebabkan ongkos transportasi menggunakan ojek mencapai Rp 1 juta per orang (pada 2014).<ref name="kompas"/>
 
Secara turun-temurun Seko terdiri atas terdapat 9 wilayah adat, yaitu (1), Hono' (2) Lodang, (3) Turong, (4) Singkalong, (5) Ambalong, (6) Hoyane, (7) Pohoneang, (8) Kariango, dan (9) Beroppa’. Wilayah-wilayah adat di Seko ini dikenal sebagai wilayah yang kaya raya akan sumber daya alam baik hasil hutan, mineral, ternak dan hasil-hasil pertanian dan perkebunan lainnya
 
Setidaknya terdapat empat bahasa yang termasuk [[rumpun bahasa seko]] yaitu: Seko Padang, Seko Tengah, Panasuan, dan Budong-budong.<ref name="seko">{{en}} {{cite journal|title= The Seko Languages of South Sulawesi: a Reconstruction*|publisher= SIL International|author= Laskowske, Tom| url=http://www-01.sil.org/asia/philippines/ical/papers/laskowske-Proto%20Seko.pdf}}</ref> Penutur bahasa tersebut berada di sepanjang sungai Karama.<ref name="seko"/>
 
== Kekayaan daerah dan potensi wisata ==
Baris 18 ⟶ 22:
 
=== Seko Tengah ===
 
Disebut seko tengah karna berada ditengah yang diapit oleh seko padang dan seko lemo. nama ini menindikasikan bahwa seko tengah adalah gabungan dari dua etnis suku yang ada di seko, secara turun temurun seko tengah terbagi menjadi beberapa desa, Yaitu : Amballong, Lambiri, Longga, Kalaha.
 
==Rujukan==
{{references}}
{{indo-geo-stub}}